LINIMASSA.ID – Bank Sampah Gen Z, komunitas lingkungan dari Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Pandeglang, terus menunjukkan eksistensinya dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat.
Sebagai gerakan akar rumput, Bank Sampah Gen Z menggabungkan semangat kepedulian dengan inovasi sosial yang menyasar langsung kebutuhan warga.
Diketuai oleh Mohamad Adroni, komunitas Bank Sampah Gen Z ini aktif mengajak warga untuk memilah dan mengelola sampah, terutama plastik dan minyak jelantah. Lewat kegiatan edukatif dan praktik langsung, mereka berhasil menciptakan lingkungan yang lebih bersih sekaligus bernilai ekonomis.
Langkah mereka semakin kuat setelah terpilih sebagai salah satu peserta Startup Desa Vol. 2.0 yang digagas oleh Cendekiawan Kampung. Program ini berlangsung selama dua hari satu malam, tepatnya pada 15–16 Juli 2025, di kawasan Batu Goong, Pandeglang.
Kegiatan Bank Sampah Gen Z ini menjadi wadah bagi komunitas lingkungan dan inisiatif desa untuk berkembang sebagai model kewirausahaan sosial yang berkelanjutan.
Di sinilah Bank Sampah Gen Z membuktikan bahwa gerakan lingkungan bisa berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi.
Menurut Adroni, ide awal terbentuknya komunitas muncul dari keresahan terhadap kondisi lingkungan yang dipenuhi sampah. “Kita bikin Bank Sampah Gen Z tuh awalnya karena resah. Tiap hari liat sampah plastik numpuk di sungai, nyangkut ke pantai. Sayang banget, daerah wisata tapi kotor. Nah, dari situ kita mikir, kenapa enggak kita olah aja jadi sesuatu yang berguna,” jelasnya.
Kolaborasi Bank Sampah Gen Z dan Dukungan Pejabat Daerah
Acara Bank Sampah Gen Z ini juga menghadirkan sejumlah narasumber penting yang memberikan arahan strategis dan motivasi kepada peserta. Tiga di antaranya adalah Dr. H. Sutoyo, S.Pd., M.Si (Kepala BAPPEDA Kabupaten Pandeglang), TB. Asep Rafiudin Arief, M.I.Kom (Anggota DPRD Pandeglang), dan Muhammad Syahrial Firman (Kepala BPJS Ketenagakerjaan Pandeglang Labuan).
Kehadiran para tokoh ini memberikan dorongan moral dan pemahaman baru bagi peserta, terutama komunitas lingkungan yang sedang tumbuh di desa-desa. Mereka mendorong pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan kreatif dan mandiri.
Program Bank Sampah Gen Z ini tak hanya menghadirkan pelatihan teknis, tetapi juga memperkuat jejaring antar penggerak desa. Interaksi yang terbuka dan suasana kekeluargaan menjadikan proses belajar lebih menyenangkan dan bermakna.
Bagi Bank Sampah Gen Z, program ini menjadi momentum penting untuk memperluas jangkauan dan memperkuat dampak positif dari aktivitas mereka. Mereka percaya bahwa pengolahan sampah tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, Bank Sampah Gen Z terus melangkah maju membawa perubahan. Komunitas lingkungan ini menjadi bukti bahwa dari desa pun, inovasi dan kepedulian bisa tumbuh dan memberi manfaat nyata.