linimassa.id – Pada kondisi tertentu, kadang kita kerap menahan kencing. Entah di atas bis tanpa toilet, sedang rapat, sedang asyik nonton, dan sebagainya. Namun ternyata menahan kencing, sangat tidak dianjurkan.
Laman Siloam Hospital menyebut, buang air kecil merupakan suatu proses pengeluaran sisa limbah dari tubuh melalui urine.
Menahan buang air kecil adalah kebiasaan yang tampak sepele namun cukup berbahaya bagi tubuh. Ada beberapa gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat menahan buang air kecil, seperti infeksi saluran kemih (ISK) hingga batu ginjal.
Menahan buang air kecil sesekali waktu karena kondisi tertentu sebenarnya tidak masalah. Tetapi, jika sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus-menerus, maka hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan, mulai dari batu kandung kemih, nyeri pinggang, kebocoran urine, dan lain-lain.
Nyeri dan Tidak Nyaman
Salah satu akibat menahan buang air kecil adalah timbulnya rasa nyeri dan tidak nyaman di area kandung kemih. Hal ini terjadi karena kandung kemih memiliki batas dalam menampung urine. Jika urine terus-menerus di tahan, maka kandung kemih akan semakin penuh dan akhirnya meregang sehingga menyebabkan nyeri.
Jika hal tersebut terjadi secara berkepanjangan, maka kandung kemih akan longgar permanen dan mempersulit kontraksi.
Akibatnya, penderita mengalami keluhan sulit atau bahkan tidak bisa buang air kecil. Terkadang kondisi ini membuat penderitanya memerlukan kateter untuk mengeluarkan urine.
Batu Kandung Kemih
Kebiasaan menahan buang air kecil juga dapat membuat proses berkemih tidak tuntas dan menyisakan sisa urine di kandung kemih. Dalam jangka panjang, kebiasaan tersebut bisa memicu terbentuknya batu kandung kemih. Kondisi ini menyebabkan rasa nyeri saat buang air kecil, nyeri perut bagian bawah, hingga urine bercampur darah.
Inkontinensia Urine
Akibat menahan buang air kecil berikutnya adalah inkontinensia urine, yaitu kebocoran urine/mengompol karena melemahnya otot kandung kemih. Terlalu sering menahan kencing dapat membuat otot kandung kemih mengencang, lama-kelamaan kekuatan otot pun akan mengendur dan elastisitasnya berkurang.
Nyeri Pinggang
Akibat menahan buang air kecil ternyata tidak hanya berdampak pada organ-organ urologi, tetapi juga bisa menyebabkan timbulnya rasa nyeri di pinggang. Pasalnya, ketika kandung kemih hampir penuh, saraf di area organ tersebut sudah aktif sehingga memunculkan keinginan untuk buang air kecil.
Akan tetapi, jika urine tidak segera dikeluarkan, maka tubuh harus melawan sinyal yang diberikan saraf kandung kemih dan otak. Akibatnya, muncul gejala seperti bulu kuduk berdiri (merinding) serta perut bawah terasa penuh dan nyeri. Kebiasaan inilah yang dapat menyebabkan rasa nyeri menjalar hingga pinggang.
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) menjadi salah satu alasan selanjutnya untuk jangan menahan buang air kecil. ISK disebabkan oleh penumpukan bakteri di sekitar pembukaan uretra. Ketika urine tertahan, bakteri akan berkembang biak dan dapat menyebabkan infeksi di saluran kemih.
Batu Ginjal
Kebiasaan menahan buang air kecil juga berpotensi memicu terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal adalah kondisi mengerasnya tumpukan asam urat atau kalsium yang berikatan dengan bahan kimia oksalat atau fosfor di dalam urine.
Batu ginjal yang masih berukuran kecil biasanya akan ikut keluar bersama urine tanpa menimbulkan rasa nyeri. Namun, kebiasaan menunda buang air kecil akan menyebabkan penumpukan batu ginjal yang dapat menyatu dan membesar. Ketika hal ini terjadi, batu dapat menyumbat saluran kemih dan membuat penderitanya merasa nyeri ketika buang air kecil.
Cara Mencegah
Pada dasarnya tubuh memiliki kapasitas untuk menahan buang air kecil, namun jika terlalu lama menundanya akan berdampak buruk pada kesehatan. Oleh karenanya, segera buang air kecil ketika muncul rasa ingin buang air kecil. Akan lebih baik jika Anda buang air kecil secara teratur setiap tiga jam sekali, sekalipun tubuh belum menunjukkan tanda-tanda ingin buang air kecil.
Perhatikan pula munculnya tanda-tanda ketika kandung kemih siap mengeluarkan urine, seperti perut kembung atau rasa penuh pada kandung kemih. Maka, itulah waktu yang tepat bagi Anda untuk buang air kecil.
Apabila dalam perjalanan jauh, sebaiknya batasi mengonsumsi air untuk mencegah rasa ingin buang air kecil di tengah perjalanan. Hindari pula minuman yang bersifat diuretik seperti soda, kopi, dan wine yang dapat memicu produksi urine lebih banyak.
Alami
Kebutuhan untuk buang air kecil benar-benar merupakan suatu hal yang alami. Itulah sebabnya kita perlu melakukannya dengan frekuensi tertentu, sehingga tubuh dapat menghilangkan semua sisa dan limbah produk yang tidak diperlukan. Namun, tidak sedikit orang yang punya kebiasaan buruk menahan buang air kecil karena alasan tertentu.
Ternyata, kandung kemih seseorang bisa menahan sekitar 500 ml kencing sebelum rasa kebelet akhirnya datang. Kebiasaan menahan kencing dalam waktu lama ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan untuk jangka panjang. Apa saja?
Menahan buang air kecil bisa menyebabkan infeksi saluran kemih, pembengkakan kandung kemih hingga membuat kandung kemih menjadi sensitif akibat koleksi bakteri di sekitar pembukaan uretra dan sensor menjadi terlalu aktif sehingga membuat kencing lebih sering dari biasanya.
Tidak hanya itu, menahan buang air kecil terlalu sering bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal. Pasalnya, batu ginjal merupakan “batu” kecil yang terbentuk dalam ginjal dari kelebihan natrium dan kalsium. Jika endapan mineral ini tidak dikeluarkan secara teratur melalui urin, maka akan membentuk batu.
Terakhir, menahan kencing bisa membuat Interstitial cystitis (IC). Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan kandung kemih. Gejala dari IC termasuk rasa sakit di panggul dan beser (dengan melibatkan buang air kecil lebih dari enam puluh kali dalam satu hari). Jadi, sayangi kandung kemihmu dengan jangan tahan buang air kecil! (Hilal)