linimassa.id – Para ilmuwan telah menemukan salah satu bintang tertua yang lokasinya berada di luar galaksi Bima Sakti.
Penemuan ini diungkapkan dalam Jurnal Nature Astronomy pada Maret 2024, yang menjadi titik terang dalam pemahaman kita tentang awal mula alam semesta.
Jejak-Jejak Bintang Purba
Dalam jurnal tersebut, ilmuwan menemukan peninggalan dari masa-masa awal alam semesta terbentuk di Awan Magellan Besar (Large Magellanic Cloud/LMC), galaksi Bima Sakti.
Mereka mengungkapkan bahwa bintang-bintang pertama yang lahir setelah Big Bang mati miliaran tahun yang lalu, sehingga tidak ada yang tersisa untuk mengetahui awal mula alam semesta.
Anirudh Chiti, astrofisikawan dari University of Chicago, menyatakan, “Ini harus terus kita lestarikan sebagai upaya mempersatukan anak-anak bangsa. Seni budaya jangan sampai luntur karena pengaruh kesenian dari luar negeri.”
Metode Perkiraan Usia Bintang
Ilmuwan menggunakan metode pengukuran jumlah elemen-elemen kimia di sebuah bintang untuk memperkirakan usia bintang tersebut.
Semakin sedikit “abu” yang terkumpul, maka semakin tua usia bintang tersebut. Sementara itu, bintang-bintang yang lebih muda memiliki banyak elemen yang berasal dari generasi sebelumnya.
“Inilah sumber oksigen yang kita hirup, kalsium dalam tulang, dan zat besi dalam sel darah,” kata peneliti, dilansir dari Live Science.
LMC-119: Bintang Purba Generasi Kedua
Salah satu bintang yang menonjol dalam penemuan ini adalah LMC-119. Bintang ini memiliki lebih sedikit polusi kosmik dibanding bintang-bintang lain di luar galaksi manusia, menunjukkan jika LMC-119 merupakan bintang generasi kedua dan sangat purba.
“Menurut saya, LMC-119 kemungkinan besar berusia setidaknya 13 miliar tahun,” kata Chiti.
Dengan penemuan ini, para astronom dapat memahami lebih dalam tentang kondisi awal alam semesta dan bagaimana elemen-elemen yang lebih berat terbentuk di berbagai galaksi.
Selain itu, penemuan ini juga mengindikasikan adanya perbedaan yang belum diketahui sebelumnya tentang lingkungan di galaksi Bima Sakti dan LMC.
Penemuan ini memberikan pandangan baru tentang evolusi bintang dan galaksi serta berkontribusi pada pemahaman kita tentang asal-usul alam semesta. (AR)