LINIMASSA.ID – Bencana banjir Padarincang yang terjadi pada 7 Maret 2025 lalu menyebabkan kerugian besar, baik secara material maupun psikologis.
Banyak rumah warga yang rusak akibat banjir, sementara masyarakat, terutama anak-anak, harus menghadapi dampak psikis dari kejadian tersebut.
Sebagai bentuk kepedulian kepada korban Banjir Padarincang, Himpunan Mahasiswa Padarincang atau HIMAPAR menggelar kegiatan trauma healing pada 12 Maret 2025 dengan tema Padarincang Bercerita.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghibur dan membantu masyarakat, khususnya anak-anak, agar dapat kembali tersenyum setelah mengalami peristiwa traumatis.
Kegiatan ini berlangsung di Kampung Begog, Desa Citasuk, salah satu daerah yang terdampak parah akibat banjir Padarincang.
Mahasiswa Padarincang menyadari bahwa dampak psikologis akibat bencana tidak bisa dianggap remeh, terutama bagi anak-anak yang kehilangan rasa aman akibat musibah tersebut.
Oleh karena itu, mereka menghadirkan berbagai aktivitas yang menghibur, seperti belajar menggambar, bernyanyi, hingga mendongeng sebagai metode trauma healing.
Selain kegiatan hiburan untuk anak-anak, Padarincang Bercerita juga mencakup penyaluran donasi, istigosah atau doa bersama, serta buka bersama sebagai bentuk solidaritas dengan masyarakat terdampak.
Trauma Healing Korban Banjir Padarincang
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, ketua pemuda, dan tokoh agama setempat, guna memastikan bantuan kepada korban banjir Padarincang dapat diberikan secara optimal dan tepat sasaran.
Rohani, selaku Ketua Umum HIMAPAR, menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberikan kebahagiaan bagi anak-anak setelah mengalami trauma akibat banjir Padarincang.
“Kita ke sini intinya untuk happy, senang-senang bareng setelah mengalami bencana. Kita adakan menggambar dan mewarnai untuk anak-anak biar senang. Setelah itu, kita ada istigosah, doa bersama, hingga buka bersama di masjid Kampung Begog,” tegas Rohani.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam mengikuti acara ini. Mulai dari orang tua, remaja, hingga anak-anak turut serta dalam berbagai rangkaian kegiatan.
Banyak di antara mereka yang mengungkapkan rasa terima kasih atas kepedulian mahasiswa yang datang membantu mereka bangkit dari kesedihan.
Himpunan Mahasiswa Padarincang tidak hanya berfokus pada trauma healing, tetapi juga memperhatikan kebutuhan mendesak para korban. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak paling parah.
“Dalam hal ini, kita juga harus melihat kondisi di mana yang terdampak dan paling membutuhkan. Karena bencana alam ini bukan hanya terjadi di satu titik saja, melainkan masih banyak orang lain yang harus kita bantu,” tambah Rohani saat sesi koordinasi dengan para relawan.
Solidaritas ini diharapkan dapat membantu masyarakat Padarincang untuk kembali bangkit dan melanjutkan hidup tanpa terus dibayangi oleh pengalaman buruk akibat banjir. Rohani menegaskan bahwa kepedulian dan bantuan yang diberikan bukan hanya sebatas materi, tetapi juga dukungan moral agar para korban, khususnya anak-anak, bisa kembali merasa aman dan nyaman.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama dan pemuda setempat. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan pemulihan pasca bencana bisa berjalan lebih efektif.
Selain itu, Mahasiswa Padarincang berharap bahwa kegiatan serupa dapat terus dilakukan di berbagai daerah terdampak bencana lainnya. Mereka mengajak lebih banyak pihak untuk peduli terhadap korban bencana, terutama dalam aspek pemulihan mental dan emosional.
“Semoga dengan adanya kegiatan trauma healing ini dapat menjadi hiburan dan memalingkan kesedihan warga setempat termasuk anak-anak dari dampak bencana alam yang dialaminya,” ujar Kodariah selaku pengurus HIMAPAR.
Melalui kegiatan Padarincang Bercerita, HIMAPAR membuktikan bahwa mahasiswa bukan hanya berperan dalam dunia akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial yang besar dalam membantu masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan, mereka berupaya mengembalikan senyum anak-anak Padarincang dan membantu mereka bangkit dari keterpurukan.