linimassa.id – Sudah menjadi rahasia umum di kalangan umat Islam kalau Rasulullah SAW gemar berolahraga.
Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh serta menghindari perilaku yang dapat merusak tubuh seperti makan berlebihan dan malas bergerak.
Oleh karena itu, berolahraga dan menjaga kesehatan tubuh merupakan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Imam Ibnu Qayyim al-Jawziyyah (1292-1350 M) dalam bukunya, Zad al-Ma’ad, menekankan pentingnya berolahraga dan efeknya pada tubuh. Bagaimana olahraga memperkuat dan membentuk imunitas tubuh terhadap penyakit.
Salim al-Hassani dalam artikelnya “A 1000 Years Amnesia: Sports in Muslim Heritage” mengungkapkan, selain sains dan teknologi, banyak yang mengagungkan Eropa sebagai kiblat olahraga. Padahal, tiap kebudayaan memiliki olahraga khas, termasuk Islam.
Dihimpun dari berbagai sumber, Rasulullah ternyata gemar memanah, berkuda, berenang, berlari, dan berjalan kaki.
Berlari
Berlari menjadi salah satu olahraga yang suka dilakukan oleh Rasulullah SAW. Bahkan beliau kerap berkompetisi dengan para sahabatnya dalam perlombaan lari. Beliau juga mengajarkan bahwa berlari merupakan olahraga yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
Berkuda
Rasulullah SAW juga sering naik kuda atau berkuda dalam perjalanan jarak jauh dan juga mengajarkan cara merawat dan menunggang kuda kepada para sahabatnya.
Olahraga berkuda yang dilakukan beliau dapat meningkatkan kekuatan fisik dan keseimbangan.
Rasul menyerukan agar generasi muda pada masa itu mahir berkuda. Kemahiran berkuda merupakan kemampuan dasar yang mesti dimiliki pria ketika itu. Selain untuk berburu, ketangkasan berkuda adalah penopang penting dalam peperangan.
Beberapa abad ke belakang, kuda menjadi tunggangan yang paling mewah. Aktivitas ini pun menjadi cabang olahraga bergengsi di seluruh dunia. Napoli, Italia, merupakan negara pertama yang mendirikan sekolah berkuda pada 1532 yang didirikan oleh Fedrico Gisone.
Hingga pada abad ke-16, ada sebuah akademi equestrian yang berkembang di Versailles, Prancis, sebelum menghilang menyusul Revolusi Prancis.
Berenang
Rasulullah SAW juga suka olahraga berenang. Bahkan ia juga mengajarkan teknik berenang kepada para sahabatnya. Olahraga renang sendiri dapat membantu menguatkan otot-otot tubuh dan meningkatkan kesehatan jantung.
Rasulullah seperti dalam riwayat Bukhari dan Muslim menganjurkan orang tua untuk mengajarkan anaknya berenang, menunggang kuda, dan memanah.
, Rasulullah juga menganjurkan agar umatnya bisa berenang. Selain memerlukan kekuatan fisik, olahraga ini juga membutuhkan intelektualitas tinggi pada pelakunya. Pada zaman kejayaan Islam (antara tahun 750-1924), kekuatan para prajurit Islam benar-benar tertumpu pada keahlian berkuda, memanah, dan berenang.
Piawai dalam berenang ternyata mampu mengantarkan pasukan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad al-Fath merebut Konstatinopel pada abad ke-14.
Pasukan Turki ketika itu terlebih dulu harus berenang mengarungi Selat Bospurus (karena laju kapal diadang oleh armada Romawi Byzantium di sepanjang pantai), baru naik kuda untuk mengubrak-abrik pasukan musuh dengan serangan panah bertubi-tubi. Sejarah mencatat, pertandingan renang pertama diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada 36 sebelum Masehi.
Berjalan Kaki
Rasulullah SAW sering berjalan kaki dalam perjalanannya dari satu tempat ke tempat lain. Beliau juga menganjurkan umatnya untuk berjalan kaki sejauh dua mil setiap hari untuk menjaga kesehatan tubuh.
Bermain Gulat
Rasulullah SAW juka suka bermain gulat. ia sering melakukannya bersama para sahabat. Olahraga bergulat ini diketahui dapat meningkatkan kekuatan fisik dan keseimbangan.
Memanah
Rasulullah SAW merupakan ahli dalam memanah dan sering mengajarkan teknik memanah kepada para sahabatnya. Olahraga memanah diketahui dapat meningkatkan ketepatan dan konsentrasi pada pemainnya.
Memanah termasuk olahraga tertua. Olahraga ini sudah ada sejak zaman batu (20 ribu sebelum Masehi). Rasulullah sendiri merupakan pemanah dan memiliki tiga busur. Sahabat Sa’ad bin Abi Waqas dikenal sebagai pemanah andal.
Pada perkembangannya, alat ini digunakan untuk olahraga pada 1676, atas ide dari Raja Charles II dari Inggris. Pada 1844, di Inggris diselenggarakanlah kejuaraan nasional panahan yang diberi nama GNAS (Grand National Archery Society).
Pada 1483, sudah ada klub panahan terbesar dan sekaligus menjadi tertua sampai sekarang yang bernama Kilwinning dan beranggotakan pemanah asal Skotlandia.
Dengan olahraga panahan kita juga dapat belajar tentang nilai-nilai kehidupan diantaranya yaitu kedisiplinan, ikhlas, fokus, optimis, istiqomah, dan tawakal atau berserah diri kepada Allah. (Hilal)