linimassa.id – Hampir sebagian masyarakat muslim di Indonesia gemar menyantap makanan bersantan. Pun saat berbuka puasa. Apakah perilaku ini sehat?
Menu kaya santan seperti kolak dan berbagai jenis es kerap menghiasi meja makan. Tahukah kamu, makanan bersantan tidak dianjurkan untuk dimakan dalam jumlah banyak?
Laman Klik Dokter menyebut, konsumsi santan secara berlebihan tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Jika santan dikonsumsi dalam jumlah banyak, maka dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat seperti LDL.
Jenis makanan bersantan juga sebenarnya cukup berbahaya. Sebab selain menyebabkan gangguan kolesterol tubuh, santan juga dapat menyebabkan gejala mag. Selain itu, santan mengandung lemak jenuh dan tak jenuh, gula, kalsium, sedikit protein serta mineral lainnya.
Lemak tersebut dapat menyebabkan beberapa gangguan pada lambung seseorang. Pada dasarnya lemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna di dalam lambung.
Kandungan lemak pada santan juga dapat memperparah gejala dispepsia seperti mual, perut terasa begah dan nyeri ulut hati.
Berdasarkan ini, jadi hindarilah makanan bersantan atau kaya lemak saat perut kosong dan berbuka puasa.
Dampak
Terlalu sering berbuka dengan menu bersantan memiliki dampak tidak sehat. Laman Halodoc menyebut, santan menjadi salah satu menu makanan sehat jika dikonsumsi dengan tepat.
Data dari Panganku Kemenkes RI menyebutkan, santan memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti lemak, protein, vitamin C, fosfor, kalium, dan antioksidan.
Apabila diperhatikan melalui kandungan nutrisi yang dimiliki, mengonsumsi santan dalam jumlah yang tepat membantu menunjang kesehatan tubuh.
Meski banyak mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh, tetapi mengonsumsi makanan bersantan tetap harus dibatasi agar tidak terlalu berlebihan. Sebab, hal tersebut tentu akan berdampak negatif terhadap kesehatan, seperti:
Meningkatkan Kolesterol
Ketika memasak makanan bersantan, umumnya santan dipanaskan terlebih dahulu sampai mendidih. Nah, proses pemanasan inilah yang selanjutnya mengubah asam lemak menjadi lemak jenuh dan meningkatkan kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi dapat membahayakan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Risiko terkena penyakit jantung dan stroke akan semakin meningkat bila kamu mengonsumsi hidangan bersantan dalam jumlah yang banyak.
Berbahaya bagi Pengidap Maag
Pengidap maag harus menghindari makanan bersantan karena memicu naiknya asam lambung. Apalagi makanan yang bersantan kental sangat sulit dicerna lambung, sehingga dapat menyebabkan gejala sakit maag berkepanjangan.
Memicu Perut Kembung
Makanan bersantan mengandung lemak yang cukup tinggi. Artinya, mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat meningkatkan produksi gas dan membuat perut kembung. Meski buang gas adalah hal yang alami, tetapi perut yang menyimpan banyak gas tentu akan terasa tidak nyaman.
Penyempitan Pembuluh Darah
Lemak dan kolesterol yang berlebih akibat mengonsumsi makanan bersantan akan menjadi plak dan bisa menyumbat pembuluh darah jantung, otak, dan berbagai organ tubuh. Hal ini mengurangi aliran darah dan mempersempit pembukaan untuk suplai oksigen ke sel-sel dalam tubuh. Akibatnya, kamu berisiko mengalami penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis, hingga penyakit jantung koroner.
Memicu Hipertensi
Makanan bersantan yang tinggi kolesterol juga dapat menyebabkan hipertensi. Dalam kondisi normal, arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat, dan elastis. Lapisan dindingnya halus yang memungkinkan darah dapat mengalir bebas, sehingga mampu memasok nutrisi dan oksigen ke organ vital dan jaringan tubuh lainnya. Namun, hipertensi membuat jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, sehingga bisa mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Bagaimana?
Sebenarnya, tak ada batasan khusus berapa banyak kamu bisa mengonsumsi makanan bersantan. Akan tetapi, laman American Heart Association menyatakan, batasan kalori yang berasal dari lemak jenuh yang boleh dikonsumsi adalah sekitar 6 persen dari keseluruhan kalori total.
Jadi, apabila kebutuhan harian tubuh kamu adalah sebesar 2000 kalori, maka jumlah lemak jenuh total yang masih aman dikonsumsi hanya sekitar 120 kalori atau setara dengan 13,3 gram. Mudahnya, sebaiknya kamu tidak mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung santan lebih dari satu cangkir setiap harinya.
Jangan lupa harus memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin untuk mengecek gula darah, tekanan darah, dan kolesterol. (Hilal)