linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Badak Jawa Musofa Mati di Kawasan JRSCA TNUK
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > News > Badak Jawa Musofa Mati di Kawasan JRSCA TNUK
News

Badak Jawa Musofa Mati di Kawasan JRSCA TNUK

Andra 27 November 2025
Share
waktu baca 4 menit
Badak Jawa
Badak Jawa bernama Musofa mati, Kamis 27 November 2025
SHARE

PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Seekor Badak Jawa benama Musofa dilaporkan mati setelah menjalani proses translokasi di kawasan Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Kabar kematiannya menyita perhatian publik karena spesies ini merupakan salah satu mamalia paling langka di dunia.

Badak Jawa Musofa tidak berhasil diselamatkan lantaran diduga memiliki penyakit kronis bawaan yang memperburuk kondisi kesehatannya.

Upaya translokasi tersebut sebenarnya merupakan bagian dari program konservasi jangka panjang untuk memperkuat populasi Badak Jawa melalui pemindahan individu ke area khusus penelitian dan pengelolaan.

Kepala Balai TNUK, Ardi Andono, menjelaskan bahwa seluruh proses pemindahan Badak Jawa Musofa telah dipersiapkan dengan matang.

“Prosesnya melibatkan para pakar konservasi satwa liar dari dalam dan luar negeri, dokter hewan, personel TNI, serta berbagai mitra konservasi,” ujarnya melalui rilis resmi, Kamis 27 November 2025.

Ardi menyebut translokasi menjadi langkah penting karena kondisi DNA Badak Jawa saat ini berada pada tingkat keragaman yang mengkhawatirkan sehingga membutuhkan program breeding yang lebih terstruktur.

“Upaya yang dilakukan mencakup penerapan Assisted Reproductive Technology (ART), biobank, hingga kemungkinan gen editing,” jelasnya.

Populasi Badak Jawa

Berdasarkan kajian IPB University, populasi Badak Jawa kini hanya memiliki dua haplotipe—haplotype 1 dengan tingkat inbreeding 58,5 persen dan haplotype 2 sekitar 6,5 persen. Seluruh prosedur translokasi dilakukan mengacu pada standar konservasi internasional disertai simulasi, penilaian etik, dan kesiapan logistik.

Musofa berhasil dipindahkan tanpa mengalami cedera. Namun penyakit kronis yang telah lama dideritanya menjadi hambatan medis yang sulit ditangani.

- Advertisement -
Ad imageAd image

“Translokasi ini merupakan tonggak sejarah bagi konservasi Badak Jawa karena Musofa adalah individu pertama yang dipindahkan,” kata Ardi. Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya memperkuat keberlanjutan populasi dan meningkatkan keragaman genetik di habitat alaminya.

Ardi juga memaparkan kronologi kejadiannya. Musofa masuk ke pit trap pada 3 November 2025. Setelah mempertimbangkan kondisi cuaca dan faktor keselamatan, pemindahan dilakukan, dan Musofa tiba di JRSCA pada 5 November 2025 dalam keadaan stabil serta menunjukkan proses adaptasi awal yang cukup baik. Pemantauan intensif dilakukan oleh tim dokter hewan sejak hari pertama.

Namun, pada 7 November 2025, kondisi klinisnya memburuk. Upaya medis darurat segera diberikan, tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan pada sore hari tersebut.

Tim patologi dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University kemudian melakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian.

Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit kronis pada lambung, usus, dan otak, disertai infeksi parasit dalam jumlah besar serta tanda-tanda degenerasi jaringan.

Selain itu ditemukan juga luka lama akibat perkelahian di alam liar, meski bukan merupakan penyebab utama kematiannya.

“Temuan ini menjadi bahan penting untuk meningkatkan standar pengelolaan kesehatan Badak Jawa di habitat alaminya,” ungkap Ardi.

Balai TNUK bersama IPB University, akademisi, dan mitra konservasi kini menyiapkan langkah lanjutan berupa analisis menyeluruh untuk memperkuat deteksi dini penyakit, pengelolaan habitat, serta pemantauan kesehatan populasi.

“Kepergian Musofa adalah duka mendalam bagi kami, tetapi juga menjadi pengingat betapa kompleksnya upaya melindungi spesies yang sangat terancam punah,” tuturnya.

Sebelumnya, Indonesia mencatat sejarah baru dengan dilaksanakannya translokasi pertama seekor Badak Jawa melalui “Operasi Merah Putih,” yang memindahkan Musofa dari habitat aslinya ke kawasan konservasi khusus JRSCA.

Kolaborasi lintas lembaga, terutama dukungan Marinir TNI, menjadi bagian penting dari misi konservasi berisiko tinggi tersebut.

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
26 November 2025
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image

Terkini

Pedagang pentol cilok
Pedagang Pentol Cilok di Tasikmalaya Jadi Tersangka Penggelapan Rp130 Juta
News
Ngider Sehat Premium
HKN ke-61, Wali Kota Tangsel Resmikan Layanan Kesehatan Ngider Sehat Premium
News
Kejari Cilegon
Kejari Cilegon Musnahkan Ribuan Gram Narkoba dan Puluhan Barang Bukti dari Beragam Perkara
News
Buruh demo
Ribuan Buruh Demo Kantor Bupati, Tuntut Kenaikan Upah 12 Persen
News
HUT ke-17 Kota Tangsel
HUT ke-17 Kota Tangsel, Sekda: Kondusif dan Kolaborasi
Khazanah
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?