Linimassa.id – Saat salat berjamaah setiap kali membaca Surat Al-Fatihah, jamaah akan menyahutinya dengan kata amin. Mengapa?
Mengucapkan “amin” saat salat berjamaah, tepatnya setelah imam membaca surah Al Fatihah, memiliki keutamaan. Laman detikHikmah menyebut, keutamaan ini dijelaskan dalam sejumlah hadits.
Ucapan “amin” yang dimaksud ini adalah آمِيْن (Arab latin: aamiin). Dalam bahasa Indonesia, aamiin artinya kabulkanlah.
Mengucapkan “amin” merupakan sunnah Rasulullah SAW. Syaikh Al-Albani dalam kitab Shifat ash-Shalah an-Nabi yang diterjemahkan Rohidin Wakhid menyebutkan hadits Bukhari dan Abu Dawud dengan sanad shahih bahwa setelah selesai membaca surah Al Fatihah, Rasulullah SAW membaca “aamiin” dengan mengeraskan suara dan memanjangkannya.
Beliau menyuruh jemaah yang menjadi makmum untuk mengucapkan “amin” setelah imam selesai membacanya.
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila imam telah sampai pada ayat ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa laadh dhaaliin, bacalah aamiin (karena para malaikat juga membaca aamiin dan imam pun membaca aamiin).”
Imam Syafi’i dalam kitab Al Umm yang diterjemahkan Fuad Syaifudin Nur menganjurkan agar makmum mengucapkan “amin” sampai terdengar oleh masing-masing dari mereka. Imam Syafi’i berpendapat, boleh hukumnya melantangkan suara ketika mengucapkan “amin”.
Imam mazhab ini juga mengatakan jika imam tidak mengucapkan “amin” maka hendaknya orang yang di belakang imam mengucapkan “amin” sampai terdengar oleh imam. Hal ini dilakukan agar imam dapat mengingat (kalau belum mengucapkan amin) itu lalu mengucapkannya.
Jika setelah itu imam tidak juga mengucapkan “amin” dan makmum juga tidak mengucapkan “amin” maka salat tetap dinyatakan sah menurut Imam Syafi’i. Jemaah juga tidak perlu mengulangi atau melakukan sujud sahwi.
Mengucapkan “amin” dalam salat berjamaah memiliki keutamaan. Menurut sebuah hadits, ketika imam selesai membaca Al Fatihah, malaikat akan mengucapkan “amin” dan apabila “amin” seseorang bersamaan dengan bacaan “amin” malaikat, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya.
Hadits tersebut berbunyi, “Jika imam mengucapkan aamiin, ucapkanlah aamiin dan siapa yang bacaan aamiinnya bersamaan dengan bacaan aamiinnya para malaikat maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dan ad-Darimi)
Redaksi lainnya: “Apabila salah seorang dari kalian membaca aamiin dalam salatnya sementara para malaikat juga membaca aamiin lalu bacaan aamiin seseorang tersebut bersamaan dengan bacaan aamiinnya para malaikat, dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.”
Syaikh Al-Albani dalam kitab Shifat ash-Shalah an-Nabi yang diterjemahkan Rohidin Wakhid juga menyebut sebuah hadits bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa bagi orang yang mengucapkan “amin”. Rasulullah SAW bersabda,
فَقُولُوا: آمين يُحبُّكُمُ الله
Artinya: “Ucapkanlah aamiin maka Allah akan mengabulkan doa kalian.”
Rasulullah SAW juga bersabda,
مَا حَسَدَتْكُمُ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالنَّا مِينِ خَلْفَ الْإِمَام)
Artinya: “Orang-orang Yahudi tidak iri kepada kalian seperti irinya mereka terhadap bacaan salam dan aamiin (di belakang imam).” HR Bukhari dalam kitab Al-Adab al-Mufrad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan Sirad dengan sanad shahih).
Nah, sudah tahu bukan alasan mengucapkan amin? (Hilal)