linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Rengkong, Musik Khas Pasundan yang Berkembang di Banten
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Pendidikan > Rengkong, Musik Khas Pasundan yang Berkembang di Banten
Pendidikan

Rengkong, Musik Khas Pasundan yang Berkembang di Banten

Hilal Ahmad 2 September 2023
Share
waktu baca 3 menit
Rengkong kesenian asal Pasundan yang mulai punah.
Rengkong kesenian asal Pasundan yang mulai punah.
SHARE

linimassa.id – Sebagai daerah yang pernah menjadi bagian dari tanah Pasundan, wajar kalau beberapa hal di Banten terinfluence. Salah satunya adalah adalah rengkong yang berkembang di Pandeglang, Banten.

Ini adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Kesenian ini muncul sekitar 1964 di Kabupaten Cianjur.

Orang yang pertama kali memperkenalkannya adalah H Sopjan. Sedangkan bentuk kesenian ini dikenal dari tata cara masyarakat Sunda zaman dahulu, ketika menanam padi sampai dengan menuainya.

Saat itu, belum ada alat transportasi untuk mengangkut padi ke lumbung. Para petani menggunakan bambu sebagai alat pikul padi.

Pikulan yang membawa berat beban kurang lebih 10 sampai 20 kilogram ini diikat dengan tali ijuk. Setiap berjalan, pikulan ini menghasilkan bunyi, yang dihasilkan dari pergesekan tali ijuk dengan pikulan. Dari sini kesenian rengkong bermula.

Istilah rengkong sendiri diambil dari alat untuk memikul padi dari sawah ke lumbung.

Peralatan untuk memainkan seni rengkong terbilang sederhana. Terdiri dari bambu gombong, tali ijuk, minyak tanah, dan satu impitan tangkai padi. Bambu gombong berfungsi sebagai pikulan.

Tali ijuk berfungsi sebagai pengikat padi yang digantung pada pikulan. Padi, yang kisaran beratnya 10-20 kg sebagai beban pikul. Sedangkan minyak kelapa fungsinya sebagai pengesat gesekan antara tali dan pikulan untuk menghasilkan suara yang keras.

Sementara hatong, dogdog dan angklung buncis merupakan peralatan lainnya sebagai pengiring. Hatong sebagai alat musik utama merupakan alat tiup yang terbuat dari bambu dan menghasilkan suara melodi seperti seruling yang mengiringi rengkong dengan bunyinya yang sangat khas, menyerupai suara katak.

 

- Advertisement -
Ad imageAd image

Permohonan

Rengkong Hatong sendiri merupakan kesenian budaya Sunda yang dimaknai sebagai permohonan doa terhadap Yang Maha Kuasa (Dewi Sri).

Tujuannya, agar dihindarkan dari segala bentuk bencana pascapanen padi. Peralatan untuk memainkan seni rengkong terbilang sederhana.

Pemain biasanya menggunakan celana pangsi, baju kampret, ikat kepala, dan tanpa alas kaki.

Pemainnya berjumlah lima atau enam orang dengan durasi bermain selama satu jam. Pertunjukan rengkong selalu dilakukan di alam terbuka. Cara memainkannya, pikulan yang berisi padi diletakkan di bahu kanan. Si pemikul mengayun-ayunkan ke kiri dan ke kanan dengan teratur.

Tali ijuk dengan beban padi yang menggantung pada badan bambu rengkong pun bergerak-gerak, gesekan tali ijuk yang keras inilah yang menimbulkan suara. Jika diamati, kesenian ini memang sangat khas keseharian petani desa.

Ini termasuk yang terancam punah. Saat ini hampir tidak ada masyarakat kota Bogor yang mengetahui tentang kesenian Rengkong Hatong.

Rengkong Hatong merupakan salah satu kesenian yang sangat penting untuk dilestarikan karena mengajarkan nilai-nilai luhur untuk bersyukur kepada Yang Maha Kuasa.  Apabila kesenian ini punah, maka nilai-nilai luhur yang ditanamkannya pun akan ikut hilang.

Masyarakat kurang mengenal kesenian ini dikarenakan sumber informasi tentang kesenian Rengkong hanyalah berasal dari cerita turun temurun atau keluarga sehingga hanya kalangan tertentu yang mengetahuinya.

Padahal, apabila kesenian Rengkong Hatong tersebut lebih dikenal, maka masyarakat akan lebih menghargai kebudayaan negara sendiri. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
26 November 2025
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image

Terkini

DPRD Banten
Komisi IV DPRD Banten Desak ESDM dan DLHK Ungkap Data Valid Tambang Ilegal di Banten
News
Pemkab Serang
Pemkab Serang Fokus Kurangi Praktik BAB Sembarangan demi Tingkatkan Kesehatan Warga
News
Tambang Ilegal di Banten
Tambang Ilegal di Banten Rusak 50 Hektare Lahan, Kerugian Negara Capai Rp18,3 Miliar
News
Macan tutul
Populasi Satwa Langka Macan Tutul hingga Elang Jawa di TNGHS Terancam, Ini Penyebabnya
News
Pemkot Tangsel
Ini Upaya Pemkot Tangsel Tingkatkan Infrastruktur Jalan dan Pengendalian Banjir pada 2025
Pemerintahan
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?