linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Digugu dan Ditiru, Guru Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Pendidikan > Digugu dan Ditiru, Guru Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Pendidikan

Digugu dan Ditiru, Guru Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Hilal Ahmad 27 November 2023
Share
waktu baca 6 menit
Guru digugu dan ditiru. (Foto : Western Governors University)
Guru digugu dan ditiru. (Foto : Western Governors University)
SHARE

linimassa.id – Peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November ini merupakan momen penting. Sebagai sosok yang digugu dan ditiru, guru memiliki jasa luar biasa bagi semua orang. Merekalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam makna sebenarnya.

Contents
Asal MulaTemaBertepatan

Ini seperti kalimat menarik dari Ki Hadjar Dewantara. “Guru adalah seorang pejuang tulus tanpa tanda jasa mencerdaskan bangsa”.

Pemerintah Indonesia, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional (HGN).

 

Asal Mula

Penetapan tanggal perayaan Hari Guru Nasional tidak bisa dilepaskan dari sejarah dibentuknya organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Dilansir dari penelitian Dinamika Konflik Antara Persatuan Guru Republik Indonesia Dan Partai Komunis Indonesia, sebelumnya adanya PGRI, pada 1912 organisasi profesi guru ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

Namun karena PGHB dinilai kurang efektif dalam penyetaraan hak para anggotanya, organisasi ini kemudian terbagi menjadi dua yaitu Persatuan Guru Bantu (PGB) dan Perserikatan Guru Desa (PGD).

Pada 1932, PGHB berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Awalnya perubahan nama mendapat kritik dari pihak Belanda karena terdapat kata Indonesia, namun nama itu tetap dipertahankan hingga masa penjajahan Belanda selesai.

Namun pada masa kedudukan Jepang, PGI dilarang melakukan aktivitasnya. Tidak hanya aktivitas keorganisasian, bahkan segala aktivitas pendidikan juga, hingga seluruh sekolah tidak diizinkan beroperasi.

Hingga akhirnya hal itu berakhir saat Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Dan untuk membangkitkan kembali aktivitas pendidikan, diadakan Kongres Guru Indonesia yang dipimpin para tokoh pendidik seperti Amin Singgih dan Rh. Koesnan. Kongres itu berlangsung pada 24 sampai 25 November 1945 di Sekolah Guru Puteri di Surakarta, Jawa Tengah.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Kongres ini menghasilkan keputusan penghapusan segala aspek perbedaan dalam semua organisasi dan kelompok guru. Dari kongres itulah kemudian lahir Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang dibentuk pada 25 November 1945. Organisasi tersebut bertujuan untuk menyatukan seluruh tenaga pendidik di Indonesia.

PGRI dinilai merupakan bentuk dari perjuangan guru terhadap pendidikan dan kemerdekaan Indonesia. Pemerintah kemudian menetapkan HUT PGRI itu sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahun. Ini sesuai dengan keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.

Menurut Keppres 78 tahun 1994 itu, guru memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

 

Tema

Tema Hari Guru Nasional 2023 adalah “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”.

Presiden Joko Widodo saat sambutan pada Puncak Peringatan HUT ke-78 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2023, 25 November 2023 seperti dilansir laman setkab.go.id mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi para guru dalam mendidik generasi muda Indonesia, dalam mendidik kita semuanya.

“Menjadi guru itu bukan pekerjaan yang ringan, bukan pekerjaan yang ringan. Menurut sebuah lembaga riset internasional, ini yang saya baca di RAND Corporation tahun 2022, saya kaget juga setelah membaca bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain,” jelas Jokowi.

Menurutnya, tingkat stres guru lebih tinggi dibandingkan pekerjaan yang lain karena perilaku siswa, juga karena perubahan kurikulum.

“Hati-hati, Pak Mendikbud. Tapi ya kurikulum memang harus berubah, karena setiap saat perubahan itu selalu ada, apalagi sekarang ini disrupsi teknologi begitu sangat cepatnya setiap hari berubah, berubah, berubah terus. Dan, juga karena perkembangan teknologi,” imbuhnya.

Jokowi menyebut, dalam tahun 2030-an, tahun 2030, tahun 2035, Indonesia akan berada di puncak bonus demografi. Dalam sebuah peradaban negara itu hanya sekali kesempatan.

“Kalau kita bisa menggunakan kesempatan itu, menggunakan peluang itu,  negara ini akan melompat menjadi negara maju. Tapi kalau tidak bisa, seperti yang kita lihat di negara-negara Amerika Latin, tahun 50-an [1950], tahun 60-an [1960], tahun 70-an [1970] mereka sudah berada di posisi negara berkembang, tetapi sampai sekarang sudah 50 tahun, 60 tahun, 70 tahun, mereka tetap menjadi negara berkembang dan bahkan ada yang jatuh menjadi negara miskin. Karena apa? Saat diberikan peluang, tidak bisa menggunakan peluang itu sebaik-baiknya,” tukasnya.

Pembangunan kualitas sumber daya manusia menjadi kunci dan itu menjadi tanggung jawab guru. Guru yang menjadi pembimbing, guru yang menjadi motivator, guru yang menjadi mentor, guru yang menjadi sahabat sekaligus guru yang menjadi panutan.

 

Bertepatan

Peringatan Hari Guru Nasional bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945.

Meski sama-sama diperingati tiap tanggal 25 November, namun Hari Guru Nasional dan HUT PGRI memiliki sedikit perbedaan. Perbedaan ini hanya terletak pada latar belakang penetapan HUT PGRI maupun Hari Guru Nasional.

Tiap tanggal 25 November diperingati sebagai HUT PGRI untuk memperingati hari berdirinya organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November 1945 silam.

Sedangkan Hari Guru Nasional juga diperingati tiap tanggal 25 November karena adanya penetapan Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional oleh Presiden Soeharto.

Dalam KEPPRES itu, disebutkan bahwa Hari Guru Nasional ditetapkan pada tanggal 25 November dengan tujuan mewujudkan penghormatan kepada guru di Indonesia. Berikut sejarah peringatan Hari Guru Nasional sekaligus HUT PGRI yang jatuh pada 25 November dilansir dari laman Kemendikbud Ristek. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
26 November 2025
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image

Terkini

DPRD Banten
Komisi IV DPRD Banten Desak ESDM dan DLHK Ungkap Data Valid Tambang Ilegal di Banten
News
Pemkab Serang
Pemkab Serang Fokus Kurangi Praktik BAB Sembarangan demi Tingkatkan Kesehatan Warga
News
Tambang Ilegal di Banten
Tambang Ilegal di Banten Rusak 50 Hektare Lahan, Kerugian Negara Capai Rp18,3 Miliar
News
Macan tutul
Populasi Satwa Langka Macan Tutul hingga Elang Jawa di TNGHS Terancam, Ini Penyebabnya
News
Pemkot Tangsel
Ini Upaya Pemkot Tangsel Tingkatkan Infrastruktur Jalan dan Pengendalian Banjir pada 2025
Pemerintahan
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?