JAKARTA, LINIMASSA.ID – Gagasan untuk mengganti Kurikulum Merdeka Belajar dengan Kurikulum Deep Learning akan diterapkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti.
Hal itu sempat disebut Mu’ti bahwa Kurikulum Deep Learning sebagai pengganti Kurikulum Merdeka Belajar dalam sebuah kegiatan.
Mu’ti menjelaskan lebih jauh dalam sebuah pernyataan yang direkam dan dibagikan ke media sosial, bahwa deep learning bertujuan memberikan pengalaman belajar lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Masih dikatakan Mu’ti, deep learning memiliki tiga elemen utama, yaitu Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning.
Mindfull Learning: menyadari keadaan murid berbeda-beda.
Meaningfull Learning: mendorong murid berpikir dan terlibat dalam proses belajar.
Joyfull Learning: mengedepankan kepuasan dan pemahaman mendalam.
Sedangkan Deep Learning sebagai pendekatan belajar.
Masih dikatakan Abdul Mu’ti bahwa, istilah deep learning atau pembelajaran mendalam adalah pendekatan belajar untuk meningkatkan kapasitas siswa. Namun, dia membantah deep learning dianggap sebagai sebuah kurikulum pendidikan.
“Deep learning itu bukan kurikulum. Itu pendekatan belajar. Kemendikdasmen masih mengkaji kurikulum pendidikan yang akan diterapkan di Indonesia. Kemendikdasmen belum memutuskan untuk mengganti Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan pada masa jabatan Mendikbudristek Nadiem Makarim. Belum ada keputusan soal itu, yang saya sampaikan itu soal pendekatan belajarnya,” kata Mu’ti usai acara “Pak Menteri Ngariung” di halaman Kantor Badan Bahasa, Jakarta, Sabtu, 9 November 2024.
Masih dikatakan Mu’ti, pihaknya akan mengkaji materi-materi, uruta, serta bobot untuk pembelajaran sehingga tidak membebani murid dan guru.
“Kami berjanji akan mengkaji ulang terkait penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar, Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan jalur zonasi, serta penghapusan Ujian Nasional (UN),” sambungnya.
Mengenal Deep Learning
Deep Learning atau pembelajaran mendalam adalah cara untuk mempelajari sesuatu sehingga sepenuhnya memahami hal itu dan tidak akan melupakan pembelajaran tersebut. Dalam segi komputasi, deep learning adalah sejenis pembeajaran mesin atau proses komputer meningkatkan kemampuan untuk melakukan tugas dengan menganalisis data baru yang menggunakan banyak lapisan pemrosesan data. Hal ini merujuk pada Kamus Cambridge.
Menurut, Catherine McAuley College mengatakan bahwa, deep learning membuat pelajar mampu berpikir kritis, komunikasi, serta bekerja dengan orang lain secara efektif di semua mata pelajaran.
Selain itu, deep learning membuat murid bisa mengarahkan ilmu dan mengambil hal yang dipelajari untuk diterapkan ke situasi lain sebagai pembelajaran seumur hidup. Pada pembelajaran mendalam, murid akan meneliti fakta dan ide baru secara kritis serta mengaitkannya ke struktur kognitif dan membuat banyak kaitan antara ide yang ada. Karekter pembelajaran ini fokus mencari konsep memecahkan masalah, aktif berinteraksi, menggabungkan berbagai modul belajar, dan menerapkan pembelajaran ke kehidupan nyata.
Murid yang menerapkannya menjadi punya rasa ingin tahu dan percaya diri, terlibat secara mental, berpendidikan yang sesuai, serta fokus pada minat dan manajemen waktu baik.
Guru dengan sistem deep learning akan melibatkan murid dalam pembelajaran, mengaitkan materi ke pengetahuan murid, tidak menghukum kesalahan dan menghargai usaha murid, serta bersikap adil dalam penilaian.
Contoh Deep Learning
Contoh dari deep learning yakni murid diajak menciptakan suatu karya sambil menghitung biaya pembuatan dan bahan-bahan yang diperlukan. Karya itu kemudian diterapkan ke kehidupan sehari-hari.
Berbeda dari pembelajaran mendalam, kebalikan dari deep learning adalah surface learning atau pembelajaran permukaan. Surface learning hanya membuat murid menerima fakta baru tanpa berpikir kritis, fokus pada hafalan, pasif menerima informasi, tidak mengembangkan materi, dan belajar untuk ujian.
Murid dengan surface learning tidak fokus pada bidangnya, kurang pengetahuan, beban belajar terlalu tinggi, dan hanya sekadar mengingat informasi.
Guru dalam pembelajaran ini juga tidak memberikan materi yang mendalam, membiarkan murid pasif, menilai soal isian pendek, dan memberi beban tugas banyak untuk murid. Contoh surface learning adalah guru hanya memberi pelajaran ke murid di kelas. Kemudian, murid harus menghafal pelajaran tadi untuk dites dalam ujian sekolah.