linimassa.id – Sepanjang jalan, saat ini banyak dijumpai pohon rambutan berbuah dan para penjaja rambutan dadakan. Selamat datang di musim rambutan.
Rambutan merupakan tanaman tropis yang termasuk ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara.
Kata “rambutan” berasal dari bahasa Melayu yang berakar dari kata “rambut” karena bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut.
Perpaduan rasa manis, asam, dan kecut yang dimiliki rambutan membuat buah ini disukai banyak orang. Selain di Indonesia, rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia, Amerika Tengah, India, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Sri Lanka.
Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan bunga.
Di daerah Sumatra bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun.
Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November).
Buah
Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki “rambut” di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum.
Endokarp berwarna putih, menutupi “daging”. Bagian buah yang dimakan, “daging buah”, sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas (“rambutan ace”/ngelotok).
Pohon dengan buah masak sangat menarik perhatian karena biasanya rambutan sangat banyak menghasilkan buah.
Jika pertumbuhan musiman, rambutan masak pada bulan Desember hingga Maret, dikenal sebagai “musim rambutan”. Masanya biasanya bersamaan dengan buah musiman lain, seperti durian dan mangga.
Jenis
Sedikitnya, ada sebelas jenis rambutan unggulan Indonesia, seperti Binjai dan Rapiah dari Jakarta, Antalagi dari Kalimantan Selatan, dan Rambutan Nona asal Riau.
Rambutan dihasilkan dari tanaman Nephelium Lappaceum, masih satu keluarga dengan kelengkeng, leci dan matoa. Buah ini berbentuk bulat warnanya mulai dari hijau, kuning hingga merah. Daging buah berwarna putih cenderung bening.
Rambutan yang telah matang rasanya manis hingga asam manis. Bagian yang bisa dimakan hanya daging, sedangkan kulit dan bijinya tidak bisa dimakan.
Rambutan termasuk dalam buah tropis, diyakini berasal dari Asia Tenggara. Pohonnya banyak dibudidayakan di Indonesia, Thailand dan Malaysia.
Nama rambutan diambil dari kata “rambut” istilah dalam bahasa Melayu yang berarti bulu. Buah ini mengandung arti buah yang berbulu. Nama tersebut sesuai dengan bentuk kulit buahnya yang ditumbuhi duri halus menyerupai bulu. Dalam bahasa Inggris buah ini disebut dengan nama yang sama, yakni rambutan.
Menyebar
Rambutan merupakan tanaman asli kepulauan Asia Tenggara, mencakup Indonesia dan Malaysia. Dari kawasan ini menyebar ke negara tetangganya seperti Thailand, Vietnam dan Filipina.
Berdasarkan penelitian Grant T. McQuate “Field Infestation of Rambutan Fruits by Internal-Feeding Pests in Hawaii” melalui Entomological Society of America, tanaman ini tidak hanya di tanam di Asia Tenggara.
Rambutan ditanam di Australia, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, Kepulauan Hawai, Florida, India dan Srilangka.
Rambutan mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia pada abad ke-20, terutama ke daerah Australia, Amerika dan Afrika yang memiliki iklim tropis. Tidak ada catatan rinci mengenai perkembangan awal budidaya rambutan. Diketahui tanaman rambutan yang ada di Thailand dibawa dari Malaysia sekitar 100 tahun yang lalu.
Dari penelitian H. D. Tindall berjudul “Rambutan Cultivation”, jika di Filipina, rambutan mulai diperkenalkan sejak pada tahun 1913–1914 dari biji asal Indonesia.
Pada tahun 1939 tercatat biji rambutan dari Jakarta dengan nama populer Maharlika dibawa ke Filipina. Hingga saat ini tanaman ini menjadi induk bagi rambutan yang dikembangkan secara komersial di Filipina.
Buah rambutan dalam bahasa Inggris disebut rambutan atau pulasan, dalam bahasa Spanyol disebut ramustan atau mamon chino, dan dalam bahasa Perancis disebut ramboutan.
Di Indonesia sendiri buah ini memiliki banyak sebutan di antaranya rambot, rambuteun, jailan, folui, bairabit, banamaon, beriti, sagalong, maliti, puson, rambutan, rambusa, barangkasa, bolangat, balatu, balatung, walatu, walungas, lelamun, toleang. (Hilal)