linimassa.id – Untuk menampung gaji atau hasil usaha setiap bulan, masyarakat umumnya menyimpannya dalam bentuk tabungan. Namun, saat tabungan terus bertambah, muncul pertanyaan kapan waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi. Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat, Achmad Dirgantara, memberikan pandangan terkait hal ini.
Achmad mengatakan seseorang sebaiknya mulai berinvestasi ketika nilai tabungan mencapai 3-6 kali biaya hidup bulanan atau sudah mampu memenuhi kebutuhan dana darurat. Dengan demikian, saat terjadi musibah seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kegagalan bisnis, masih ada tabungan yang dapat digunakan sebelum mendapatkan pekerjaan baru atau memulai usaha kembali.
Sebelum memulai berinvestasi, Achmad menekankan pentingnya memiliki asuransi atau proteksi. Menyisihkan sebagian dana untuk membeli asuransi, terutama asuransi kesehatan, dapat melindungi dari risiko sakit atau meninggal dunia. Dengan adanya asuransi, tidak perlu lagi menggunakan tabungan atau menjual aset untuk membiayai kebutuhan hidup dalam situasi yang sulit.
Salah satu alasan utama untuk berinvestasi, menurut Achmad, adalah untuk menambah passive income. Passive income merupakan penghasilan yang tidak diperoleh secara langsung, memungkinkan masyarakat tetap mendapatkan pendapatan meskipun tidak aktif bekerja.
“Jika kita hanya mengandalkan gaji bulanan, maka tujuan finansial kita mungkin akan sulit untuk dicapai. Sementara itu, dengan berinvestasi, setidaknya dapat membantu kita untuk mempercepat dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang,” tambahnya.
Dengan demikian, pemahaman akan kondisi keuangan pribadi dan perlunya persiapan melalui asuransi menjadi kunci sebelum memasuki dunia investasi. (AR)


