linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Asal Mula Pengamen, Sudah Ada Sejak Abad Pertengahan
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Asal Mula Pengamen, Sudah Ada Sejak Abad Pertengahan
Gaya Hidup

Asal Mula Pengamen, Sudah Ada Sejak Abad Pertengahan

Hilal Ahmad 7 April 2024
Share
waktu baca 8 menit
Pengamen (Foto : Liputan 6)
Pengamen (Foto : Liputan 6)
SHARE

linimassa.id – Saat ini pengamen mudah ditemukan di manapun. Pengamen, seniman jalanan atau dalam bahasa Inggris street singers atau buskers merupakan sekelompok orang maupun individu yang melakukan pertunjukan di tempat umum baik bernyanyi, menari, maupun bermain alat musik untuk mendapatkan uang.

Contents
PlovdivMusik

Selama ini, pengamen jalanan sering beroperasi di setiap lampu merah, terminal, di dalam bus, di depan pertokoan, pasar, tempat wisata, dan lain-lain.

Secara sejarah, pengamen telah ada sejak abad pertengahan, terutama di Eropa. Bahkan di kota lama London, terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang berada di Islington.

Pada saat itu, musik di Eropa berkembang sejalan dengan penyebaran musik keagamaan, yang kemudian dalam perkembangannya pengamen menjadi salah-satu landasan kebudayaan yang berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.

 

Plovdiv

Laman BBC menyebut, badan penyiaran nasional BNT mengungkapkan bahwa para musisi jalanan di Plovdiv, Bulgaria Tengah, diizinkan bernyanyi dan bermain musik untuk mendapatkan nafkah di jalan-jalan utama kota dengan syarat mereka memiliki latar belakang diploma pendidikan musik.

Poldiv merupakan kota terbesar kedua di Bulgaria yang memiliki jumlah penduduk yang padat. Pemerintah setempat ingin mengikuti kota lain yang menerapkan peraturan bagi para pengamen jalanan, seperti Madrid yang pada tahun 2013 lalu mulai memberlakukan audisi untuk para pengamen jalanan.

Pemerintah pun kini membagi Plovdiv ke dalam tiga zona:

* Zona pertama digunakan untuk tempat perbelanjaan dan wilayah Kota Tua terbuka hanya untuk para pengamen yang memiliki ijazah,

* Zona kedua dibuka untuk mereka yang tidak memiliki ijazah resmi, tetapi minimal sudah pernah tampil di acara musik atau ikut sebuah kompetisi,

- Advertisement -
Ad imageAd image

* Zona ketiga, para pengamen bisa bebas mencari uang.

Peraturan ini bukan bermaksud untuk menyulitkan para pengamen jalanan, melainkan pihak pemerintah hanya ingin memastikan bahwa para musisi cukup bagus dan berkualitas untuk menghibur para wisatawan dan warga kota itu sendiri.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia “ngamen” terdiri dari dua pengertian, pertama sebagai kegiatan keliling bermain musik dengan mengharapkan bayaran, kedua sebagai kegiatan pergi melaut mencari ikan.

Dalam kamus online pengamen ditulis sebagai “beg while singing playing musical instruments or reciting prayers, atau be persistent(memaksa). Pengertian-pengertian yang diberikan dalam beberapa kamus pengertiannya hampir sama.

Kegiatan bermain musik dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan imbalan sukarela atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang mereka suguhkan berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kualitas maupun performanya.

 

Musik

Kendati bentuk musik yang dikembangkan lewat gereja sebenarnya adalah berdasarkan dasar-dasar pengetahuan musik Yunani. Melalui gereja, bentuk dasar itu dikembangkan selaras dengan perkembangan seni Drama, Seni Rupa dan Sastra.

Bentuk musik yang dikembangkan lewat gereja itu, akhirnya dikenal sebagai Liturgi, kata yang berasal dari bahasa latin, Liturgia (Doa Dalam Bentuk Nyanyian).

Pada saat musik gereja berkembang pesat, di luar gereja berkembang suatu bentuk musik yang boleh dikatakan agak liar dan mempunyai tema yang lebih luas. Seperti cinta tidak sekedar digambarkan sebagai hubungan manusia dengan Tuhan secara frontal.

Oleh kalangan gereja, bentuk musik ini disebut sebagai musik duniawi. Dalam proses penciptaan atau terjadinya bentuk musik duniawi ini, tidak ada sangkut pautnya dengan gereja. Kendati pada awalnya antara musik gereja dan musik duniawi ini memang memiliki kesinambungan.

Musik duniawi yang berkembang saat itu, umumnya dibawakan atau dinyanyikan oleh para musafir atau pengelana. Mereka menggunakan alat musik yang sederhana dan praktis, biasanya alat musik berdawai semacam gitar.

Para musikus pengembara itu berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, mengelilingi negeri, sambil bernyanyi. Mereka mendapatkan upah atau imbalan dari para penikmat musiknya.

Di Perancis, musafir pemusik ini disebut troubadour, dan di Jerman disebut minnesaenger. Sampai saat ini, budaya semacam itu masih banyak dilakukan oleh kaum Gypsi, yang berada di daerah Spanyol.

Bahkan pengaruh musik mereka juga sempat terbawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis. Musik mereka itu diserap oleh seniman musik Indonesia sebagai musik Keroncong. Keroncong asli kerap disebut sebagai keroncong moritsku atau morisko.

Perkataan ini berasal dari moresca, yaitu sejenis tari pedang yang khas di antara bangsa Spanyol dan Portugis. Kerangka musik ini berkaitan juga dengan musik-musik Abad Tengah.

Fenomena itu mungkin menjadi awal kemunculan bentuk musik jalanan. Seperti di Indonesiapun, budaya ngamen semacam itu, sudah ada sejak sekitar abad ketiga belas, saat kejayaan Kediri atau Kahuripan.

Saat itu sudah dikenal rombongan kesenian musik yang berjalan dari satu tempat ke tempat lain, dan menghibur lewat syair atau pantun yang berisi dongeng Panji. Mereka akrab disebut sebagai Dalang Kentrung. Keberadaan mereka terkadang berarti sakral bagi masyarakat yang dilewatinya, karena apa yang mereka lantunkan tidak sekedar hiburan, tetapi terkadang merupakan nasehat, isyarat bahkan ramalan masa depan dari situasi.

Namun dalam perkembangan jaman yang semakin kompleks, budaya ngamen ini juga ikut berkembang menjadi salah satu peluang untuk mencari nafkah dari sementara orang. Seperti banyaknya pengamen yang saat ini terlihat di sekeliling kita, sebernarnya juga menyimpan bermacam-macam motif. Ada yang melakukannya untuk mencari identitas, ada yang melakukan karena iseng, ada pula yang jadi pengamen karena memang harus mengejar nafkah.

Padahal dari karakter musik jalanan ini, terkadang muncul sebuah bentuk musik baru yang menarik untuk disimak.

Mereka umumnya memiliki karakter diri yang kuat. Walau harus diakui banyak dari musisi jalanan ini yang memiliki keterbatasan di sisi akademik. Namun umumnya mereka memiliki keberanian dan karakter diri yang kuat.

Terkadang sebuah lagu yang mereka bawakan, secara teori akademik memang mengalami pendangkalan.

Selain mereka memainkannya dengan peralatan ala kadarnya atau terbatas, tetapi optimisme yang mereka miliki membuat lagu-lagu tersebut mampu terdengar dalam bentuk yang berbeda dari aslinya.

Lagu-lagu tersebut mampu muncul dalam bentuk yang mandiri dan spesifik. Mereka memang jarang menjadi epigon, Hal itu terlihat dari nama-nama besar yang asalnya juga menyerap dan membentuk karakter dirinya lewat jalanan seperti, Leo Kristi, Iwan Fals, Kuntet Mangkulangit, Kelompok Slank dan banyak lagi lainnya.

Sementara di mancanegara, tidak terhitung tokoh-tokoh musik jalanan yang karyanya menjadi legenda dan banyak dibawakan oleh artis-artis musik lainnya, salah satu diantaranya yang dianggap sebagai bapak penyanyi jalanan di Amerika, Bob Dylan, salah satu karyanya yang monumental, Blowind In the Wind, sampai saat ini sudah direkam dalam banyak versi.

Kebanyakan para pengamen atau penyanyi jalanan ini selalu tampil sebagai dirinya sendiri. Hingga tak jarang lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi versi lain yang tak kalah menarik dari komposisi versi aslinya.

Contohnya lagu-lagu popular dari kelompok Koes Ploes misalnya, hampir setiap pengamen pernah membawakannya. Namun sulit mencari yang membawakan dalam bentuk yang sama. Hampir semua mempunyai versi atau gaya berbeda dalam membawakannya.

Bila keberadaan para pengamen ini bisa mendapatkan arahan secara edukasi yang tepat dan berkesinambungan, bukan tidak mungkin dunia ngamen ini akan menjadi semacam lahan mentah dari pencarian bentuk-bentuk musik pop Indonesia, yang kian hari terasa semakin canggih dibidang skill atau keterampilan teori, namun semakin tipis dalam karakter, terutama bila menyentuh akar tradisi dan budaya yang semestinya menjadi ujung tombak untuk dikembangkan secara lebih luas ke dunia musik internasional sebagai aset bangsa dan negara. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Tangsel
Wali Kota Tangsel Benyamin Klaim Realisasi PAD Lebih dari 50 Persen, Capai Rp2,9 Triliun
Pemerintahan
Paphricia
Paphricia Laporkan 3 Influencer ke Polres Tangsel soal Pencemaran Nama Baik
News
Kejari Tangsel
Jaksa Masuk Sekolah Kejari Tangsel di SDN Pondok Jagung 02, Siswa Melek Hukum Sejak Dini
Pendidikan
Investasi emas digital
Investasi Emas Digital Menjadi Tren di Kalangan Anak Muda
Keuangan
Suryadharma Ali wafat
Suryadharma Ali Wafat: Menteri Agama Zaman Presiden SBY
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?