linimassa.id – Varian olahraga baru bermunculan. Salah satunya headis. Ini adalah olahraga persilangan antara sepakbola dan tenis meja.
Headis atau Header Table Tennis menggunakan meja yang sangat mirip dengan tenis meja, tetapi dengan bola karet bergaris tengah 7 inci.
Pemain harus menyundul bola ke arah seberang meja dan sebaliknya, hampir sama dengan tenis meja. Salah satu bedanya, pemain boleh melakukan smash saat bola masih di udara.
Taktik di permainan ini juga gabungan antara tenis dan tenis meja yang terlibat, selain juga elemen sundulan sepak bola.
Pada Februari 2010, olahraga ini mendapat penghargaan sebagai salah satu finalis kompetisi start-up industri olahraga terbesar di dunia, yaitu ISPO Brandnew Award di kota Muenchen.
Sejak 2007 jumlah peminat olahraga initerus meningkat. Sudah ada beberapa turnamen yang umumnya diadakan di Eropa.
Pada pertengahan 2016, Kejuaraan Dunia Headis ke-11 diadakan dengan pemain dari 12 negara.
Asal Mula
Pada 2006 olahraga ini ditemukan oleh mahasiswa olahraga, René Wegner. Sebuah lapangan sepak bola di Kaiserslautern, Jerman ditempati tetapi meja tenis meja tersedia sehingga mereka mulai memainkan bola karet hanya dengan kepala.
Headis mulai menyebar ke seluruh pelajar Jerman. Universität des Saarlandes adalah institusi pertama yang mengadakan pelatihan Headis reguler. Semakin banyak universitas yang menambahkan olahraga ini ke dalam jadwal mereka.
Selain universitas, ada juga kemungkinan lain untuk memainkan Headis. 1. FC Kaiserslautern dan SV Darmstadt 98[8] menawarkan pelatihan reguler.
Pada 2008, Turnamen Piala Dunia Headis yang pertama diselenggarakan.
Pada 2010 dan 2011 di Kaiserslautern diadakan adh-Trophy Headis (Allgemeiner Deutscher Hochschulsportverband), yaitu Kejuaraan Headis Universitas Jerman.
Pada 2016, terdapat sebelas Turnamen Piala Dunia, Kejuaraan Dunia dan Eropa dan perkiraan jumlah pemain sebanyak 100.000 orang. Dimulai di Universität des Saarlandes olahraga ini menyebar ke seluruh Jerman.
Beberapa penampilan TV dan video viral online meningkatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, 18 universitas Jerman menawarkan kursus Headis reguler.
Olahraga ini juga populer di negara lain selain Jerman. Terdapat mitra resmi di Swiss, Belgia, Belanda, Republik Ceko, Republik Dominika, Tiongkok, Australia, dan Jepang.
Setiap tahun ada 10 hingga 12 turnamen[23] yang menjadi basis Kejuaraan Dunia Headis.
Aturan
Dua pemain bermain di meja tenis meja biasa dan bola hanya boleh bersentuhan dengan kepala. Namun, meja tersebut dapat disentuh oleh bagian tubuh mana pun. Bermain voli juga diperbolehkan. Setelah setiap bola dimainkan, Anda harus menyentuh tanah sebelum menyundul bola berikutnya.
Set dimainkan dengan sebelas (11) poin, dengan pengecualian bahwa pemain harus menang dengan dua (2) poin. Pertandingan ditentukan berdasarkan best-of-three (3) set.
Meja tenis meja: Headis dimainkan di meja tenis meja biasa. Pengukurannya sama. Karena bola Headis lebih berat dari bola tenis meja, maka jaringnya terbuat dari logam sehingga lebih stabil.
Bola Headis: olahraga ini dimainkan dengan bola khusus. Terdiri dari
karet, beratnya sekitar 100 gram (3,5 oz), dan memiliki keliling 50 sentimeter (20 in).
Seri Turnamen
Setiap tahunnya ada 10 hingga 12 Turnamen Piala Dunia Headis yang diadakan. Hasil turnamen ini menjadi dasar Peringkat Dunia Headis.
Para pemain tidak menggunakan nama reguler mereka di turnamen. Mereka malah memilih nama lelucon seperti “Headi Potter” atau “Rolli der Schlächter”.
Peringkat Dunia Headis disusun berdasarkan hasil Turnamen Piala Dunia Headis. Para pemain menerima poin Peringkat Dunia sesuai dengan peringkat mereka di turnamen. Semakin besar turnamen, semakin banyak poin yang didapat pemain.
Dalam 15 turnamen terakhir membangun peringkat.[30] Pada Mei 2017, dua pemain top dunia adalah Cornelius “Headsinfarkt” Döll (1.624 poin) dan Margarita “Klausi” Marmol Fernandez (890 poin).
Kejuaraan Dunia Headis tahunan adalah turnamen terpenting sepanjang tahun. Ini adalah satu-satunya turnamen dengan pemain tak terbatas dan mempengaruhi Peringkat Dunia lebih dari turnamen lainnya. Pada Kejuaraan Dunia 2016 ada pemain dari 12 negara.
Indonesia
Meski olahraga ini sepertinya belum banyak dikenal di Indonesia, tapi pada 2017, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, memperkenalkan olahraga menarik ini kepada wartawan. Tepatnya pada 5 Desember 2017.
Olahraga ini menggunakan meja yang hampir sama dengan tenis meja. Namun, bola yang digunakan berbeda. Bolanya cukup besar dan tidak menggunakan alat pemukul.
Bola tersebut disundul atau ditanduk dengan kepala hampir seperti pada olahraga sepak bola. Bola tersebut harus diarahkan ke area lawan. Pemain mencari poin dengan membuat lawan tidak bisa mengembalikan bola yang diarahkan kepadanya. (Hilal)