LEBAK, LINIMASSA.ID – Sebanyak 9 rumah di Lebak ambruk akibat pergeseran tanah, tepatnya di Kampung Daroyong, Desa Girimukti, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak.
Fenomena pergerakan tanah ini mengancam pemukiman warga di wilayah selatan Kabupaten Lebak, sembilan unit rumah warga mengalami kerusakan parah akibat bencana tersebut.
Insiden 9 rumah di Lebak ambruk akibat pergerakan tanah ini sebenarnya telah mulai terjadi sejak akhir tahun 2024. Kala itu, Longsor pertama kali muncul dan meluas ke pemukiman serta jalan desa.
Namun hingga kini, dampaknya masih terus dirasakan warga, dengan kondisi tanah yang belum stabil, yang sewaktu-waktu bisa terjadi musibah serupa yang dapat menimpa warga setempat
Kepala Desa Girimukti, Acep Deden Hidayat, menuturkan bahwa akibat pergerakan tanah, para korban rumah di Lebak ambruk ini terpaksa berpindah-pindah tempat tinggal karena rumah mereka tidak lagi layak huni.
Ia mengungkapkan kekhawatirannya karena para warga hanya bisa mengandalkan keluarga terdekat sebagai tempat berlindung. “Kami sangat khawatir, mereka tidak punya tempat tinggal tetap,” ujarnya, Senin 4 Agustus 2025.
Korban Rumah di Lebak Ambruk Minta Bantuan
Acep berharap, para korban rumah di Lebak ambruk akibat pergeseran tanah ini dapat mendapat bantuan berupa solusi konkret dari Pemerintah Kabupaten Lebak.
“Kami ingin ada penanganan cepat, termasuk bantuan hunian sementara bagi korban pergerakan tanah ini,” ujar Acep. Ia juga menambahkan bahwa hingga kini bantuan yang diterima hanya datang satu kali dari Baznas dan BPBD Lebak.
Pihak desa, lanjut Acep, siap bekerja sama jika diperlukan dukungan lokasi evakuasi maupun penyediaan logistik darurat bagi korban rumah ambruk di Lebak.
Ia menegaskan bahwa upaya gotong royong akan dilakukan demi keselamatan warganya yang terdampak pergerakan tanah ini. “kami akan bantu jika dibutuhkan lahan atau tenda darurat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten lebak, Febby Rizki Pratama, mengonfirmasi bahwa timnya telah diturunkan ke lapangan untuk melakukan asesmen awal.
Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko serta kebutuhan mendesak masyarakat. “Kami fokus pada pemetaan risiko serta penyesuaian bantuan,” ujarnya.
Febby menjelaskan bahwa kawasan Cilograng tergolong rawan bencana geologis, terutama pergerakan tanah. Namun, hasil detail baru akan diumumkan setelah asesmen selesai.
“Masih dalam proses pendataan korban rumah di Lebak ambruk. Kami akan informasikan hasilnya setelah semua selesai,” tutupnya.