linimassa.id – Pernah mendengar Bigfoot? Sudah banyak tulisan, penelitian, bahkan film kartun yang membahas Bigfoot, salah satunya The Son of Bigfoot.
Bigfoot secara arti harfiah yakni kaki besar. Ini adalah nama bagi makhluk misterius mirip kera yang menghuni hutan-hutan di kawasan Barat Daya Pasifik, Amerika Utara.
Penampakan makhluk ini telah dilaporkan di daerah Kanada dan Amerika Utara sejak abad 19-an. Menurut laporan penampakan, Bigfoot biasanya dideskripsikan sebagai makhluk hominoid berukuran besar, berbulu, dan berjalan dengan dua kaki.
Dilihat dari jejak kakinya, diperkirakan beratnya mencapai 400 kg. Makhluk ini juga dikenal dengan nama sasquatch. Istilah ini merupakan ejaan Inggris yang berasal dari kata sásq’ets dalam bahasa Halkomelem, salah satu bahasa pribumi Amerika.
Kata ini dipilih karena sásq’ets adalah nama hewan legenda yang beredar di kalangan pribumi Amerika Utara.
Banyak ilmuwan mengabaikan keberadaan Bigfoot dan menganggapnya sebagai kombinasi folklor, kekeliruan, dan pemberitaan palsu, daripada sebagai makhluk hidup, karena kurangnya bukti fisik dan jumlah makhluk tersebut yang diperlukan untuk mempertahankan populasinya.
Sejumlah ilmuwan, seperti Jane Goodall, Grover Krantz, dan Jeffrey Meldrum, menunjukkan ketertarikan mereka dan mempercayai kemungkinan keberadaan makhluk ini.
Deskripsi Bigfoot
Dalam laporan penampakan, Bigfoot dideskripsikan sebagai makhluk besar, berbulu, mirip kera, dengan tinggi sekitar 2–3 m (6.6-9.8 kaki), dengan berat lebih dari 500 pon (230 kg), dan ditutupi oleh bulu cokelat tua atau merah pekat. Saksi mata mendeskripsikannya memiliki mata besar, dan tulang alis yang menonjol; ubun-ubunnya disebutkan bundar dan berjambul, seperti gorila jantan.
Bigfoot sering dilaporkan berbau busuk dan menyengat oleh orang-orang yang mengaku berjumpa dengannya. Jejak kakinya berukuran besar, kurang-lebih 24 inci (60 cm) panjangnya dan 8 inci (20 cm) lebarnya. Kebanyakan jejaknya memiliki lima jari—seperti kera pada umumnya—namun beberapa jejak yang diduga milik Bigfoot memiliki jari antara dua hingga enam.
Beberapa di antaranya memiliki bekas cakar, sehingga menimbulkan kemungkinan bahwa itu berasal dari hewan seperti beruang, yang memiliki lima jari dan cakar. Pihak yang percaya mengklaim bahwa Bigfoot adalah makhluk omnivor dan terutama berlaku nokturnal.
Nyata?
Melansir situs Washington National Guard, bigfoot memiliki penampakan seperti pria besar setinggi tujuh kaki dan berbulu serta sering mengendap-endap di hutan dan menakuti orang-orang yang sedang berkemah, penebang pohon, pendaki dll.
Laporan penampakan bigfoot pertama kali tercatat pada tahun 1800an dan hingga 1900an. Biasanya, laporan yang masuk berkaitan dengan penampakan jejak kaki besar, serta video buram yang tidak jelas.
Terlepas dari legenda itu, ilmuwan data, Floe Foxon menilai bigfoot boleh jadi adalah beruang hitam yang sedang berjalan dengan dua kakinya.
Mengutip Science Alert, beruang hitam Amerika (Ursus americanus) biasa berjalan dengan empat kaki. Namun mereka juga dapat berdiri dengan dua kaki belakang untuk dapat terlihat lebih pintar dan kuat.
Karena kebiasaan itu beruang tersebut dari jauh tampak seperti manusia besar. Meskipun, mereka diselimuti bulu yang tebal.
Foxon sendiri bukan yang pertama menduga, bigfoot adalah beruang hitam Amerika. Pada 2005, salah satu pakar membandingkan proyeksi populasi beruang hitam dengan laporan penampakan makhluk ini di tepi barat laut AS.
Namun demikian, pakar tersebut menyimpulkan, ada binatang lain yang tampak seperti Bigfoot ketimbang beruang hitam Amerika.
Di sisi lain pada 2009, ada penelitian lain yang dibuat di wilayah yang sama menunjukkan, ada saling silang antara populasi beruang hitam dengan penampakan makhluk tersebut.
Penelitian itu kemudian digunakan Foxon untuk melebarkan analisanya ke tempat lain di AS dan Kanada di mana beruang hitam dan manusia hidup berdampingan. Data penampakan makhluk ini diperoleh Foxon dari Bigfoot Field Researcher Organization.
Foxon lalu membandingkan informasi tersebut dengan data lokal soal kepadatan dan penyebaran beruang hitam sekaligus kepadatan populasi manusia.
Menurut Foxon, penampakan makhluk ini bisa dijelaskan sebagai penampakan beruang hitam yang salah diidentifikasi.
“Berdasarkan pertimbangan statistik, kemungkinan banyak penampakan sasquatch adalah makhluk lain yang salah diidentifikasi. Jika memang ada, itu mungkin beruang,” tulisnya lagi.
Foxon juga bersikukuh Bigfoot yang disangka muncul di daerah Texas dan Florida adalah makhluk lain. Meskipun, di daerah tersebut, beruang hitam jarang ditemukan. (Hilal)