Linimassa.id – Di beberapa SMA di Banten kerap ditemui siswa yang berasal dari Pulau Papua. Mereka menamatkan pendidikan SMA dari kelas 10 sampai 12.
Laman Kemendikbudristek menyebut, ini terkait dengan program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam pemerataan kualitas pendidikan dan kesempatan belajar khususnya bagi anak-anak Papua dan Papua Barat terbaik serta daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Mereka disiapkan agar memiliki kemampuan belajar yang setara dengan sebagian besar anak-anak di pulau Jawa dan Bali.
Para penerima program ADEM Papua disebar keenam provinsi di Indonesia, yaitu Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Banten.
Proses penerimaan peserta ADEM Papua yang selektif diharapkan mampu meningkatkan kesempatan belajar bagi penerima untuk meraih mimpinya.
Ternyata, sejak Tahun 2013, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menggelar program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) untuk murid-murid jenjang sekolah menengah di Papua dan Papua Barat.
Sasaran Program ADEM tersebut selanjutnya diperluas dengan menyasar murid-murid di wilayah 3T dan wilayah perbatasan pada tahun 2014 dan tahun 2016 kembali diperluas dengan menyasar murid-murid dari keluarga repatriasi, yakni buruh migran atau tenaga kerja Indonesia di wilayah Sabah, dan Serawak, Malaysia.
Tujuan digelarnya Program ADEM tersebut adalah memberi peluang kepada murid-murid di Papua, daerah 3T dan anak buruh migran di Malaysia untuk menempuh pendidikan menengah yang berkualitas.
Melalui Program ADEM, diharapkan terjadi percepatan pembangunan sumber daya manusia di Papua dan Papua Barat, di wilayah 3T dan daerah perbatasan,serta bagi anak-anak buruh migran di Malaysia. Selain itu, Program ADEM juga diharapkan mempercepat akulturasi keragaman budaya.
Menjelang tahun ajaran 2023/2024, Puslapdik menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan peserta dinas pendidikan dan sekolah-sekolah penerima peserta ADEM di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Bertempat di Bogor pada 8 sampai 10 Februari 2023, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan peserta Bimtek meliputi kebijakan Program ADEM tahun 2023, serta kelanjutan murid penerima ADEM untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Pada tahun ajaran 2022/2023, siswa penerima ADEM Papua dan Papua Barat tercatat sebanyak 1241 murid dan tersebar di 161 sekolah di 6 propinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa barat, dan Banten.
Propinsi terbanyak penerima ADEM Papua dan Papua Barat adalah Jawa Timur, yakni sebanyak 360 murid di 44 sekolah, berikutnya adalah Jawa Barat sebanyak 249 murid di 20 sekolah.
Tahun ajaran 2023/2024, target sasaran penerima ADEM Papua sebanyak 500 murid di 6 propinsi, yakni Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Barat Daya.
Daerah penerima ADEM Repatriasi tahun ajaran 2022/2023 sebanyak 11 propinsi, yakni Bali, Jawa Timur,Jawa Barat,Yogyakarta, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Propinsi terbanyak penerima ADEM Reptariasi tahun ajaran 2022/2023 adalah Jawa Timur, yakni sebanyak 373, dan berikutnya adalah Propinsi Banten sebanyak 257 murid.
Target sasaran ADEM untuk kategori repatriasi atau anak buruh migran adalah murid di Community Learning Center (CLC) di Sabah dan Serawak, Malaysia, dan tahun 2023/2024 ditargetkan sebanyak 300 murid;
Daerah penerima ADEM 3T dan wilayah perbatasan adalah sekolah-sekolah yang berada di Aceh, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Riau, Sulawesi Utara,Sumatera Barat dengan jumlah siswa sebanyak 1156.
Target sasaran ADEM untuk wilayah 3T dan daerah perbatasan tahun ajaran 2023/2024 adalah sebanyak 200 murid yang berada di 27 kabupaten/kota di 6 propinsi, yakni Propinsi Aceh,Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Riau, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). (Hilal)