linimassa.id – Podcast yang tenar saat ini sebenarnya bukanlah hal baru. Podcast merupakan konten audio dengan format yang mirip dengan program radio.
Berbeda dari radio yang bergantung dengan jam siaran dan frekuensi, podcast bisa diunduh untuk didengarkan di gadget kapanpun.
Di Tanah Air, beberapa content creator ternama seperti Deddy Corbuzier sudah cukup dikenal masyarakat sebagai podcaster. Meskipun begitu, ia hadir dalam bentuk audio visual dan di YouTube.
Podcast tumbuh dengan sangat drastis dan stabil sejak pertama kali kemunculan di awal tahun 2000-an.
Industri podcast terus tumbuh bersamaan dengan makin canggihnya teknologi seperti smartphone dan smart speakers (Amazon Alexa, Google Home, dan lain sebagainya).
Di Indonesia, tren pencarian “podcast” mengalami pertumbuhan yang pesat di beberapa tahun belakangan ini.
Asal tahu, secara bahasa kata podcast adalah gabungan dari dua kata, yakni “iPod “ dan “broadcast”. Kata podcast pertama kali digunakan kolumnis dan jurnalis BBC, Ben Hammersley. Dia menciptakan istilah itu pada awal Februari 2004 ketika menulis artikel untuk media The Guardian.
Istilah ini pertama kali digunakan dalam komunitas audio blogging di bulan September 2004. Saat itu, Danny Gregoire memperkenalkan podcast dalam sebuah pesan yang dikirimkan ke milis iPodder-dev. Podcaster Adam Curry kemudian mengadopsinya, dan hingga saat ini, istilah podcast dikenal secara luas.
Menurut Oxford Dictionary, podcast adalah file audio digital yang tersedia di internet yang bisa di-download ke perangkat seluler atau komputer. Biasanya, podcast dibuat secara berseri dan bisa dinikmati oleh pendengar yang sudah berlangganan (menjadi subscribers).
Dilansir dari The Podcast Host, secara detail, podcast adalah serangkaian kata yang diucapkan atau sebuah episode audio yang semuanya berfokus pada tema atau topik tertentu. Misalnya, tentang startup, cerita horor, atau hobi.
Variatif
Berbeda denagn radio, podcast tidak bergantung pada gelombang frekuensi tertentu. Sifatnya pun on-demand, sehingga tidak usah menunggu jadwal siaran seperti radio
Topik yang dibahas variatif. Kita bisa menemukan berbagai topik pembahasan podcast. Kita juga bisa menemukan podcast dengan pembahasan topik secara mendalam di setiap episode. Maupun pembahasan topik yang ringan untuk menemani keseharianmu.
Format yang variative menjadikan podcast tersedia dalam durasi pendek hingga berjam-jam
Kelebihan podcast dibanding media berbasis audio visual ini adalah bisa menjadi pilihan hiburan alternatif yang tidak menyebabkan ketegangan visual seperti saat sedang menonton.
Faktanya, beberapa studi menunjukkan bahwa otak cenderung lebih aktif ketika kita sedang mendengarkan podcast ketimbang saat menonton televisi.
Ketika hanya mendengarkan, kita akan menggunakan imajinasi untuk memvisualisasikan apa yang kita dengar. Ini tentu jauh lebih baik ketimbang hanya ‘disuapi’ dengan tampilan visual video dari televisi dan layar lainnya.
Tren
Pada saat ini, podcast menjadi salah satu trend di Indonesia. Banyak dari content creator hingga influencer membuat sebuah konten dengan berbasis siaran radio atau biasa dikenal dengan istilah podcast.
Para penonton merasa tertarik dengan adanya konten tersebut sebab, terdapat sebuah proses diskusi menarik yang disajikan secara santai.
Podcast merupakan salah satu media konten yang banyak mendapat perhatian masyarakat. Sebab terkesan lebih fleksibel dan intens apabila dibandingkan dengan siaran radio pada umumnya.
Oh ya, dalam sebuah podcast, tidak menayangkan iklan meskipun kamu tidak berlangganan sekalipun. Beda halnya dengan radio yang selalu menyelipkan beberapa iklan di dalam sebuah siaran langsungnya.
Dengan tidak adanya iklan tersebut, kamu sebagai pendengar bisa mendengarkan obrolan atau diskusi dengan lebih nyaman dan fokus. Jadi, tak heran apabila sejumlah orang banyak yang gemar mendengarkan podcast. (Hilal)