linimassa.id – Berawal dari rasa prihatin atas kondisi hewan ternak yang sering dianiaya, Hari Hewan Ternak Sedunia dihadirkan setiap 2 Oktober sebagai peringatan.
Hewan-hewan ternak, seperti ayam, babi, sapi, kalkun, dan binatang darat lainnya, sering memperoleh perlakuan kejam setiap tahunnya, misalnya dikurung, ditempatkan pada kandang sesak, hingga dibius. Hal ini tentu membuat hewan memperoleh perlakuan yang tidak layak.
Perayaan ini diambil sesuai dengan ulang tahun pemimpin spiritual sekaligus aktivis hak asasi manusia, yaitu Mahatma Gandhi.
Ia percaya, semua makhluk hidup harus diperlakukan dengan layak, terhormat, dan bermartabat, termasuk hewan.
Hari Hewan Ternak Sedunia ini berkaitan dengan kampanye internasional mengenai Gerakan Hak-Hak Hewan Ternak pada 1983. Ini berkaitan dengan banyak hewan ternak yang dibunuh dan dianiaya demi kepentingan manusia.
Akhirnya, organisasi Farm Animal Rights Movement (FARM) menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Hewan Ternak Sedunia pada 1983.
Tujuan
Laman National Day melansir, perayaan tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran manusia agar memperlakukan segala jenis hewan dengan baik serta mendorong terciptanya dunia yang welas asih di mana binatang tidak diperlakukan sebagai produk belaka, melainkan sesama makhluk hidup.
Perayaan ini juga diharapkan mampu memunculkan solusi demi peningkatan kesejahteraan hewan-hewan tersebut.
Secara spesifik, ini beberapa alasan pentingnya perayaan World Day for Farmed Animals berdasarkan laman National Day:
- Mendorong perlakuan baik terhadap binatang.
- Mendorong transformasi di bidang industri peternakan.
Kategori Ternak
Bagi yang masih biingung, kategori hewan ini dapat berupa binatang apa pun (termasuk serangga dan vertebrata tingkat rendah seperti ikan dan katak).
Namun hewan ini biasanya merujuk kepada unggas dan mamalia domestik, seperti ayam, angsa, kalkun, atau itik untuk unggas, serta babi, sapi, kambing, domba, kuda, atau keledai untuk mamalia.
Sebagai tambahan, di beberapa daerah di dunia juga dikenal hewan ternak yang khas seperti unta, llama, bison, burung unta, dan tikus belanda mungkin sengaja dipelihara sebagai ternak.
Jenis ini bervariasi di seluruh dunia dan tergantung pada sejumlah faktor seperti iklim, permintaan konsumen, daerah asal, budaya lokal, dan topografi.
Kelompok hewan selain unggas dan mamalia yang dipelihara manusia juga disebut (hewan) ternak, khususnya apabila dipelihara di tempat khusus dan tidak dibiarkan berkelana di alam terbuka.
Penyebutan “ternak” biasanya dianggap “tepat” apabila hewan yang dipelihara sedikit banyak telah mengalami domestikasi, tidak sekadar diambil dari alam liar kemudian dipelihara. Ke dalam kelompok ini termasuk ngengat sutera, berbagai jenis ikan air tawar (seperti ikan mas, gurami, mujair, nila, atau lele), beberapa jenis katak (terutama bullfrog), buaya, dan beberapa jenis ular.
Hewan yang dipelihara di dalam kandang umumnya bersifat intensif jika pemeliharaan di luar ruangan tidak dianggap menguntungkan karena membutuhkan lahan yang luas.
Namun pemeliharaan di dalam kandang bersifa kontroversial karena menghasilkan berbagai masalah seperti bau, penanganan limbah, persebaran penyakit hewan, dan kesejahteraan hewan. (Hilal)