linimassa.id – Sebelum ada setrika elektrik, setrika arang menjadi pilihan banyak orang untuk merapikan pakaian. Saat ini setrika arang dianggap setrika kuno yang tak lagi digunakan dan keberadannya kini jarang ditemukan.
Dengan fungsi yang masih sangat terbatas. Ukuran besar dan berat serta proses yang sangat rumit untuk menggunakannya.
Setrika arang ini bisa juga diis arang kayu juga arang batok kelapa. Namun harus benar-benar menunggu sampai batok kelapa itu menghitam dan benar – benar panas, kemudian memasukan batok kelapa yang sudah menjadi arang kedalam setrika arang.
Ukuran gosokan tempurung yang cukup besar dan memiliki massa yang cukup berat serta menyelutikan menggunakannya. Seluruh permukaan gosokan ini akan sangat panas, sehingga harus ekstra hati – hati karena sewaktu – waktu bisa saja arang panas keluar dari dalam gosokan yang tentu saja dapat merusak pakaian.
Sebelum disetrika ke pakaian, gosokan tersebut dicoba dulu ke selembar kertas atau kain. Hal ini bertujuan untuk menghindari ketika menyerika pakaian, tidak meniggalkan noda hitam pada pakaian.
Selain menghindari pakaian dari noda hitam pada pakaian, hal tersebut juga bertujuan untuk mengurangi berat dari gosokan tempurung ini karena tidak perlu lagi membakar batok kelapa sebagai pemanas setrika.
Setrika arang ini biasanya terbuat dari baja besi berwarna hitam. Dengan setrika arang ini akan banyak untuk menghemat biaya karena bahan bakar untuk memanaskan setrika, berupa batok kelapa sangat mudah didapatkan.
Setrika arang terbuat dari bahan dasar besi yang merupakan bahan penghantar panas atau bersifat kondensator. Sedangkan pegangannya terbuat dari kayu yang merupakan bahan isolator atau penghambat panas sehingga pegangan setrika tidak panas dan tidak membuat tangan menjadi luka terbakar.
Arang
Seperti namanya, setrika arang menggunakan bahan bakar arang kayu untuk membuat panas bagian bawahnya. Panas ini menjadikan pakaian kusut dapat halus kembali. Arang kayu yang digunakan biasanya berasal dari kayu dengan tekstur padat dan tidak mudah menjadi abu sewaktu terbakar.
Proses pembuatan arang memakan waktu cukup lama. Arang yang berkualitas baik akan menghasilkan panas yang stabil dan tidak cepat habis. Sebelum digunakan untuk menyetrika, arang kayu dibakar di luar setrika sampai membara kemudian dipindahkan ke dalam setrika.
Agar panas yang dihasikan tetap stabil, sesekali arang yang ada di dalam setrika perlu dikipasi. Untuk menjaga panas yang dihasilkan tidak berlebihan, setrika digosokkan pada daun pisang yang masih segar. Fungsinya adalah memindahkan panas ke lembaran daun pisag sehingga setrika tidak merusak pakaian.
Saat ini setrika arang jarang digunakan. Hal ini karena proses untuk membuat panas dari bara arang yang kurang praktis. Selain itu, suhu panas yang dihasilkan juga tidak dapat diatur sesuai dengan jenis bahan pakaian yang akan digosok. Sisa pembakaran arang yang digunakan sering kali menyebabkan abu. Abu ini dapat mengotori pakaian yang digosok. Selain itu arang kayu sebagai bahan bakarnya juga semakin susah diperoleh.
Setrika arang sekarang jarang ditemukan di toko perlengkapan rumah tangga. Peralatan ini lebih banyak digunakan sebagai hiasan atau pajangan.
Jika ingin mengoleksinya, datanglah ke pasar loak atau pasar barang antik. Harga setrika arang saat ini cukup mahal dari sebelumnya karena dianggap sebagai barang antik. Banyak orang yang mengoleksinya dan menjadikannya sebagai souvenir.
Sejarah
Dari beberapa sumber yang dirujuk, setrika dipercaya mulai dikenal dan digunakan orang sejak tahun 400 SM oleh bangs Yunani.
Saat itu, setrika digunakan untuk membuat lipatan–lipatan vertikal pada pakaian–pakaian kebesaran yang digunakan untuk melakukan upacara ritual tertentu.
Bangsa Romawi juga tercatat pernah menggunakan setrika yang bentuknya menyerupai setrika modern sekarang.
Setrika yang digunakan bangsa Romawi saat ini dinamakan prelum. Jenis setrika ini menggunakan teknik pressing (tekanan). Berdasarkan catatan lainya, setrika juga dikenal digunakan oleh Bangsa Cina sekita abad ke 1 SM. Setrika ini berupa pot logam yang dapat diisi dengan bara api.
Pada dasarnya, penemu setrika tidak dapat ditentukan secara pasti karena belum ada bukti sejarah yang menerangkannya.
Akan tetapi, banyak orang yang mempercayai kalau setrika ditemukan oleh Hendry W. Seely pada 1882, walaupun pada saat itu masih terdapat berbagai kelemahan.
Setrika listrik datar yang masih mempunyai kelemahan, diantaranya lama panasnya, tetapi sangat cepat dingin. Seiring dengan berjalan waktu, setrika terus mengalami perkembangan, penemu – penemu lain pun mulai menyempurnakan hasil – hasil temuan sebelumnya. (Hilal)