linimassa.id – Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten (SMH) Banten berkolaborasi mencegah meningkatnya kasus stunting di Kabupaten Lebak.
Kolaborasi tersebut menjadi salah satu program kerja mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) kelompok 35 di Desa Cisimeut, Kabupaten Lebak.
Program pencegahan stunting itu hasil kolaborasi dengan Badan Kependudukkan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Banten.
Kolaborasi LP2M UIN Banten dengan BKKBN Provinsi Banten
Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Agus Sukirno mengatakan, kegiatan Kukerta tahun ini bertema ‘Kampus Membangun Desa’.
Program kegiatan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN SMH Banten itu berlangsung selama 40 hari mulai tanggal 18 Juli-26 Agustus 2023.
Agus yang juga Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) itu, menyambut baik kolaborasi yang dilakukan dengan BKKBN Provinsi Banten serta jajaran pemerintah dan took amsyarakat di Desa Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
“Kerja sama ini membuktikan adanya kepedulian dan keberpihakan pemerintah daerah dan Perguruan Tinggi dalam mencegah stunting di Desa Cisimeut. Diharapkan Masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi dan kebersihan lingkungan bagi perkembangan masa depan anak,” terang Agus.
Pegiat kesehatan lingkungan dan Ahli Gizi UPTD Puskesmas Cisimeut Ibu Fennika Yulindra dalam pemaparan materinya, menjabarkan tentang Dapur Sehat atasi Stunting (DASHAT). Bahwa masih ada keluarga terdampak stunting di Desa Cisimeut.
Fennika menjelaskan, tingkat pendapatan yang rendah serta kurangnya pengetahuan tentang gizi, apa yang perlu di berikan pada bayi atau balita menjadikan penyebab kurangnya nutrisi yang seimbang pada anak.
“Pemicu terjadinya stunting adalah faktor ekonomi. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun,” paparnya.
Program Pencegahan Stunting
Ketua Kelompok 35 Kukerta UIN SMH Banten di Desa Cisimeut Junaidi menerangkan, ada 5 program kerja yang disusun bersama warga dan aparatur desa untuk mencegah stunting. Sebgai berikut:
Jamban Sehat
Program ini dilakukan dengan didampingi Sinta bagian Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Cisimeut dan Relawan ODF (Open Defecation Free) Sugeng Sukirno.
Bantuan pembuatan jamban sehat itu diberikan kepada warga di Kampung Bantarnaga Kaler, Desa Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar.
“Jamban sehat yang kami buat sudah masuk standar dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak,” kata Junaidi.
Penyuluhan Stunting
Program tersebut diisi dengan Penyuluhan Stunting, DASHAT, dan KB dengan tema ““BKKBN Bersama Kampus Bersinergi Turunkan Angka Stunting Di Desa Cisimeut”.
Penyuluhan diisi pemateri dari Puskesmas Cisimeut Fennika Yulindra tentang Stunting dan DASHAT dan keluarga Berkualitas oleh Eno Lasnawati di Majelis Cepak Kandang, pada Kamis 03 Augustus 2023.
Peserta penyuluhan tersebut menyasar Ibu hamil, Ibu menyusui, calon pengantin, dan ibu dengan anak usia 0-59 bulan.
Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT)
Program ini memberi pelatihan untuk membuat makanan bergizi bagi ibu hamil dan balita.
Program kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Bantarnaga Kaler pada Senin 14 Agustus 2023.
Rumah Data Kependudukan (RDK)
Rumah Data Kependudukan di Kampung KB adalah rumah yang difungsikan sebagai pusat data dan intervensi permasalahan kependudukan yang mencakup sistem pemanfaatan data kependudukan.
Mulai dari mengunduh, membaca, mengidentifikasi, memverifikasi dan menentukan pilihan data kependudukan yang bersumber dari, oleh dan untuk masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di kampung KB.
Pembentukan Kampung Keluarga Berkualitas
Tujuannya adalah mewujudkan warga masyarakat yang sehat dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Hal ini mendapat apresiasi warga. Program yang disusun sesuai dengan kebutuhan warga, dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga tentang kesehatan lingkungan.