linimassa.id – Rumput sintetis kerap ditemukan di kafe-kafe selain di lapangan futsal. Keberadaannya membuat ruangan menjadi lebih estetis.
Keberadaan rumput buatan ini menjadi solusi dibandingkan harus menanam rumput di pekarangan rumah. Meski dapat membuat tampilan halaman rumah menjadi lebih hijau, rapi, dan sejuk namun rumput asli membutuhkan perawatan.
Tak sedikit pula orang yang akhirnya memilih untuk menggunakan rumput buatan sebagai pengganti tanaman rumput di teras rumah.
Rumput buatan bisa menjadi alternatif yang bagus untuk rumput alami, tapi mungkin tidak cocok digunakan di semua jenis hunian.
Idealnya setiap rumah setidaknya memiliki taman yang hijau untuk menyegarkan mata. Namun, terbatasnya lahan apalagi rumah-rumah cluster membuat kehadiran taman hijau ini sulit untuk diwujudkan.
Nah, untuk mengantisipasi hal ini, kamu juga tetap bisa kok menghadirkan yang hijau-hijau di tengah rumah. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan rumput buatan.
Penggunaan rumput buatan sebagai rumput asli sedang menjadi tren belakangan ini. Apalagi sekarang banyak konsep perkantoran yang menerapkan green office dan salah penerapannya adalah menggunakan rumput buatan ini di beberapa ruangan mereka, contohnya adalah ruang meeting.
Rumput sintetis mungkin umum ditemui saat kamu bermain futsal di tempat-tempat penyewaan lapangan. Namun, pemakaian rumput buatan sudah meluas saat ini.
Tampilan rumput buatan ini kalau dulu terbuat dari tali rapia yang digunting pendek-pendek, sekarang terbuat dari bahan serat sintetis agar lebih aman dan terlihat seperti rumput sungguhan.
Rumput ini dibuat menyerupai rumput asli lalu dipasang menutupi permukaan pekarangan. Rumput ini dapat tetap hijau apapun kondisi cuacanya.
Meskipun berbahan plastik, rumput buatan juga perlu dirawat agar warnanya tetap hijau dan tidak ada kotoran yang bersembunyi di sela rumput.
Penggunaan rumput buatan mulai populer digunakan pada 1960-an. Rumput ini menjadi populer karena praktis, lebih murah, dan perawatannya pun lebih mudah dibandingkan rumput asli.
Desain rumput buatan pun sekarang beragam dan sangat menyerupai rumput asli. Kita bisa memiliki rumput hijau di sepanjang musim. Tidak ada pemandangan rumput yang menguning di musim panas dan becek saat musim hujan.
Rumput sintetis ini tidak membutuhkan penyiraman, pestisida dan pupuk yang dibutuhkan rumput asli untuk tetap hidup.
Kita dapat menghemat biaya pemotongan rumput dan tidak ada masalah rumput tumbuh renggang berjarak dan terjangkit hama.
Rumput sintetis juga ramah lingkungan karena beberapa jenis rumput sintetis bahkan sudah dibuat dari plastik daur ulang. Selain itu juga tidak membutuhkan air untuk menyiramnya. Pemasangannya pun mudah dan cepat.
Namun kelemahan rumput sintetis ini utuk area yang luas, pasti memerlukan biaya tambahan untuk pemasangan. Karena berbahan plastik, perlu pembersihan rutin seperti menyapu rumput dan sanitasi. Jika tidak dibersihkan dengan benar rumput dapat menjadi sarang bakteri.
Bahan plastik polietilen adalah produk berbasis minyak bumi yang perlu diganti dalam 15 hingga 25 tahun dan tidak dapat terurai secara hayati.
Rumput sintetis memiliki tekstur yang lebih kasar dari rumput hidup. Rumput sintetis juga memiliki permukaan yang bisa menjadi sangat panas saat di bawah matahari. Beberapa elemen tidak ramah bagi manusia dan lingkungan.
Di luar itu, proses pemasangan rumput sintetis ini pun lebih praktis karena tidak memerlukan media tanam. Namun, meskipun buatan, rumput sintetis pun tetap perlu dirawat agar tidak memiliki bau apek dan yang lainnya.
Berikut beberapa jenis rumput sintetis:
- Rumput Sintetis Golf
Sama-sama berbahan serat sintetis, tipe yang ini memiliki karakteristik permukaan yang lebih halus dan lembut. Tak heran jika tipe ini banyak digunakan di lapangan golf yang terdapat di dalam ruangan atau di atas lapisan beton.
Selain digunakan untuk lapangan golf, rumput tipe ini juga sudah mulai banyak digunakan untuk membuat taman di dalam rumah dan perkantoran. Tingginya sekitar 10 mm.
Namun, tipe ini memiliki kelemahan, yaitu pada daya tahannya. Penggunaan rumput sintetis golf ini hanya berusia 9 sampai 11 tahun untuk pemasangan di dalam ruangan dan 7 sampai 8 tahun saja jika digunakan di luar ruangan.
- Rumput Sintetis Swiss
Jika sering bermain futsal di rumput sintetis, besar kemungkinan rumput yang digunakan adalah tipe ini. Terbuat dari bahan serat sintetis, tipe ini memiliki tekstur yang lebih lembut dan tahan terhadap tekanan.
Tak heran jika rumput sintetis swiss ini sering digunakan sebagai rumput lapangan sepakbola dan futsal. Tinggi dari rumput sintetis tipe ini adalah 30 mm.
- Rumput Sintetis Jepang
Tipe ini terbuat dari bahan monofillament dan memiliki ukuran tinggi 20 mm. Dari segi bentuk, tipe ini bisa dibilang yang paling mirip dengan rumput aslinya. Untuk menambahkan kemiripannya, tipe ini bahkan memiliki tekstur warna rumput yang telah mati pada bagian sisi-sisi rumputnya.
Rumput sinstetis Jepang banyak digunakan untuk taman rumah, dekorasi, perkantoran, dan yang lainnya. Umurnya pun lebih lama dibandingkan sintetis golf, yaitu sekitar 11 sampai 12 tahun untuk di dalam ruangan dan 10 sampai 11 tahun untuk di luar ruangan.
Material Rumput Sintetis
Untuk membuat rumput buatan yang memiliki bentuk, tekstur, dan warna yang mirip, rumput sintetis tentu saja memadukan beberapa material pilihan.
Masing-masing material ini memiliki karakteristik tersendiri yang bisa dilihat dari hasil akhirnya nanti. Berikut adalah tiga material yang biasanya digunakan dalam proses pembuatan rumput sintetis.
- Polyethylene
Rumput sintetis yang terbuat dari material polyethylene memiliki karakteristik yang mirip dengan rumput alami. Mulai dari warnanya, teksturnya, sampai sentuhan akhirnya terbilang sangat mirip. Tak jarang ada yang salah mengira kalau rumput sintetis ini adalah rumput asli dari kejauhan.
Rumput ini sering dipadukan dengan rumput berbahan nilon untuk memberikan daya tahan di dalamnya. Penerapannya pun lebih bervariasi, mulai dari taman, area perkantoran, sampai lapangan olahraga.
- Nilon
Nilon menghadirkan daya tahan yang luar biasa untuk rumput sintetis. Permukaan rumputnya tidak akan mudah hancur meskipun diinjak beberapa kali, misalnya saat digunakan sebagai rumput lapangan sepak bola atau futsal.
Selain itu, material nilon juga akan membuat rumput lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Oleh karena itu, tak heran jika rumput sintetis yang terbuat dari nilon kerap digunakan untuk di luar ruangan.
Karakteristik seperti di atas membuat harga jualnya lebih mahal dibandingkan dengan yang lainnya. Teksturnya yang sedikit agak kasar dan tidak seperti rumput alami juga membuat rumput sintetis berbahan nilon kurang populer digunakan untuk pemakaian di dalam ruangan.
- Polypropylene
Dibandingkan dengan kedua material di atas, bahan polypropylene ini memiliki harga yang lebih murah. Tak heran jika rumput sintetis yang terbuat dari material ini menjadi pilihan utama untuk membuat taman di dalam ruangan dengan bujet yang tak terlalu mewah.
Karakteristiknya yang lentur dan permukaannya yang cenderung lebih rata juga membuat material ini lebih dipilih saat ingin membuat lapangan golf mini di pekarangan rumah atau untuk keperluan dekorasi.
Namun, harganya yang murah dan sifatnya yang lentur membuat rumput polypropylene memiliki daya tahan yang kurang bagus dibandingkan kedua bahan di atas.
Setelah dikembangkan selama lebih dari 50 tahun, rumput sintetiis sekarang sudah memasuki produk generasi ketiganya.
Generasi ketiga dari rumput buatan ini sekarang sangat mirip dengan rumput aslinya dan tahan terhadap sinar UV serta lebih tahan terhadap tekanan, injakan, dan abrasi. Seratnya juga lebih panjang dan bisa divariasikan dengan rumput ilalang juga. (Hilal)