linimassa.id – Meningkatnya perkembangan organisasi masyarakat (Ormas) di Kota Tangerang Selatan juga meningkatkan kerawanan gesekan antar kelompok. Ukhuwah islamiyah harus diperkuat sebagai pengikat kesatuan.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan, pertumbuhan jumlah penduduk di kotanya sangat cepat. Saat ini, ada menurutnya ada sekira 1,5 juta jiwa di Tangsel.
Peetumbuhan penduduk itu juga diiringi dengan perbedaan latar belakang dan persfektif agama yang beragam.
Di kalangan generasi milenial, Benyamin menyebut, peran ukhuwah islamiyah menjadi sangat penting untuk meminimalisir efek negatif dari arus perkembangan jaman dan teknologi.
“Ukhuwah islamiyah ini tali untuk mempererat dan untuk menjawab kegelisahan generasi milenial yang mereka banyak terpengaruhi teknologi komunikasi,” kata Benyamin saat membuka seminar di kantor MUI Tangsel di Pamulang, Kamis (20/7/2023).
“Teknologi komunikasi ini di satu sisi memberi dampak positif, tapi jarang sekali mengenali dampak negatifnya,” sambung Benyamin.
Benyamin menerangkan, seiring pertumbuhan penduduk yang meningkat, pertumbuhan organisasi masyarakat dan perkumpulan dengan latar belakang berbeda ikut tumbuh.
Meski hal itu bagus untuk pertumbuhan kelompoknya masing-masing, tapi satu sisi juga menimbulkan kerawanan adanya konflik antar kelompok yang berbeda latar belakang.
“Alhamdulillah Tangsel kompak, tapi di sisi lain juga harus dipandnag rawan. Kalau tidak ada daya ikat yang kuat, maka kelompok yg tumbuh menjadi rawan,” tutur Benyamin.
Orang nomor satu di Kota Tangerang Selatan itu berharap, peran para ulama dan sesepuh masing-masing kelompok dan golongan menjadi tali pengikat kesatuan di tengah banyaknya perbedaan.
“Saya berharap para ulama, ustad dan tokoh yang mengikuti seminar MUI Tangsel nanti jadi juru dakwah di tengah masyarakat untuk kegiatan,” ungkap Benyamin menutup sambutannya dalam seminar Penguatan Ukhuwah Islamiyah bagi Ormas Islam itu.