linimassa.id – Ada banyak macam garam. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa.
Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidronium di air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam yang bukan garam asam maupun garam basa. Larutan Zwitterion mempunyai sebuah anionik dan kationik di tengah di molekul yang sama, tetapi tidak disebut sebagai garam. Contohnya adalah asam amino, metabolit, peptida, dan protein.
Larutan garam dalam air (misalnya natrium klorida dalam air) merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Tapi, karena cairan dalam benda ini juga mengandung banyak ion-ion lainnya, maka tidak akan membentuk garam setelah airnya diuapkan.
Warna
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl−), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO−) dan ion monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.
Ternyata garam tidak hanya berwarna putih. Ada Kalium dikromat, garam berwarna jingga yang digunakan sebagai pigmen
Ada juga mangan dioksida, garam yang berwarna hitam
Garam dapat berwarna cerah dan transparan (contohnya natrium klorida), Buram, dan kadang juga berwarna metalik dan berkilau (Besi disulfida).
Garam dapat berwarna macam-macam, seperti kuning (natrium kromat), jingga (kalium dikromat),
merah (kalium ferisianida), mauve (kobalt klorida heksahidrat), biru (tembaga sulfat pentahidrat, ferric hexacyanoferrate), ungu (kalium permanganat), hijau (nikel klorida heksahidrat), putih (natrium klorida/garam dapur), tidak berwarna (Magnesium Sulfate Heptahidrat) dan hitam (mangan dioksida).
Rasa
Selama ini kita mengenal rasa garam adalah asin. Ternyata ada 5 rasa berbeda, yaitu asin (natrium klorida), manis (timbal (II) asetat, beracun kalau sampai tertelan), asam (kalium bitartrat), pahit (magnesium sulfat), dan gurih (monosodium glutamat).
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat (“garam kuat”) biasanya stabil dan tidak berbau, sedangkan garam yang terbentuk dari asam lemah maupun basa lemah (“garam lemah”) lebih berbau karena disebabkan oleh asam konjugasi nya (contohnya asetat (asam asetat) pada (cuka) dan sianida seperti hidrogen sianida) atau bisa juga karena basa konjugasinya (contohnya garam amonium seperti amonia). Dekomposisi parsial ini bisa dipercepat dengan penambahan air, karena hidrolisis merupakan setengah bagian lain dari reaksi reversibel yang membentuk garam lemah.
Garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl) yang dihasilkan oleh air laut. Garam dalam bentuk alaminya adalah mineral kristal yang dikenal sebagai batu garam atau halite.
Garam sangat diperlukan tubuh, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi).
Selain itu garam juga digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi yodium.
Asal Mula
Garam telah digunakan sejak zaman purba kala. Manusia pemburu pada zaman purba kala mengisi kembali garam yang mereka butuhkan dengan memakan daging hewan.
Beberapa bangsa yang sumber makanan utamanya hewan umumnya tidak menggunakan garam lagi karena kandungan garam pada daging yang sudah cukup. Namun bangsa yang bergantung pada agrikultur menggunakan garam dalam kehidupannya.
Garam memiliki pengaruh yang sangat besar pada sejarah; seperti menjadi sebuah alat tukar, sumber dari sebuah revolusi, dan lain-lain.
Beberapa pemerintahan menaruh pajak yang sangat besar pada penjualan garam, contohnya adalah pemerintahan Tiongkok. Garam juga digunakan oleh pedagang Yunani untuk membeli seorang budak. Para golongan pekerja juga dulunya dibayar menggunakan garam.
Garam memilki dampak yang sangat tinggi, bahkan terjadi kehebohan ketika garam dipajak secara paksa oleh Prancis. Kehebohan ini juga menjadi bara dalam api yang nantinya berubah menjadi Revolusi Prancis.
Cara mendapatkan garam telah berubah seiring berkembangnya teknologi. Secara umum, terdapat dua cara mendapatkan garam yang masih dilakukan hingga zaman sekarang. Dua cara itu adalah dengan mengeringkan air yang mengandung garam atau menambangnya dari gua.
Mengeringkan air adalah cara paling populer. Air yang mengandung garam dikeringkan dengan berbagai cara, seperti dijemur atau direbus.
Setelah semua air menguap, hanya akan ada kristal garam yang tersisa. Air garam dapat didapatkan dari air laut, danau, atau dari sebuah sumber mata air.
Penambah Rasa
Garam umumnya digunakan untuk menambahkan rasa asin pada makanan. Meskipun begitu, rasa yang diberikan oleh garam tidak sepenuhnya asin.
Garam memiliki kemampuan untuk memperkuat rasa pada makanan, contohnya penambahan garam pada makanan manis. Garam disini digunakan bukan untuk mengasinkan makanan, tetapi untuk meningkatkan rasa lain, seperti rasa manis, pada makanan tersebut.
Pengaruh garam juga dirasakan pada dunia kuliner, seperti kata salad yang berasal dari kata salt. Kata ini bermula dari rakyat Romawi kuno yang memberi garam kepada sayur-sayuran mereka. Selain sebagai penambah rasa, garam juga digunakan sebagai pemberi tekstur kepada makanan, mendinginkan es, dan juga sebagai pengawet.
Sebagai pendingin es, garam digunakan untuk merendahkan suhu beku pada air. Menambahkan garam pada gula akan membuat air asin yang memiliki suhu beku yang lebih rendah daripada air biasa.
Air yang lebih dingin ini lalu dapat digunakan untuk membuat makanan yang memerlukan temperatur dingin, contohnya adalah es krim.
Garam sebagai pengawet bekerja dengan cara mengurangi “aktivitas air” pada makanan. Garam akan mengeringkan makanan dengan menghisap airnya. Lingkungan yang kering ini mempersulit perkembangan bakteri.
Selain itu, garam juga membunuh bakteri dengan cara menarik air dari dalam bakteri ke lingkungan yang kering.
Meskipun makhluk hidup memerlukan garam dalam tubuhnya, garam hendaknya digunakan dengan bijak. Mengkonsumsi garam terlalu banyak dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, meningkatkan kemungkinan terkena serangan jantung, osteoporosis, stroke, dan masalah ginjal.
Dianjurkan mengkonsumsi sekitar 5 gram garam untuk orang dewasa setiap harinya. (Hilal)