linimassa.id – Menjelang Idul Adha, umat muslim dianjurkan menunaikan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah. Kedua puasa ini dilakukan pada 8 dan 9 Dzulhijjah secara berurutan.
Laman Baznas menyebut, puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki keutamaan yang begitu istimewa maka dari itu banyak umat muslim yang melakukannya.
Puasa ini juga sebagai salah satu bentuk kontribusi seseorang terhadap saudara muslim yang sedang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
Diketahui, puasa Tarwiyah menjadi awal dari rangkaian ibadah haji. Para jamaah haji mulai mempersiapkan diri melaksanakan wukuf di Arafah.
Puasa Arafah mengandung makna penambahan kekuatan fisik dan spiritual bagi para jamaah haji sebelum melaksanakan rukun haji. Puasa Tarwiyah menghapus dosa setahun sebelumnya.
Ini dapat dilihat dari riwayat dan hadis sebagai berikut.
“Barangsiapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam,” (riwayat Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais).
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang. Dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharam) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim no.1162).
“Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka, lebih banyak daripada pada hari Arafah,”(HR Muslim).
Niat
Laman situs NU Online menyebut, untuk niat puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki perbedaan dan waktu pelaksanaannya pun tidak dilakukan di hari yang sama. Puasa ini hanya dilakukan pada bulan yang sama secara berurutan.
- Niat pada 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: “Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.”
Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”
- Niat Puasa 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: “Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.”
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah ta’âlâ.”
Pahala
Bagi orang yang menjalankan puasa Tarwiyah mendapatkan pahala, seperti pahala yang didapatkan Nabi Ayub. Hal itu berdasarkan riwayat Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais:
“Barangsiapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam,”.
Sedangkan puasa Arafah, puasa yang dilaksanakan bersamaan saat para jamaah haji sedang melakukan wukuf di Padang Arafah. Waktu puasa tanggal 9 Dzulhijjah atau satu hari jelang Idul Adha, dianjurkan bagi mereka yang tidak menjalankan ibadah haji. Untuk, jamaah haji tidak disunahkan berpuasa Arafah.
Bagi yang menjalankan puasa Arafah akan dihapuskan dosa selama dua tahun, yakni dosa-dosa kecil. Rasullah SAW bersabda dalam hadits riwayat muslim:
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang. Dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharam) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim no.1162)
Selain itu, orang yang menjalankan puasa Arafah akan dibebaskan dari segala macam siksa neraka. “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka, lebih banyak daripada pada Hari Arafah,” (HR Muslim). (Hilal)