linimassa.id – Saat ini, kesadaran pangan dunia semakin digalakkan. Melalui Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bagi kehidupan manusia.
Pada 2023, Hari Pangan Sedunia mengusung tema “Air adalah kehidupan, air adalah makanan, Jangan tinggalkan siapa pun”. Tema ini dipilih untuk menyoroti pentingnya air bagi produksi pangan dan ketahanan pangan.
Laman FAO menyebut, pemilihan tema ini mengandung makna bahwa air sangat penting bagi kehidupan di Bumi.
Air digunakan dalam berbagai proses produksi pangan, mulai dari irigasi, pengairan, hingga pengolahan makanan. Selain itu, air juga merupakan komponen penting dari makanan itu sendiri.
Versi FAO, sekitar 70% dari air yang digunakan di dunia digunakan untuk produksi pangan. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan meningkatnya permintaan akan pangan.
Krisis air merupakan salah satu ancaman terbesar bagi ketahanan pangan. Saat ini, sekitar 2,2 miliar orang di dunia hidup di daerah yang mengalami kekurangan air. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 3,6 miliar pada tahun 2025.
Krisis air dapat menyebabkan berkurangnya produksi pangan, meningkatnya harga pangan, dan kelaparan. Hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan.
Tema Hari Pangan Sedunia 2023 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air bagi produksi pangan dan ketahanan pangan. FAO menyerukan aksi global untuk mengatasi krisis air dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke air bersih dan pangan yang cukup.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Pangan Sedunia dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bagi ketahanan pangan:
- Belajar tentang pentingnya air bagi produksi pangan.
- Berbagi informasi tentang krisis air dan ketahanan pangan.
- Dukung upaya untuk mengatasi krisis air.
- Dengan meningkatkan kesadaran dan aksi, kita dapat membantu memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke air bersih dan pangan yang cukup.
Agraris
Indonesia, sebagai negara agraris, memiliki lebih dari 40 juta orang yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Laman CNBC Indonesia menyebut, ketahanan pangan Indonesia pada 2022 berada di urutan ke-69 dari 113 negara, dan di bawah rata-rata global sebesar 62,2.
Hasil penelitian mengenai Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas pada tahun 2021 menyebutkan bahwa kerugian ekonomi akibat FLW berkisar antara Rp 213 hingga Rp 551 triliun per tahun, atau setara dengan 4-5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia per tahun.
Ketersediaan pangan di suatu negara memiliki dampak yang besar terhadap stabilitas negara tersebut. Oleh karena itu, ketahanan pangan tidak hanya berpengaruh pada kebutuhan dasar, tetapi juga pada stabilitas dan keamanan negara secara menyeluruh.
Inilah alasan peringatan Hari Pangan Sedunia sangat penting untuk diperingati sebagai upaya menghadapi tantangan global terkait pangan.
Asal Mula
Hari Pangan Sedunia, atau World Food Day, mulai diperingati setiap 16 Oktober oleh seluruh negara di dunia sejak konferensi FAO (Food and Agricultural Organization) ke-20 di Roma pada November 1976.
Pada kesempatan tersebut, diambil keputusan untuk mendeklarasikan resolusi No.179 mengenai Hari Pangan Sedunia. Resolusi ini direspons oleh 147 negara anggota FAO, termasuk Indonesia, yang sepakat untuk memperingati Hari Pangan Sedunia setiap tanggal 16 Oktober mulai tahun 1981.
Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional terhadap pentingnya menangani masalah pangan di tingkat global, regional, dan nasional.
Peringatan Hari Pangan Sedunia diadakan di lebih dari 150 negara di seluruh dunia dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menangani isu pangan serta mengurangi pemborosan makanan. (Hilal)



