linimassa.id – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memproyeksikan adanya koreksi harga beras di pasaran menjelang panen raya. Menurutnya, koreksi harga tersebut bisa menjadi angin segar bagi akses masyarakat terhadap salah satu bahan pokok makanan tersebut.
Keyakinan akan Turunnya Harga Gabah
Arief optimis bahwa usai panen, harga gabah dan beras akan turun. Dia menjabarkan bahwa harga gabah akan berangsur turun dari Rp8.600/kg-Rp8.700/kg menjadi Rp8.000/kg, bahkan bisa mencapai Rp6.500/kg. Arief juga menyoroti hubungan antara harga gabah dan harga beras, menekankan bahwa koreksi harga gabah akan mencerminkan pada harga beras.
Peran Bapanas dalam Pengaturan Harga Padi
Sebagai perwakilan pemerintah, Bapanas bertanggung jawab menjaga harga padi di tingkat produsen. Arief menegaskan bahwa Bapanas akan memastikan harga gabah tetap di atas Harga Pokok Produksi (HPP) dengan margin yang sesuai untuk petani.
Upaya untuk Menjaga Stabilitas Harga dan Stok Beras
Arief juga menyoroti faktor-faktor yang memengaruhi kenaikan harga gabah, termasuk kurangnya pasokan dan tingginya permintaan. Dia menggarisbawahi pentingnya menjaga stok beras yang memadai, dengan Bulog minimal harus memiliki stok beras sebesar 1,2 juta ton. Arief menekankan bahwa Bulog telah bekerja keras dalam mendistribusikan beras, terutama dengan impor beras berkualitas tinggi.
Jaminan Stok Beras dan Cadangan Pangan
Hingga Selasa (27/02/2024), stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk beras mencapai 1,3 juta ton. Sementara itu, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) juga masih di atas normal, memberikan jaminan terhadap ketersediaan beras di pasar.
Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas): “Di bulan puasa (harga beras) nanti akan terkoreksi, jadi malah kebalikannya, nanti yang harus dijaga adalah harga tingkat petani.” (AR)