SERANG, LINIMASSA.ID – Jelang Idul Adha 2025, sebanyak 27 hewan Qurban di Serang suspek PMK atau mengidap penyakit mulut dan kuku.
Hal ini berdasarkan keterangan resmi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kabupaten Serang yang rutin melakukan pengawasan terhadap pedagang atau peternak hewan qurban.
Hewan Qurban di Serang suspek PMK ini, terdapat sebanyak 27 hewan qurban terdiri dari sapi dan domba, yang mengalami kondisi sakit atau tidak layak dijadikan hewan qurban.
Seperti diketahui bersama, syarat hewan yang sah dijadikan hewan qurban pada perayaan Idul Adha ialah hewan yang kondisi kesehatannya baik dan cukup usia, agar aman dan berkah untuk dikonsumsi masyarakat.
Sekretari DKPP Kabupaten Serang Yuli Saputra mengatakan, hewan qurban di Serang Suspek PMK ini, dari hasil pendataan terakhit ada 17 ekor sapi dan 10 ekor domba yang terindikasi PMK.
Pernyataan hewan qurban di Serang suspek PMK ini, lanjut Yuli, berdasarkan ciri-ciri fisik pada hewan sapi dan domba yang umum dialami hewan-hewan yang mengidap PMK.
Sebanyak 27 hewan qurban di Serang suspek PMK ini, kata Yuli, mengalami luka pada kuku, bahkan ada satu ekor sapi yang kukunya copot. selain itu dilihat dari kondisi mulut.
Hewan Qurban di Serang Suspek PMK
Pihak DKPP Kabupaten Serang bakal berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk melakukan uji laboratorium, guna memastikan hewan qurban di Serang suspek PMK atau hanya mengalami luka akibat perjalanan distribusi.
Soalnya, kata Yuli, hewan qurban di Serang suspek PMK ini berasal dari luar daerah seperti Lampung, kemudian dijual di Kecamatan Kramatwau dan Ciruas, Kabupaten Serang.
“Yang sapi kita masih telusuri terkait dengan surat keterangan kesehatan hewannya,” ujarnya,
Untuk mengantisipasi agar tidak semakin meluas, pihaknya telah melakukan berbagai upaya yakni pengobatan agar segera sembuh dan tidak menular ke hewan ternak lainnya.
Untuk itu, hewan-hewan yang terindikasi terjangkit PMK, pihaknya melakukan upaya karantina sehingga tidak menularkan pada hewan-hewan lainnya. “Yang kita akan cegah itu adalah proses penularannya terhadap ternak lokal kita. Nah, ini yang kita mau karantina gitu. Supaya tidak tertular ke peternak lokal kita,” pungkasnya.