SERANG, LINIMASSA.ID – Di awal 2025, sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Serang mengalami kenaikan signifikan.
Fenomena ini menjadi perhatian, terutama pada komoditas seperti minyak goreng subsidi Minyak Goreng Kita, yang dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).
Hasil pantauan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DinkopUKMPerindag) Kota Serang mengungkap bahwa kebutuhan pokok seperti minyak goreng subsidi tersebut dijual Rp18 ribu per liter di Pasar Induk Rau.
Padahal, HET yang ditetapkan pemerintah pusat pada bulan Agustus 2024 adalah Rp15.700.
Kepala Bidang Perdagangan DinkopUKMPerindag Kota Serang, Wiwi Laras, menjelaskan, kenaikan harga kebutuhan pokok ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tingginya permintaan masyarakat menjelang tahun baru.
“Permintaan yang tinggi ditambah pasokan yang terbatas membuat harga naik. Fenomena ini sesuai dengan hukum ekonomi. Kami akan melaporkan kondisi ini ke pemerintah pusat untuk dicarikan solusi,” jelas Wiwi, Senin, 30 Desember 2024.
Selain minyak goreng, harga komoditas lain seperti cabai rawit merah juga melonjak drastis hingga mencapai Rp75.000 per kilogram, dari harga normal sekitar Rp20.000.
Telur ayam naik menjadi Rp31.000 hingga Rp32.000 per kilogram, sementara harga daging ayam tetap stabil di kisaran Rp35.000 per kilogram.
Menurut Wiwi, kenaikan harga ini tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya permintaan, tetapi juga tradisi masyarakat yang ingin merayakan tahun baru dengan hidangan spesial.
“Akhir tahun selalu menjadi momen peningkatan konsumsi. Semua orang ingin merayakan dengan makanan terbaik, sehingga permintaan melonjak,” tambahnya.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan barang dan menstabilkan harga, terutama bagi komoditas strategis seperti minyak goreng subsidi.
“Kami akan terus memantau dan mencari solusi agar masyarakat tetap bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang wajar,” tutup Wiwi.
Ini Faktor Penyebab Utama Naiknya Harga Kebutuhan Pokok

Kebutuhan pokok di Kota Serang masih mengandalkan stok dari luar daerah.
Beberapa hari ke belakang, sejumlah kebutuhan pokok di Kota Serang mengalami kenaikan. Seperti minyak goreng, hingga telur. Kenaikan harga kebutuhan pokok itu disebut akibat petani yang gagal panen.
“Komoditi kita itu lebih banyak dari luar. Di Kota Serang ada, tapi terbatas. Sehingga, kita perlu suply dari luar, seperti Jawa dan Lampung. Karena itu lonjakan harga terjadi,” Kepala Bidang Perdagangan pada DinkopUKMPerindag Kota Serang, Wiwi Laras
Selain itu, terhambatnya pengiriman kebutuhan pokok dari Lampung dan Palembang untuk Masuk ke Merak yang beberapa hari lalu terdampak angin dan ombak besar.
“Hasil temuan itu kami laporan kepada pimpinan. Kemungkinan pimpinan memberikan tugas untuk memberikan surat teguran dan informasi untuk tidak menjual harga eceran tertinggi, terkhusus minyak goreng,” kata Wiwi.
Pihaknya saat ini tengah membuat warung inflasi. “Kami membuat warung inflasi yang bekerjasama dengan BUMD Provinsi Banten, dan sekarang sedang perbaikan warung,” kata Wahyu.