linimassa.id – Puasa Ramadhan merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun merempuan yang sudah baligh dan kuat menjalankannya.
Ibadah puasa ini, termasuk dalam rukun Islam yang ketiga setelah shalat dan syahadat yang tidak bisa ditinggalkan dengan alasan apa pun, kecuali yang dibolehkan oleh Allah, seperti orang tua yang tidak kuat menjalankannya, namun membayar fidyah dan perempuan yang haid tetapi harus membayar qadanya pada bulan lain. Oleh karena itu, ibadah puasa Ramadhan ini banyak hikmah dan manfaat bagi yang menjalankannya di bulan Ramadhan sebagai berikut.
Puasa Mendapatkan Kenikmatan dan Kebahagiaan
Mukmin yang berpuasa memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan karena menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramahan dengan baik dan sempurna, Kebahagian itu akan diperoleh di dunia maupun kebahagian di akhirat, kebahagian di dunia akan merasakan kenikmatan dan kebahagian langsung dirasakan ketika berbuka puasa bersama keluarga atau berbuka bersama dengan Masyarakat. Kebahagian ini disabdakan oleh Rasulullah Saw. “Untuk orang yang berpuasa dua macam kebahagiaan, yaitu Ketika berbuka dan Ketika menghadap Tuhannya” [HR. Bukhari dan Muslim].
Kebahagian bagi yang berpuasa memang dirasakan sebagai kenikmatan dan kasih sayang Allah yang tak terhingga. Bahkan tidak sanggup menghitung kenikmatan dan kebahagiaan itu yang Allah berikan ketika berbuka puasa. Allah firman-Nya “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menhitungnya” [QS. Ibrahim [14]: 34]. Kemudian Allah mempertegas lagi “Nikmat Tuhanmu yang mana lagi kamu dustakan” [QS, Ar-Rahman [55]: 13]. Hamba Allah baru sebagian dapat dirasakan kenikmatan dan kebahagiaan itu ketika berbuka, bahkan kebahagiaan dan kenikmatan itu pula akan lebih dirasakan ketika bertemu dengan Allah Yang Maha Kuasa di akhirat “Wajah-wajah [orang mukmin] pada hari itu berseri-seri karena memandang Tuhan-Nya” [QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23].
2. Puasa Mendapatkan Pahala
Mukmin yang berpuasa memperoleh pahala karena menjalankan ibadah puasa dengan dasar keimanan, ketakwaan, keikhlasan dan hanya mengharap ridha Allah karena Allah yang langsung membalasnya tanpa perhitungan. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda “Setiap amal ibadah bani Adam adalah untuknya, kecuali puasa hanya untuk-Ku dan Akulah yang langsung membalasnya” [HR. Bukhari dan Muslim]. Pahala puasa Ramadhan tidak ada yang mengetahui kecuali Allah itu sendiri yang akan melipatgandakan pahalnya.
Pahala ibadah puasa Ramadhan merupakan perhatian besar dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya karena puasa adalah hanya untuk Allah, berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Sebab hamba Allah akan sulit melakukan perbuatan riya dalam puasanya hanya dirinya yang mengetahui benar-benar berpuasa atau berpura-pura sehingga Rasulullah Saw. mengingatkan dengan sabdanya “Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuai lapar dan haus. Dan berapa banyak orang yang menghidupkan malam tidak mendapatkan apa-apa, kecuali pegadangnya saja” [HR. Ibnu Majah].
3. Puasa Memperoleh Ampunan
Mukmin yang berpuasa memperoleh ampunan karena menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan yang dilandasi dengan keimanan, keikhlasan dan hanya mengharap Ridha dari Allah maka diampuni segala kesalahan dan kemaksitan serta dihapus segala dosanya yang lalu. Ini merupakan keistimewaan puasa Ramadhan atas kasih sayang Allah kepada hamba-hamba yang berpuasa dengan kesungguhan “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosa-dosa yang terdahulu” [HR. Bukhari]. Bukan puasa saja tetapi juga shalat tarawih dan menjalankan malam laitur qadar mengerjakan dapat diampuni segala dosa-dosanya.
Pengampunan dosa karena menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan dengan kesempurnan iman, ketakwaan dan akhlak mulia, niscaya Allah akan menghapus dosa-dosanya, seperti bayi yang dikeluarkan dari Rahim seorang ibu dalam keadaan suci dan bersih dari dosa. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda “Barangsiapa yang berpuasa dan shalat malam tarawih dengan mengharap keridhan Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya” [HR. Ahmad].
4. Puasa Memperoleh Ketakwaan
Mukmin yang berpuasa memperoleh ketakwaan karena menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh dengan dasar keimanan, keikhlasan dan ketundukan kepada Allah Sang Pencipta. Sebab tujuan ibadah puasa Ramadhan itu adalah mencetak hamba-hamba Allah yang bertakwa. Allah berfirman “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” [QS. Al-Baqarah [2]: 183].
Ketakwaan itu adalah kebaikan dan kemulian karena puasa Ramadhan yang mampu menjalankan segala yang makruf dan mencegah segala kemungkaran. Ketakwaan itu adalah bekal terbaik dan termulia bagi hamba-hamba Allah yang berpuasa sehingga menjadi hamba yang bertawa kepada Allah “Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa” [QS. Al-Hujurat [49]: 13]. Di mana saja tetap harus bertakwa dan selalu berakhlak mulia “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya menghapusnya. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang mulia” [HR. At-Tarmidzi].
5. Memperoleh Kesabaran
Mukmin yang berpuasa memperoleh kesabaran karena menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan menahan lapar, haus dan menjaga hawa nufsu yang meronta-ronta serta ucapan yang tidak baik. Termasuk juga meninggalkan kebiasan makan dan minum di siang hari, sejak terbit matahari sampai terbenamnya matahari. Kesuksesan berpuasa karena keimanan, ketakwaan dan kesabaran sehingga berhasil menggapai kenikmatan dan kebahagian ibadah puasa di bulan Ramadhan. Berpuasa bagian dari kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam menjalan ibadah puasa. Allah memberikan habar gembira kepada hamba yang sabar karena Allah selalu bersamanya “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” [QS. Al-Baqarah [2]: 155-15
Berpuasa bagian dari kesabaran dan kesabaran bagian dari keimanan kepada Allah Sang Pencipta. Rasulullah Saw. bersabda “Sabar adalah separuh iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan” [QS. At-Thabrani dan Al-Baihaqi]. Keimanan dan ketakwaan memperkokoh kesabaran sehingga ibadah puasa dapat terlaksana dengan sempurna. Bahkan Rasulullah Saw. dan para sahabat bersabar dalam menghadapi berbagai peperangan, terutama perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadhan dan berpuasa dengan mendapatkan kemenangan dengan keimanan dan kesabaran.
6. Memperoleh Kesehatan
Mukmin yang berpuasa memperoleh kesehatan karena menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan dengan menjaga kesehatan mental dan spiritualnya, menjaga makan dan minum yang halal, baik dan bergizi sehingga tubuh menjadi vit dan kuat untuk menjalankan ibadah puasa. Berpuasa bukan saja mensehatkan jasmani melainkan juga mensehatkan ruhani dan mensehatkan pula kehidupan sosialnya. Berpuasa tidak menjadi sakit melainkan menjadi sehat dan baik. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda “Berpuasalah kamu, maka kamu menjadi sehat” [HR. Abu Naim].
Berpuasa menjadi sehat karena makan sahur teratur, berbuka dengan segara dan tidak menunda-nunda, bahkan tidak berkelebihan makan dan minumnya sehingga menjad berat perutnya serta dapat menimbulkan penyakit. Rasulullah Saw. bersabda “Tidaklah manusia memenuhi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makan sekedar untuk menegakkan tulang punggungnya, jika [harus makan lebih dari itu] maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas” [HR. At-Tarmidzi dan Ibnu Majah].
Berpuasa dengan cara yang baik maka akan mensehatkan lambung pencernaan, Kesehatan jantung, mengurangi tekanan stress, mengurangi emosi yang berkelebihan, menghilangkan berbagai kebiasaan buruk. Oleh karena itu, berpuasa menjadi sehat lambungnya dan lambungnya tidak sehat pasti menjadi sakit. Rasulullah Saw. bersabda “Lambung adalah kolamnya badan, ke sanalah semua urat berdatangan, Ketika lambung sehat, semua urat pergi meninggalkannya dengan membawa Kesehatan, tetapi Ketika lambung sakit maka seluruh urat membawa penyakit” [HR. Abu Nuaim].
7. Memperoleh Wangi Misik
Mukmin yang berpuasa memperoleh wangi misik yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan keimanan, keikhlasan dan mengharap ridha Allah. Walapun orang yang berpuasa bau mulutnya kurang sedap, namun di mata Allah adalah sangat mulia dan terhormat. Bahan di akhirat bau mulut orang yang berpuasa menjadi harum seperti arumnya minyak wangi misik. Rasulullah Saw. bersabda “Bau mulut yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari baunya misik [minyak wangi paling harum di dunia]” [HR. Bukhari].
Bau mulut yang berpuasa lebih baik dan mulia di sisi Allah Yang Maha Mulia, daripada bau mulut yang kotor ucapannya, mulut yang pendusta dan mulut yang berbohong. Bahkan lebih rugi, sia-sia, dan tak terhormat di mata Allah bagi yang berpuasa tetapi mulutnya bau dengan ucapan dan dusta. Mereka tidak akan mendapatkan bau minyak misik padanya di akhirat melainkan lapar dan haus yang dirasakan di dunia. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda “Barangsiapa yang tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan lapar dan haus” [HR. Bukhari].
8. Memperoleh Syafaat pada Hari Kiamat
Mukmin yang berpuasa memperoleh Syafaat pada hari kiamat yang menjalankan ibadah puasa selama satu bulan Ramadhan dengan selalu mengerjakan kebaikan, menjaga hawa nafsu dan menghiasi pergaulan hidupnya dengan akhlak yang mulia dan terpuji. Syafaat pada hari kiamat akan diberikan kepada orang yang berpuasa dan membaca Al-Qur’an pada bulan suci Ramadhan. Sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah Saw. “Puasa dan Al-Qur’an memberikan syafaat bagi seseorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: Ya Tuhanku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat di siang hari, maka berikan syafaat untuknya. Sedangkan Al-Qur’an berkata: aku mencegahnya tidur di malam hari hari, maka berikanlah syafatku untuknya, maka keduanya pun memberikan syafaatnya” [HR. Ahmad dan Al-Hakim].
9. Memperoleh Surga di Akhirat
Mukmin yang berpuasa memperoleh surga di akhirat yang menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan tanpa bolong-bolong dan selalu menjaganya dengan keimanan, ketakwaan, keikhlasan dan hanya mengharap ridha Allah Yang Maha Suci. Puasa dan shalat akan memasukkan ke surga Allah, sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan puasa Ramadhan, niscaya Allah akan memasukkan ke surga” [QS. Bukhari dan Ahmad].
Surga Allah akan dihuni oleh hamba-hamba yang terbaik amalnya, terutama amal ibadah puasa yang mengikuti aturan Allah dan Rasul-Nya dengan keimanan dan akhlak yang terpuji “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya” [QS. Al-Bayyinah [98]: 6-7]. Bahkan hamba yang berpuasa balasannya adalah surga dan ada pintu surga khusus bagi yang berpuasa yang bisa memasukinya adalah pintu surga Rayyan.
Dari Sembilan hikmah dan manfaat puasa di bulan suci Ramadhan memberikan dampak yang baik dan positif bagi hamba Allah yang berpuasa. Mereka mendapatkan karunia dan nikmat yang berupa kebahagiaan, pahala, ampunan Kesehatan, ketakwaan, kesabaran, wangi samerbak, syafaat dan surga. Betapa rugi dan kecewa Allah dan Rasul-Nya kepada hamba yang diberikan kesempatan, Kesehatan, kekuatan mental dan spiritualnya tidak mampu menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramdhan yang penuh kenikmatan dan kebahagiaan yang taka da bandingannya dengan bulan-bulan lainnya.
Penulis:
Dr. Syafiin Mansyur, M.Ag,