linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Ada Hari Peringatan Kesehatan Seksual Dunia di 4 September
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Ada Hari Peringatan Kesehatan Seksual Dunia di 4 September
Gaya Hidup

Ada Hari Peringatan Kesehatan Seksual Dunia di 4 September

Hilal Ahmad 4 September 2024
Share
waktu baca 4 menit
Hari Kesehatan Seksual Dunia Linimasaa
SHARE

Linimassa.id – Setiap 4 September diperingati sebagai Hari Peringatan Kesehatan Seksual Dunia. Apa itu?

Laman detikJabar menyebut, ini merupakan momen penting untuk mengingatkan kita semua tentang pentingnya kesehatan seksual dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun sering kali dianggap sebagai topik yang sensitif atau tabu, kesehatan seksual memainkan peran yang krusial dalam kesejahteraan fisik dan mental individu.

Hari Kesehatan Seksual pertama kali diperingati pada tahun 2010 oleh World Association for Sexual Health (WAS), sebuah organisasi global yang berfokus pada promosi hak-hak seksual dan kesehatan seksual di seluruh dunia.

WAS didirikan pada tahun 1978, dan sejak itu, mereka telah bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan seksual dan reproduksi.

Penetapan 4 September sebagai Hari Kesehatan Seksual bertujuan untuk menyatukan berbagai upaya di seluruh dunia dalam mempromosikan kesehatan seksual yang positif dan inklusif.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan seksual merujuk pada keadaan fisik, mental, dan sosial yang terkait dengan seksualitas.

Hal ini memerlukan pendekatan yang positif dan penuh rasa hormat terhadap seksualitas dan hubungan seksual.

Seseorang dapat dianggap sehat secara seksual jika ia mampu memilih pasangan seksualnya dengan bebas, merasakan kepuasan seksual, serta terlindungi dari risiko kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi menular seksual, dan terbebas dari paksaan serta kekerasan seksual.

Seksualitas adalah bagian alami dan berharga dari kehidupan manusia, serta merupakan elemen penting dan mendasar dalam kehidupan seseorang.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal, setiap individu perlu diberdayakan untuk memahami pilihan-pilihan terkait reproduksi dan seksualitasnya.

Mereka juga harus merasa aman dan nyaman dalam mengekspresikan identitas seksual mereka.

Hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) merupakan aspek penting dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.

Ini adalah hak dasar yang memungkinkan setiap individu untuk menentukan kapan dan dengan siapa mereka akan berhubungan seksual, serta kapan dan dengan siapa mereka akan memiliki anak, tanpa adanya diskriminasi, paksaan, atau kekerasan.

Di Indonesia, topik kesehatan seksual dan reproduksi masih dianggap tabu. Hal ini menyebabkan banyak generasi muda di Indonesia tidak mendapatkan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang memadai.

Masih ada anggapan bahwa dengan tidak membicarakan topik ini, orang-orang tidak akan melakukannya. Namun, kenyataan justru sebaliknya. Beberapa data yang menunjukkan permasalahan ini antara lain:

Penelitian di Indonesia mengungkapkan bahwa 5% pelajar berusia 12-19 tahun sudah pernah melakukan hubungan seksual (WHO, 2015).

Dari jumlah tersebut, 83% di antaranya melakukannya sebelum usia 14 tahun. Hanya 34% yang menggunakan kondom saat terakhir kali berhubungan seksual, yang mencerminkan perilaku seksual berisiko.

Indonesia juga tercatat sebagai salah satu negara dengan angka kehamilan tidak diinginkan tertinggi di Asia Tenggara (WHO, 2017).

Kurangnya akses dan edukasi membuat banyak orang di Indonesia bergantung pada sumber informasi yang tidak dapat dipercaya.

Hal ini menjadi masalah besar karena memicu banyak kesalahpahaman dan perilaku seksual yang berisiko. Padahal, dengan mendapatkan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi, individu-terutama remaja-dapat lebih melindungi diri mereka sendiri dan pasangan mereka, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, serta memahami konsep persetujuan (consent) sehingga terhindar dari kekerasan seksual. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Korupsi Dana Desa Petir
Kasus Dugaan Korupsi Dana Desa Petir Rp 1 Miliar Masuki Tahap Penyidikan, Kaur Keuangan Terancam Jadi Tersangka
News
Festival Karang Kabua 2025
Gubernur Banten Buka Festival Karang Kabua 2025, Minta Nelayan Jaga Warisan Budaya
News
Wisata di Desa Sindangheula
Kembangkan Wisata di Desa Sindangheula, Bupati Ratu Zakiyah Bakal Koordinasikan dengan BBWSC3
News
Kejari Tangsel
Ada Dugaan Penyalahgunaan Material, Kejari Tangsel Tinjau Pembangunan Pedestrian Jalan Ciater 
Gaya Hidup
PGN Area Cilegon
PGN Area Cilegon Ajak Warga Catat Meter Mandiri Lewat Layanan WhatsApp & PGN Mobile
Bisnis
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?