linimassa.id – Saat musim hujan dan cuaca mendadak dingin, paling seru kalau bergelung di dalam selimut.
Selimut merupakan salah satu perlengkapan tidur yang hampir dimilikki oleh setiap orang untuk menghangatkan tubuh di malam hari.
Selimut adalah bagian dari peralatan tidur untuk memberikan rasa hangat terutama ketika sedang tidur.
Selain selimut yang terbuat dari bahan kain, terdapat juga selimut listrik, yaitu selimut yang diberikan aliran listrik untuk diubah menjadi energi panas yang memberikan rasa hangat kepada pemakainya. Selimut secara tradisional terbuat dari wol karena kehangatan dan sifat tahan apinya.
Dalam perkembangannya, saat ini dikenal juga istilah bed cover yang sebenarnya memiliki arti yang sama dengan selimut, tetapi memiliki fungsi artistik dan desain lebih untuk keindahan tempat tidur.
Biasanya bed cover ini terbuat dari bahan kain yang sama dengan kain seprai yang diisi dengan material lembut yang berfungsi untuk isolasi panas. Fungsi bed cover lainnya adalah untuk menjaga kebersihan tempat tidur.
Tradisional
Selimut tradisional terbuat dari wol karena bisa menghangatkan dan juga punya tekstur lembut. Namun, tak hanya digunakan untuk menghangatkan tubuh sebagai perlengkapan tidur. Di Meksiko, kaum laki-laki menggunakan serape, selimut berwarna cerah untuk aktivitas sehari-hari.
Sedangkan di Maroko, masyarakat menggunakan handira, yaitu selimut yang ditenun dan biasanya dipergunakan dalam ritual pernikahan.
Handira ini ditenun oleh perempuan suku Berber, dihiasi dengan beragam hiasan seperti payet dan rumbai untuk dikenakan oleh mempelai perempuan sebagai jubah pernikahan.
Pada masa lalu, budaya menenun selimut sudah ada dan jadi komoditi yang diperjual belikan dengan harga tinggi.
Inilah kenapa orang yang memiliki selimut dianggap simbol status sosial penanda bahwa seseorang adalah orang kaya atau orang berada pada masa itu.
Awal Mula
Bukan hanya untuk menghangatkan tubuh, selimut bisa dimanfaatkan jadi jubah pernikahan hingga pakaian tradisional.
Sejarah mencatat, bahwa manusia gua mulai menggunakan selimut untuk menjaga suhu tubuh mereka selama mereka tidur.
Saat itu selimut tidak terbuat dari wol atau benang tenunan, melainkan dari kulit binatang besar yang masih memiliki bulu untuk menghangatkan tubuh di malam hari.
Awalnya kulit binatang dimanfaatkan sebagai alas tidur atau karpet, namun karena hawa dingin terus mengganggu, beberapa mulai berguling dan menutupi tubuh mereka menggunakan kulit hewan itu.
Dari situlah, selimut mulai digunakan juga untuk menghangatkan tubuh para manusia gua ketika suhu berubah dingin.
Meski sudah dikenal sejak sebelum Masehi, penggunaan selimut enggak hanya terpaku sebagai perlengkapan tidur.
Selimut bisa dipergunakan sebagai jubah pernikahan hingga baju atau pakaian tradisional.
Selimut baru merambah ke rumah-rumah pada awal-awal 1800-an, selimut yang terbuat dari wol digunakan untuk menghangatkan tubuh dengan kualitas yang makin baik, misalnya lembut, ringan, tapi juga bisa menghangatkan.
Beberapa bahan kain yang sering dipergunakan untuk proses pembuatan selimut, misalnya wol, katun, linen, flanel, polar, dan fleece.
Jenis
Selimut sudah menjadi kebutuhan pokok tak hanya bagi mereka yang tinggal di kawasan beriklim dingin, tetapi juga yang tinggal di kawasan tropis.
Seperti yang kita ketahui, fungsi utama dari selimut adalah menghangatkan diri serta melindungi dari gigitan serangga seperti nyamuk.
Kain yang digunakan untuk membuat selimut pun cukup bervariasi dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya ketika cuaca panas dan kamu hanya butuh selimut untuk menghindari gigitan nyamuk, maka bahan katun akan lebih direkomendasikan daripada bahan wol.
Salah satu kain yang paling sering ditemui sebagai material dari selimut adalah wol. Kain wol terbuat dari bulu binatang yang telah dibersihkan, kemudian dipintal menggunakan mesin hingga menjadi benang, untuk kemudian dipintal lagi hingga menjadi selimut.
Kain dengan karakteristik yang lembut, tebal, elastis, serta mampu menyerap air dengan baik ini sudah menjadi andalan mereka yang tinggal di daerah iklim dingin. Meski sangat hangat, kain ini juga memiliki beberapa kekurangan.
Pertama, selimut dari bahan wol memiliki bobot yang cukup berat sehingga menyulitkan ketika proses pencucian. Selain bobotnya yang berat, selimut ini juga cukup tebal sehingga membutuhkan waktu lama untuk bisa kering.
Kedua, selimut dari bahan wol cenderung berharga mahal jika dibandingkan dengan bahan lainnya. Namun, jika dilihat dari segi estetikanya, selimut bahan wol tentu lebih nampak elegan dan cantik. Apalagi ketika kamu memilih warna yang sesuai dengan tempat tidurmu.
Ketiga, karena selimut wol terbuat dari bulu, maka bisa menimbulkan alergi. Untuk perawatannya, cucilah menggunakan air dingin agar mencegah serat wol menyusut dan gunakan tangan untuk mencegah teksturnya rusak.
Selimut dari bahan sintetis juga digunakan banyak orang di daerah iklim dingin. Karakteristiknya yang tebal membuatnya jadi pilihan dibandingkan wol. Apalagi mengingat harganya yang cukup terjangkau. Umumnya selimut ini terbuat dari bahan serat sintetis seperti akrilik, nilon, dan polyester. Namun, bahan polyester adalah yang paling banyak digunakan.
Selimut dari bahan sintetis memiliki banyak kelebihan seperti perawatan yang mudah, harga yang murah, serta tidak gampang rusak. Selain itu, selimut ini juga lebih variatif jika dibandingkan dengan wol karena memiliki lebih banyak varian motif. Sayangnya, motif dari selimut ini lebih cepat pudar serta benangnya lebih mudah mencuat. Apalagi ketika dicuci secara kasar, misal disikat.
Untuk menghindari warnanya yang memudar, ketika mencuci, hindarkan dari sinar matahari langsung. Selain itu, jangan terlalu sering mencucinya karena selimut ini tidak perlu dicuci setiap kali.
Selimut dari kain flanel memiliki perawatan yang cukup mudah dan harganya juga cukup murah. Selimut ini terbuat dari serat alami seperti katun, wol, atau serat sintetis yang diolah hingga memberikan hasil akhir berupa tekstur kain yang bervariasi. Karena terbuat dari serat alami, bahan flanel bisa jadi alternatif pengganti selimut wol karena memiliki karakteristik yang mirip dengan wol yang cenderung hangat.
Sayangnya, selimut dari bahan flanel ini berkualitas buruk. Jika kamu tidak teliti ketika membeli, selimut flanel akan berubah menjadi asimetris setelah kamu mencucinya. Selain itu, menyikat ketika mencuci juga mengakibatkan permukaan selimut mudah rusak.
Jenis kain yang dijadikan sebagai material selimut ini kerap dijadikan sebagai bahan hoodie. Jadi, kamu tak perlu ragu untuk masalah kehangatannya. Fleece sendiri masuk kategori serat sintetis yang berasal dari daur ulang botol plastik. Jadi, tak heran jika harganya juga cenderung murah.
Meski harganya murah, selimut dari bahan fleece memiliki karakteristik unggulan berupa bobot yang ringan, tekstur yang lembut, elastis, dan memiliki sirkulasi yang baik atau breathable sehingga tetap akan nyaman digunakan baik di musim dingin atau musim panas.
Untuk perawatannya cukup mudah. Kamu hanya perlu mencucinya dengan air dingin dan jemur di area yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Jenis selimut katun menjadi primadona di kawasan tropis. Selain karena perawatannya yang mudah, katun juga memiliki handfeel yang lembut. Tak hanya itu, sirkulasi udara selimut katun juga baik, mampu menyerap keringat, awet serta tersedia dalam berbagai pilihan motif. Nah, yang paling penting, selimut dari katun harganya tergolong murah.
Sayangnya, seperti material katun lainnya, selimut bahan katun yang kurang berkualitas cukup rentan dengan proses pencucian, apalagi ketika terkena sinar matahari langsung. Warnanya akan lebih cepat memudar dan bisa menyusut setelah dicuci beberapa kali. Namun, kamu gak perlu khawatir karena Simply Bed punya beragam pilihan selimut 100% berbahan katun Jepang dan warnanya gak cepat pudar. Selain itu, bahannya lembut dan gak gampang menyusut
Tempat tidur tanpa selimut tentu saja ada yang kurang. Karena itu lengkapi tempat tidurmu dengan pilihan selimut yang tepat. Ketika memilih selimut, pilihlah yang warnanya cocok dengan tempat tidur dan kamar tidurmu.
Pilih pula yang sesuai dengan kebutuhan agar tidurmu bisa terasa lebih nyaman. Pastikan pula mencucinya dengan rutin untuk menghindari debu yang mampu menyebabkan alergi dan masalah kesehatan lainnya.
Sekian ulasan ini dan di atas adalah contoh beberapa jenis kain untuk selimut yang sering digunakan. Selain beberapa jenis kain diatas masih ada lainnya seperti kain bulu, kain handuk dan sebagainya. (Hilal)