linimassa.id – Pasti pernah mendengar tentang seseorang yang memamerkan alat vitalnya pada orang lain. Ini merupakan eksibisionis.
Ini merupakan gangguan kesehatan berupa dorongan, fantasi, atau tindakan mengekspose alat kelamin seseorang kepada orang yang tidak menginginkannya, terutama orang asing.
Kondisi ini dianggap sebagai parafilia yang mengacu pada pola gairah seksual atipikal yang persisten dan intens disertai gangguan secara klinis.
Orang dengan gangguan ini mungkin memiliki preferensi untuk menunjukkan alat kelamin kepada korban, yaitu anak-anak, remaja, orang dewasa, atau keduanya. Bisa dibilang kondisi ini merupakan gangguan kepribadian, karena pelaku tidak merasa malu menunjukkan alat kelaminnya. Sebaliknya, justru muncul perasaan semangat saat orang lain melihatnya.
Seseorang yang memiliki gangguan eksibisionis punya preferensi untuk menunjukkan alat kelamin kepada korban, yaitu anak-anak, remaja, orang dewasa, atau keduanya.
Gangguan ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kepribadian, karena ia akan merasakan semangat tinggi saat memperlihatkan alat kelaminnya. Aneh bukan?
Memamerkan alat kelamin adalah cara mereka untuk mendapatkan kepuasan seksual. Namun, jenis gangguan eksibisionis ini kurang umum.
Pengidap eksibisionis amat disarankan untuk melakukan pengobatan dini agar gangguan tersebut dapat diatasi.
Diperkirakan ada beberapa faktor yang memicunya, seperti gangguan kepribadian antisosial, penyalahgunaan zat, dan gangguan parafilia.
Sementara itu, ada juga pendapat yang menyatakan, ada hubungan antara gangguan eksibisionis dan pelecehan seksual masa kanak-kanak, atau hiper seksualitas, sebagai faktor risiko potensial berkembangnya gangguan. Hanya saja tidak ada data yang dapat membuktikannya.
Untuk saat ini penyebab eksibisionis dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
- Eksibisionis Murni
Jenis eksibisionis ini adalah orang-orang yang menunjukkan organ seksual mereka kepada orang lain dari kejauhan. Pelaku menganggap bahwa respon terkejut korban sebagai minat seksual. Dalam pikiran pelaku, dia sedang melakukan bentuk flirting (menggoda).
Munculnya gangguan eksibisionis ini biasanya terjadi pada masa remaja akhir atau awal masa dewasa. Kondisi ini mirip dengan preferensi seksual lainnya. Bisa disebabkan oleh minat seks yang tidak tersalurkan. Namun, umumnya perilaku tersebut dapat berkurang seiring bertambahnya usia.
Meskipun perilaku tersebut tidak membahayakan fisik korban, tapi beberapa eksibisionis terus melakukan kejahatan seksual, seperti pemerkosaan.
- Eksibisionis Eksklusif
Jenis eksibisionis ini adalah yang muncul karena keinginan seseorang yang berusaha untuk memiliki hubungan romantis, dan mereka yang tidak dapat melakukan hubungan seksual secara normal. Memamerkan alat kelamin adalah cara mereka untuk mendapatkan kepuasan seksual. Namun, jenis gangguan eksibisionis ini kurang umum.
Pengobatan eksibisionis biasanya mencakup psikoterapi dan pengobatan medis, seperti pelatihan relaksasi, pelatihan empati, pelatihan keterampilan untuk mengatasi ketika munculnya hasrat seksual, serta restrukturisasi kognitif (mengidentifikasi dan mengubah pikiran yang mengarah pada eksibisionisme).
Gangguan eksibisionisme biasanya berkembang selama masa dewasa muda. Penyebab pasti gangguan kepribadian ini belum diketahui secara pasti.
Penelitian menunjukan bahwa perawatan terapeutik efektif dalam mengobati gangguan tersebut. Perawatan tersebut dilakukan dengan alat untuk mengontrol impuls pengidap, dan menemukan cara yang lebih dapat diterima untuk mengatasi dorongan untuk menunjukkan alat kelamin pada orang lain.
Terapi perilaku kognitif juga dapat mengidentifikasi pemicu yang menyebabkan dorongan pengidap, dan kemudian mengelola dorongan tersebut dengan cara yang lebih sehat.
Pendekatan psikoterapi lainnya dapat dilakukan. Seperti pelatihan relaksasi, pelatihan empati, pelatihan keterampilan untuk mengatasi ketika munculnya hasrat seksual, serta restrukturisasi kognitif (mengidentifikasi dan mengubah pikiran yang mengarah pada eksibisionisme).
Beberapa obat-obatan juga dapat membantu mengobati gangguan eksibisionis. Contohnya obat-obatan yang menghambat hormon seksual, yang mengakibatkan penurunan hasrat seksual.
Beberapa obat yang umum digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan suasana juga dapat diberikan untuk mengurangi hasrat seksual.
Jika menemuka gejala seperti ini pada orang terdekat, segera ambil tindakan ya. (Hilal)