linimassa.id – Siapa yang tidak tahu Doraemon dan Nobita. Dari era 90-an sampai sekarang, film dan serialnya masih terus di stasiun televisi Indonesia. Komiknya pun masih dipasarkan hingga kini.
Doraemon adalah judul manga dan anime yang sangat populer yang dikarang Fujiko F. Fujio sejak Desember 1969 dan berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 sekolah dasar yang bernama Nobita Nobi.
Ia didatangi sebuah robot kucing bernama Doraemon dari masa depan yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita agar keturunannya dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial yang akan terjadi pada masa depan yang disebabkan karena kebodohan Nobita.
Kehidupan awal Doraemon tidak begitu baik. Ia adalah sebuah robot gagal yang dilelang kepada sebuah keluarga miskin yang terlilit utang, yang tak lain adalah keluarga keturunan Nobita Nobi.
Doraemon pernah menjalani masa-masa berat: Ia hanya menjadi penjaga bayi setelah gagal melewati ujian di akademi robot, kedua telinganya hancur setelah digigit robot tikus, catnya luntur akibat ulahnya sendiri, dan masih banyak kisah sedih yang ia lalui pada tahun pertama sejak kelahirannya.
Sampai suatu ketika, keluarganya mengirimkan ia kembali ke masa lalu, kira-kira 250 tahun yang lalu ketika Nobita, leluhur keluarga ini, masih hidup di Tokyo.
Doraemon dikirim kembali ke masa kehidupan Nobita oleh cicit Nobita, Sewashi. Ia dikirim untuk memperbaiki kehidupan Nobita agar keturunannya merasakan kehidupan yang lebih baik.
Dalam kehidupan aslinya tanpa dibantu Doraemon, Nobita sering gagal dalam pelajaran sekolah, gagal dalam pekerjaan, dan mempunyai masalah keuangan. Ia hanya berbakat dalam tembak-menembak, bermain karet, dan tidur, kemampuan yang hampir tak berguna di zaman Jepang modern.
Doraemon tiba di tahun 1969, pada hari Tahun Baru Jepang. Ia keluar dari laci meja milik Nobita, dan sejak saat itu ia tinggal bersama Nobita, misinya adalah untuk mencegah Nobita menjadi orang gagal.
Kelihatannya misi Doraemon berhasil, karena ketika mereka menjelajah ke masa depan, Nobita melihat dirinya menikah dengan Shizuka, bukan dengan Jaiko. Dia juga melihat keturunannya hidup dalam kondisi yang lebih baik daripada ketika Sewashi mengirim Doraemon dulu; bahkan keturunan Nobi mampu membeli robot yang “tidak gagal”, Dorami.
Nobita
Dalam serial animasi dan manga, cerita berfokus tentang kehidupan sehari-hari Nobita yang merupakan tokoh utama dalam cerita ini. Doraemon memiliki sebuah Kantong Ajaib (Kantong Empat Dimensi) yang berisi alat-alat ajaib dari masa depan.
Seringkali Nobita datang merengek-rengek karena masalah di sekolah atau di lingkungannya, setelah memohon atau memaksa, Doraemon akan mengeluarkan sebuah alat yang membantu Nobita menyelesaikan masalah, membalas dendam, atau hanya sekadar pamer ke teman-temannya.
Nobita biasanya bertindak terlalu jauh, mengacuhkan saran atau perintah Doraemon. Akhirnya, Nobita terjerumus ke masalah yang lebih dalam. Terkadang, teman Nobita (biasanya Suneo atau Giant) mencuri alat tersebut dan berakhir dalam kekacauan karena salah menggunakannya.
Pada umumnya dalam satu cerita komik (atau episode dalam serial animasinya), terdapat satu konflik/masalah yang penyelesaiannya ada dalam cerita itu juga. Doraemon juga bukan berbentuk cerita berseri/bersambung yang linear, memiliki akhir yang pasti atau ditentukan waktu tertentu; bagi para pembuat animasinya, hal ini memudahkan mereka menciptakan cerita baru jika diperlukan atau membuat remake dari cerita yang sudah diadaptasi sebelumnya.
Bahkan, dalam versi serial animasi (terkecuali versi 1973), judul serial pertama yang diproduksi bukanlah cerita awal dalam komik, seperti dalam versi 1979 dimulai dengan cerita berjudul Yume no machi Nobitarando Kota Impian Nobita Land).
Secara ditujukan untuk anak-anak, Doraemon diciptakan dengan gaya yang sederhana, seperti berbentuk lingkaran. Ceritanya merefleksikan kehidupan masyarakat Jepang, seperti sistem kelas danbagaimana masa kecil yang ideal di sana.
Doraemon berusaha memasukkan nilai-nilai anti-kekerasan, non-erotis, perlindungan lingkungan hidup, integritas, keberanian, kekeluargaan, kehormatan dan kegigihan.
Aspek lain yang ditekankan adalah pentingnya anak muda di masyarakat, sehingga tindakannya juga dibuat sesuai perilaku anak-anak dan kehidupan anak-anak yang ideal, dimana mereka dapat bermain dan hidup dengan kebahagiaan, kebebasan dan keinginan tanpa tekanan yang lebih tua.
Adapun pola cerita sejenis Doraemon, terutama karakter yang meliputi makhluk berkekuatan spesial, anak berkacamata yang biasa saja, anak perempuan yang cantik, anak laki-laki yang kuat, dan anak kaya yang sombong juga umum ditemukan di komik karangan Fujiko Fujio lainnya seperti Ninja Cilik Hatori, Kiteretsu Daihyakka, Esper Mami, P-Man dan Obake no Q-Tarō.
Menurut penulisnya, cerita-cerita tersebut juga terjadi dalam dunia yang sama seperti Doraemon, meskipun dalam waktu yang berbeda; karakter dari cerita-cerita tersebut dapat saling bermunculan di cerita lainnya sebagai kameo.
Doraemon
Adapun kata “Doraemon” dapat diartikan sebagai “kucing liar”. Nama tersebut merupakan paduan dari huruf katakana dan hiragana.
“Dora” berasal dari “dora neko” (kucing liar), sedangkan “-emon” (dalam huruf kanji adalah akhiran dari nama pria/makhluk jantan yang umum di Jepang.[
Sedangkan nama karakter penting kedua, “Nobita Nobi” dapat diartikan sebagai “nobi nobi”, yaitu “jalan hidup seorang anak yang sehat, bebas, gembira dan tidak terkekang apapun”.
Meskipun Nobita dalam banyak cerita merupakan pemain utama, penulis komik ini menyatakan bahwa Doraemon-lah yang merupakan protagonis utama, dengan Nobita lebih sebagai protagonis kedua.
Ada juga karakter sampingan seperti ayah dan ibu Nobita; ibu dari Shizuka, Suneo dan Giant; Pak Guru; Hidetoshi Dekisugi (teman sekelas Nobita yang merupakan anak berbakat namun dekat dengan Shizuka, sehingga dianggap Nobita sebagai “pesaing”-nya); Jaiko Gouda (adik perempuan Giant yang ingin menjadi komikus terkenal); Dorami (robot kucing adik Doraemon berwarna kuning); Mi-chan (pacar kucing Doraemon); Muku (anjing peliharaan Giant) dan Chiru-chiru (kucing peliharaan keluarga Suneo).
Awal kehadiran Doraemon di Indonesia dapat dilacak dengan munculnya buku komik berjudul Mr. IQ yang diterbitkan oleh Rajawali Grafiti pada 1980-an. Sama seperti banyak komik lain dari penerbit tersebut, statusnya saat itu masih belum berizin resmi.
Komik dan Animasi
Komik yang hanya terdiri dari 6 jilid ini (kebanyakan merupakan terjemahan dari seri Doraemon Petualangan) mengalami beberapa modifikasi yang cukup signifikan oleh Rajawali Grafiti, terutama dengan perombakan total karakter Doraemon (Mr. IQ) yang sangat jauh berbeda dibanding aslinya. Sedangkan 4 karakter utama lainnya masih dipertahankan seperti aslinya (khusus Suneo diubah pada bagian rambut), walaupun dengan nama-nama baru: Nobita menjadi Acung, Shizuka menjadi Ani dan Suneo menjadi Asun (hanya Giant yang masih mempertahankan nama aslinya).
Selain terbitan Rajawali Grafiti, versi tidak resmi (bajakan) tercatat juga pernah diterbitkan pada awal 2000-an yang dibuat oleh penulis lokal, dengan memasukkan unsur budaya populer yang terkenal saat itu seperti Panji Manusia Millenium dan Saras 008.
Penerbitan komik Doraemon yang resmi kemudian baru dilakukan di bawah Elex Media Komputindo mulai tahun 1991. Komik awal yang diterbitkan (dari 1991-2000) hanya berupa 45 jilid utama, yang disusul seri lain seperti Seri Peralatan Ajaib Doraemon, Doraemon Petualangan, Cerita Spesial Doraemon, Seri Ekspedisi Doraemon, Belajar Menghitung bersama Doraemon, Dorabase, The Doraemons dan Doraemon Comic Quiz.
Bisa dikatakan hampir semua komik Doraemon saat ini (asli atau turunannya) telah dipublikasikan dalam Bahasa Indonesia oleh Elex Media Komputindo. Adapun versi awal yang diterbitkan memiliki sampul tidak berwarna, dibalik dari aslinya (dibaca dari kiri ke kanan) dan dikenal luas karena terjemahannya yang belum rapi dan dipenuhi lokalisasi, seperti adanya “Surabaya”, ungkapan “assalamualaikum” atau nama Jaiko yang diubah menjadi “Ratmi”; versi awal ini dicetak sebesar 40.000 kopi/jilid.
Pada 2011-2014 Elex Media Komputindo kembali menerbitkan 45 jilid aslinya (ditambah kemudian seri lain seperti Doraemon Petualangan) dalam versi baru “Japanese Binding” yang terjemahannya (seperti nama tempat) dan cara membacanya lebih sesuai dengan aslinya di Jepang.
Sedangkan di layar kaca, kehadiran Doraemon dimulai dengan penayangannya sebagai program pertama oleh televisi swasta pertama di Indonesia, RCTI dalam siaran percobaannya di tanggal 13 November 1988.
Kala itu waktu penayangannya adalah dari jam 17.30-18.00 WIB, dan masih belum disulih suarakan ke dalam Bahasa Indonesia (hanya diberi subtitle). Namun kemudian program tersebut sempat menghilang, hingga akhirnya dimulai lagi penayangannya pada 9 Desember 1990 pada 09.00 WIB.
Sejak saat itu RCTI secara konsisten menayangkan serial animasinya pada hari Minggu pagi, walaupun sempat mengalami perubahan di jam tayangnya (08.30 WIB pada 12 Mei 1991 dan awal 2021; 08.00 pada 2 Juni 1991 dan pada setiap hari atau Sabtu pada era 2000-an). Jam tayangnya juga sempat berubah pada 2018 menjadi satu jam sebelum kembali menjadi 30 menit di awal 2021.
Selain RCTI, saluran televisi lain yang pernah menayangkan serial animasi Doraemon adalah SCTV (sebagai jaringan RCTI, 1990-1993), Trans TV dan MNCTV (khusus film panjang).
Hak siar Doraemon di Indonesia dipegang oleh PT Perdana IMMG Indonesia (sebelumnya PT Hikmad & Chusen), yang merupakan anak perusahaan dari Asatsu-DK (ADK Emotions Saat ini, serial yang ditayangkan adalah versi 2005, yang disiarkan mulai tahun 2011 menggantikan versi 1979 yang sudah disiarkan sejak awal kemunculannya; sedangkan untuk film yang muncul di layar kaca dapat berasal dari versi 1979 atau 2005. (Hilal)