linimassa.id – Saat ini banyak sekali orang berkata kasar. Padahal dalam Islam, hal ini tidak diperbolehkan loh.
Walaupun bersama teman-teman akrab, berkata kasar itu tidak baik. Berkata kasar bisa menimbulkan kemarahan hingga dendam dari orang yang dikata-katai secara kasar.
Dampak psikologi dari berkata kasar di depan orang lain ialah dapat membelokkan kepribadian orang yang menerima makian itu.
Di samping itu, dalam agama kita dilarang berkata kasar apalagi memaki. Berikut adalah hadis yang membicarakan tentang hukum berkata kotor dalam Islam.
ا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisiakn-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengedakan perdamaian diantara manusia. Barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar (Q.S An-nisa :114)
Yang dimaksud dengan “bisikan-bisikan mereka” adalah ucapan (perkataan) manusia.
Allah Ta’ala juga berfirman:
لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الۡجَــهۡرَ بِالسُّوۡٓءِ مِنَ الۡقَوۡلِ اِلَّا مَنۡ ظُلِمَؕ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيۡعًا عَلِيۡمًا
“Allah tidak menyukai ucapan buruk,( yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dianiya (dizalimi). Allah itu maha mendengar lagi maha mengetahui.: (Q.S An-nisa:148)
Sementara itu, Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunnahnya, dimana Rasulullacah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.”
(Hadits Riwayat At Tirmidzi nomor 2002, hadts ini hasan shahh, lafazh ini milik At Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahadits Ash Shahihah No 876).
Dalam hadīts ini kita perhatikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam telah mengkaitkan antara akhlaq yang mulia dengan lisan yang kotor. Seakan-akan bahwasanya kalau Anda ingin menjadi orang yang berakhlaq mulia jangan memiliki lisan yang kotor. Maka jaga lisan kita. Sesungguhnya orang yang berkata kasar dibenci oleh Allah swt.
Kaum Muslimin di didik dengan ajaran agama yang benar dan lurus. Islam itu rahmatan lil’alamin (menebar kasih sayang terhadap sesama) dan mengutamakan akhlak mulia (akhlaqul karimah).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)
Sifat orang beriman pula tidaklah mengumpat dengan perkataan dan tingkah laku. Ancaman bagi mereka yang mencela seperti itu jelas dalam potongan ayat Surat Al Humazah berikut:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” (QS. Al Humazah: 1)
Ayat ini adalah ancaman bagi orang yang mencela yang lain dengan perbuatan dan mengumpat dengan ucapan. Hamaz adalah mencela dan mengumpat orang lain dengan isyarat dan perbuatan. Sedangkan lamaz adalah mencela orang lain dengan ucapan.
Ancaman wail dalam ayat di atas adalah ancaman berat. Salah satu tafsiran menyatakan wail adalah lembah di neraka..
Juga di antara orang yang tidak boleh diikuti adalah orang yang banyak mengumpang dengan kata-kata kotor seperti ‘tai’ dan ‘anjing’ sebagaimana disebutkan dalam ayat:
هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۢ بِنَمِيۡمٍۙ
“Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.” (QS. Al Qalam: 11).
Mukmin atau muslim yang baik tidak akan berkata keji, kotor, melaknat, mencela, dan sebagainya yang buruk-buruk. Muslim sejati akan berbicara sopan, santun, tidak menyakiti hati orang lain, dan selalu baik dalam berbicara atau berkomentar.
Maka itu, jauhilah perkataan kasar (perkataan kotor), hindari kebiasaan suka menyindir orang lain, suka menjatuhkan orang lain, suka mengejek orang lain, bahkan sampai memfitnah orang lain.
Cara Berhenti
Kebiasaan ini sangat tidak baik jika dilakukan terus menerus. Hal ini karena dalam agama Islam, setiap perbuatan dan perkataan akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Penting sekali untuk mengontrol segala ucapan yang keluar dari mulut kita. Apalagi, ketika sedang berkumpul bersama dengan teman-teman atau rekan sejawat. Terkadang, kita sulit untuk tidak berkata kotor atau kasar karena takut dianggap tidak seru.
Perlu digarisbawahi bahwa berkata kasar, baik itu diucapkan saat marah ataupun bercanda sangat dilarang oleh Islam. Jika sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan, sebaiknya simak cara berhenti berkata kasar di artikel ini.
Mengutip buku Seni Berkeluarga dalam Islam oleh Ibnu Ahmad al-Batani & Ikhris Muhammad (2021), Rasulullah mengajarkan agar umatnya mampu memberikan sanggahan yang halus jika terjadi perdebatan.
Rasulullah juga berpesan agar umatnya dapat bersikap lebih sabar dan tidak berkata kasar agar saling rukun. Beberapa cara berhanti berkata kasar dalam Islam adalah sebagai berikut:
- Bergaul dengan Orang-orang Berakhlak Baik
Langkah pertama untuk menghindari berkata kasar adalah dengan memilih dan memilah pertemanan. Tidak dipungkiri, pertemanan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap cara berpikir, bertindak, maupun berbicara seseorang.
Oleh karena itu, agar ucapan dan perbuatan Anda selalu terjaga, maka tidak ada salahnya untuk memfilter pertemanan. Bergaullah dengan orang-orang yang berhati lembut dan berbicara halus agar dapat terstimulasi untuk melakukan kebiasaan yang sama.
- Belajar Mengontrol Emosi
Cara menghindari berkata kasar yang selanjutnya adalah dengan belajar mengontrol emosi. Biasanya, situasi yang membuat orang ingin berkata kasar adalah ketika sedang merasa marah dan kesal terhadap seseorang atau sesuatu. Oleh karena itu, kemampuan mengontrol emosi sangat dibutuhkan agar tidak mudah berkata buruk.
- Berpikir Sebelum Berbicara
Orang yang bijak adalah orang yang mendahulukan berpikir sebelum berbicara atau bertindak. Hal ini penting untuk dibiasakan agar kita dapat merenungi terlebih dahulu perkataan yang akan diucapkan.
Jangan sampai perkataan yang dilontarkan menyakiti orang lain, sehingga menimbulkan dosa bagi Anda.
- Banyak Berdzikir
Berdzikir mempunyai banyak fadhilah bagi siapapun yang membiasakannya. Ada banyak kalimat dzikir yang bisa diucapkan, seperti hamdalah, takbir, istighfar, tasbih, dan masih banyak lagi. Dengan rutin berdzikir, maka hati akan merasa lebih sejuk dan damai, sehingga ucapan dari bibir bisa lebih terkontrol. (Hilal)