Linimassa.id – Pernah dengar Si Rawing? Pahlawan Sunda imajiner yang dahulu didongengkan oleh Wa Kepoh di tahun 80-90an ini sempat hits pada masanya, baik dalam bentuk sandiwara radio, buku, dan film.
Cerita Si Rawing telah divisualisasikan dengan menggabungkan unsur dongeng, seni bela diri pencak silat, teater, dan bobodoran sunda.
Laman Bewara Pakuan menyebut, untuk generasi yang lahir pada tahun 80an kebawah, radio telah menjadi teman setia di kala penat dan menjadi salah satu alat sumber hiburan yang paling banyak digemari.
Pada waktu itu ada sebuah siaran radio yang sangat melegenda dan sangat disukai oleh rakyat Sunda baik tua ataupun muda.
Siaran radio pada waktu itu begitu banyak digandrungi masyarakat, dari sana bisa mendengarkan berita ataupun cerita berupa dongeng Sunda.
Ada satu cerita atau dongeng Sunda yang begitu melegenda di lingkungan rakyat Sunda pada waktu, yaitu dongeng Si Rawing.
Boomingnya dongeng Sunda pada waktu itu, tidak terlepas dari peran penting seorang seniman hebat Jawa Barat yang lahir pada 15 Januari 1951, yaitu Drs.H. Akhmad Sutisna yang dikenal luas oleh rakyat Sunda sebagai pendongeng legendaris Wa Kepoh.
Wa Kepoh memulai kiprahnya di Radio Siaran Swasta di Kota Bandung sebagai penyiar. Dengan bekal bakat seni, khususnya Sunda, Ahmad Sutisna, sekitar awal tahun 80an mulai dikenal sebagai juru dongeng yang memiliki ciri khas sendiri.
Ketika Film Si Rawing diangkat ke layar lebar, Wa Kepoh sedikit kecewa karena karakter yang biasa dia dongengkan sebagai pendekar alim, di film lebih terlihat sebagai pendekar yang playboy dan kurang beretika.
Sebagai seorang pendongeng Sunda melalui radio siaran, namanya semakin melambung manakala dongeng Si Rawing sangat digemari oleh masyarakat, bukan hanya di Bandung dan Jawa Barat, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Tenarnya dongeng Si Rawing di masyarakat telah membuat cerita ini diangkat ke layar lebar dan menjadi tontonan bioskop yang paling laris waktu itu. (Hilal)