linimassa.id – Sudah tahu ada binatang berkaki empat yang dinamai okapi? Okapi atau okapia johnstoni merupakan mamalia dari Hutan Hujan Ituri di Afrika Tengah.
Meskipun hewan ini memiliki kesamaan belang kulit dengan zebra, okapi merupakan anggota keluarga Giraffidae dan menjadi satu-satunya kerabat dari jerapah.
Karena kemiripannya dengan zebra dan jerapah menimbulkan dugaan adanya persilangan antara keduanya. Walaupun ada kesamaan, hewan ini sebenarnya tidak secara dekat berkerabat dengan zebra.
Okapi tidak memiliki leher panjang seperti jerapah karena kedua hewan ini hidup di lingkungan yang sangat berbeda.
Jerapah membutuhkan kaki dan leher yang panjang untuk membantu mereka menjangkau makanan dari pohon-pohon tinggi di sabana, sementara itu makanan pokok okapi tidak berada di atas pohon.
Hewan yang berasal dari Hutan Hujan Ituri di timur laut Republik Demokratik Kongo ini baru diketahui oleh penduduk setempat pada 1901.
Di hutan yang lebat ini, okapi tidak perlu menjangkau terlalu tinggi untuk mendapatkan makanan. Mereka biasanya makan daun-daun dari cabang terdekat, tanah liat, dan kayu yang terbakar dari tanah.
Okapi memiliki ciri khas, yaitu garis hitam-putih pada sebagian tubuhnya, seperti yang dimiliki zebra.
Okapi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan jerapah. Berat tubuhnya antara 200-300 kg; panjang tubuh 2,5 meter; dan tinggi tubuh sekitar 1,5 meter.
Okapi memiliki leher yang cukup panjang. Okapi jantan memiliki tanduk pendek tertutup kulit yang disebut dengan ossicones.
Okapi ini ternyata hewan soliter, pemalu dan penyendiri. Dahulu, sebelum resmi ditemukan pada 1901, okapi mendapat julukan hewan mistis karena sulit ditemukan. Kala itu, orang-orang Eropa menyebutnya dengan unicorn afrika.
Hewan ini lebih suka menyendiri, kecuali saat musim kawin. Namun, di kesempatan yang langka, okapi bergabung dalam kelompok kecil untuk makan bersama dengan okapi lainnya.
Laman Africa Geografhic menyebutkan bahwa okapi hampir mustahil atau sulit untuk diamati di alam liar karena mereka sangat pemalu.
Dilansir dari berbagai sumber, mereka cenderung bersembunyi saat mendengar orang datang, dan bulu mereka membantu okapi menyamarkan diri mereka di hutan hujan yang lebat.
Tubuh mereka yang gelap sulit dilihat dalam cahaya redup, dan kaki belang mereka sering menyatu dengan cahaya yang bersinar melalui cabang-cabang pohon.
Okapi sangat pandai bersembunyi sehingga mereka tidak terlihat oleh para ilmuwan sampai 1901. Bahkan penduduk asli hutan hujan Kongo jarang sekali melihat hewan ini.
Ini membuat para ilmuwan kesulitan untuk mengukur populasi okapi. Saat ini, peneliti memperkirakan jumlah okapi sekitar 4.500 ekor.
Oh ya, okapi memiliki lidah yang panjang dan dapat menjilati telinganya sendiri. Hewan ini memiliki lidah yang cukup panjang, yaitu sekitar 14-18 inci atau mencapai 45 cm. Selain menjilati telinga, okapi juga menggunakan lidah untuk membersihkan matanya.
Okapi dapat membersihkan telinga bagian luar dan dalam sekaligus. Mereka memiliki telinga yang besar dan juga fleksibel. Telinga besar mereka dapat bergerak ke segala arah untuk mendeteksi keberadaan predator.
Hewan ini juga memiliki telinga unik yang masing-masingnya dapat bergerak secara independen. Ini membantu okapi mendengarkan suara yang datang dari berbagai arah secara bersamaan.
Okapi jantan juga memiliki tanduk pendek di kepalanya, sedangkan yang betina memiliki benjolan kecil di kepala mereka, seperti jerapah.
Kaki okapi juga memiliki zat berbau. Hewan ini memiliki sejenis kelenjar beraroma bau pada setiap jari-jari kakinya. Mereka akan meninggalkan kelenjar tersebut saat berjalan menelusuri hutan untuk menandai daerah kekuasaan mereka.
Okapi juga akan menyemprotkan air seni ke semak-semak untuk menandai wilayah kekuasaannya. Okapi jantan biasanya memiliki wilayah kekuasaan yang lebih luas. Mereka dapat melakukan perjalanan sejauh 4 km.
Hewan ini juga dapat berkamuflase dengan baik. Belang-belang yang terdapat di tubuh okapi ternyata memiliki fungsi penting bagi kelangsungan hidup mereka di alam liar.
Corak tersebut berfungsi sebagai kamuflase untuk menghindari predator, seperti macan tutul. Selain itu, belang-belang pada tubuhnya dapat membantu okapi muda agar bisa mengikuti induknya di hutan yang lebat.
Mamalia yang menjadi hewan nasional Kongo ini juga memiliki cara lain untuk menghindari predator, yaitu dengan berdiam diri di sebuah sarang selama 6-9 minggu di awal kehidupan mereka.
Hewan unik ini termasuk spesies terancam punah. Penurunan populasi mereka disebabkan oleh hilangnya habitat, penebangan hutan, penambangan liar, dan pemukiman manusia. Selain itu, mereka pun diburu untuk diambil kulit dan dagingnya.
Okapi terdaftar sebagai spesies yang terancam punah karena populasinya yang rendah. Namun, upaya untuk melindungi habitat mereka dan meningkatkan populasi mereka di kebun binatang membuat banyak orang berharap semakin bertambahnya jumlah spesies langka ini. (Hilal)