LINIMASSA.ID – Band Sukatani akhirnya angkat bicara mengenai tekanan yang mereka alami sejak pertengahan 2024.
Dalam unggahan terbaru di media sosial, band Sukatani mengungkapkan bahwa mereka mengalami intimidasi yang berdampak besar pada kehidupan pribadi dan karier mereka.
Band Sukatani menyebut bahwa tekanan tersebut tidak hanya memengaruhi aktivitas bermusik mereka, tetapi juga menyebabkan salah satu personel mereka, Twister Angel, kehilangan pekerjaannya sebagai guru.
Selain itu, band Sukatani juga mengaku bahwa lagu mereka, Bayar Bayar Bayar, harus ditarik dari platform musik digital sebagai akibat dari tekanan yang mereka hadapi.
Sebelum pernyataan resmi ini keluar, banyak netizen sebenarnya telah menduga bahwa band Sukatani mengalami tekanan dari pihak tertentu.
Simak penjelasan selengkapnya tentang ungkapan band Sukatani dan fakta lainnya berikut ini.
Tekanan Berlanjut Sejak Juli 2024
Sukatani menyatakan bahwa mereka masih dalam tahap pemulihan setelah menghadapi berbagai tekanan akibat lagu kontroversial mereka, Bayar Bayar Bayar.
“Mau mengabarkan bahwa kami dalam keadaan baik namun masih dalam proses recovery pasca kejadian bertubi yang selama ini kami hadapi sejak Juli 2024 lalu,” tulis mereka dalam unggahan Instagtam pada Sabtu, 1 Mei 2024.
Selain itu, tekanan yang terus menerus datang akhirnya memaksa mereka untuk mengunggah video klarifikasi pada 20 Februari 2025.
Namun, video tersebut justru menimbulkan reaksi simpati dari para pendukung mereka, yang menilai bahwa permintaan maaf tersebut dibuat di bawah tekanan.
“Tekanan dan intimidasi dari Kepolisian terus kami dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul ‘Bayar Bayar Bayar’ kami unggah melalui media sosial. Kejadian tersebut membuat kami mengalami berbagai kerugian baik secara materiil maupun non material.”
Twister Angel Vokalis Band Sukatani Kehilangan Pekerjaan
Salah satu dampak terbesar dari tekanan ini adalah pemecatan Twister Angel dari pekerjaannya sebagai guru.
Menurut pihak sekolah, keputusan tersebut diambil karena dianggap melanggar kode etik, terutama terkait aturan berpakaian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Namun, Sukatani menilai bahwa pemecatan tersebut dilakukan tanpa memberikan kesempatan bagi Twister Angel untuk menjelaskan dirinya, dan mereka menduga alasan utama pemecatan adalah keterlibatannya dalam band punk.
“Namun, pemecatan tersebut dilakukan tanpa memberikan ruang dan kesempatan bagi Twister Angel untuk dimintai keterangan. Bahkan, dalam surat pemecatan yang diterima sama sekali tidak menjelaskan apakah keikutsertaan Twister Angel sebagai personel Sukatani sebagai pelanggaran berat,” ungkap mereka.
Lagu Dihapus, Tawaran “Duta Polisi” Ditolak
Selain menghadapi pemecatan, Sukatani juga harus menerima kenyataan bahwa lagu Bayar Bayar Bayar dihapus dari berbagai platform musik digital.
Mereka juga mengungkap bahwa sempat ada tawaran untuk menjadi “Duta Polisi,” namun tawaran tersebut ditolak.
Kasus ini semakin memperkuat perdebatan tentang batasan kebebasan berekspresi serta bagaimana institusi menangani aktivitas pribadi seseorang di luar pekerjaan formalnya.
Banyak musisi, aktivis, dan warganet yang menyatakan dukungan kepada Sukatani, menganggap bahwa kejadian ini menunjukkan adanya ancaman terhadap kebebasan berpendapat di Indonesia.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak sekolah maupun kepolisian terkait tuduhan tekanan dan pemecatan ini.
Namun, perhatian publik terhadap kasus ini terus meningkat, dengan banyak pihak yang menyoroti dampaknya terhadap kebebasan berekspresi di dunia seni dan musik.