LINIMASSA.ID – Canyoneering atau canyoning ialah ktivitas seru yang memadukan panjat tebing dan terjun ke air terjun, olahraga ini kini menjadi tren baru di kalangan anak muda, terutama mereka yang hobi tantangan dan ingin tampil beda di media sosial.
Media sosial belakangan ini diramaikan dengan unggahan para Gen Z yang mencoba olahraga ekstrem bernama Canyoneering.
Fenomena canyoneering ini tak hanya memperlihatkan keberanian, tetapi juga menggambarkan gaya hidup aktif dan menyatu dengan alam. Aktivitas ini biasanya dilakukan di kawasan curug atau air terjun dengan medan terjal dan aliran air yang deras.
Sejumlah curug di Bogor, seperti Curug Tebing, Curug Saderi, dan Curug Hordeng, menjadi destinasi favorit para pemburu adrenalin Gen Z.
Tak hanya Bogor, Canyoneering di Banten pun tak mau ketinggalan. Beberapa lokasi air terjun di provinsi ini seperti Curug Mangrod, Curug Cikotak, dan Curug Leuwi Bumi, juga dinilai potensial untuk aktivitas canyoning.
Daya tariknya bukan hanya pemandangan alam yang memesona, tetapi juga tantangan medan yang cocok untuk olahraga ekstrem tersebut. Meskipun terlihat menyenangkan dan penuh gaya, canyoneering tetap termasuk dalam kategori olahraga berisiko tinggi.
Oleh karena itu, bagi siapa pun yang ingin mencoba, penting untuk memahami prosedur keselamatan dan mempersiapkan diri secara matang. Berikut beberapa tips penting yang wajib diperhatikan sebelum menaklukkan tebing dan air terjun:
8 Hal yang Wajib Diperhatikan Sebelum Canyoneering

1. Gunakan Jasa Pemandu Profesional
Canyoneering bukan aktivitas sembarangan. Untuk pemula, sangat disarankan untuk bergabung dalam open trip atau operator resmi yang sudah memiliki reputasi baik. Mereka biasanya menyediakan peralatan berstandar dan tim penyelamat jika terjadi keadaan darurat.
2. Lengkapi Diri dengan Peralatan Standar
Keselamatan adalah prioritas utama. Peralatan Canyoneering seperti helm, pelampung, harness, dan sepatu khusus canyoning dengan grip anti-slip wajib dikenakan. Hindari menggunakan sandal gunung biasa karena berisiko terpeleset di jalur licin.
3. Jangan Malu untuk Menolak Tantangan
Jika merasa tidak siap untuk melompat dari ketinggian atau menuruni tebing curam, tidak ada salahnya untuk berkata “tidak”. Dengarkan tubuh dan hormati batas kenyamanan diri sendiri.
4. Pemanasan Itu Wajib
Sebelum mulai kegiatan, lakukan pemanasan ringan. Otot yang sudah dipersiapkan akan mengurangi risiko cedera, terutama ketika harus bergerak cepat di medan licin atau menahan beban tubuh saat menggunakan tali.
5. Jangan Pisah dari Rombongan
Sebagian besar lokasi canyoning berada di kawasan terpencil seperti hutan atau lembah yang sulit mendapatkan sinyal. Selalu bersama kelompok dan hindari berjalan sendirian, apalagi tanpa alat komunikasi darurat.
6. Perhatikan Kondisi Cuaca
Musim hujan bukan waktu yang tepat untuk canyoneering. Debit air bisa meningkat secara tiba-tiba dan memicu banjir bandang. Selalu periksa prakiraan cuaca dan tunda jika ada peringatan dari BMKG.
7. Bawa Dry Bag Kecil
Benda penting seperti ponsel, makanan ringan, atau kotak P3K pribadi sebaiknya dibawa dalam dry bag. Kantong kedap air ini akan menjaga barang-barang tetap kering dan aman meski terkena percikan air.
8. Lindungi Alam Sekitar
Kegiatan ekstrem ini juga harus diiringi kesadaran lingkungan. Bawa kembali semua sampah dan hindari merusak vegetasi di sekitar curug. Ingat, alam yang kita nikmati hari ini harus tetap lestari untuk generasi berikutnya.
Fenomena canyoneering yang kini digandrungi Gen Z bukan hanya tentang memacu adrenalin atau berburu konten estetik. Lebih dari itu, aktivitas ini mengajarkan pentingnya persiapan, kerjasama tim, serta kepedulian terhadap keselamatan dan lingkungan.
Dengan meningkatnya minat anak muda terhadap canyoning, diharapkan industri wisata alam di Indonesia juga bisa lebih berkembang dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keberlanjutan.