Linimasaa.id – Tarian balet memiliki daya tarik tersendiri. Dengan keanggunannya yang mempesona dan keanggunan yang tak lekang oleh waktu, merupakan bentuk ekspresi artistik klasik yang telah memikat penonton selama berabad-abad.
Laman Rockstar Academy menyebut, nerakar pada sejarah yang kaya dan mencakup beragam gaya, tari balet merupakan perjalanan yang memikat melalui ranah gerakan, penceritaan, dan keindahan semata.
Bentuk tarian yang indah ini menampilkan perpaduan unik antara atletisme dan seni dari posisi balet klasik yang rumit hingga ekspresi dinamis balet kontemporer.
Tari balet adalah jenis tari yang sangat bergaya dan formal yang berasal dari istana Renaisans Italia pada abad ke-15. Dicirikan oleh gerakan yang tepat dan luwes, balet menggabungkan teknik dan posisi khusus yang menyampaikan narasi atau membangkitkan emosi.
Penari sering mengenakan kostum yang rumit dan sepatu pointe, yang memungkinkan mereka menari dengan ujung jari kaki.
Awal Mula
Sejarah balet adalah kisah menawan yang terungkap selama beberapa abad, memadukan keanggunan gerakan dengan kekayaan evolusi budaya.
Berasal dari istana-istana Renaisans Italia pada abad ke-15, balet telah mengalami transformasi yang luar biasa, berevolusi dari tarian sosial menjadi bentuk seni yang canggih dan sangat dihargai.
Berikut ini adalah rangkaian lengkap sejarah tari balet:
1. Asal Usul di Renaissance Italia (Abad ke-15)
Akar balet dapat ditelusuri kembali ke Renaisans Italia, di mana balet muncul sebagai evolusi dari tari istana. Pertunjukan dan kemegahan yang rumit pada masa itu menjadi dasar formalisasi tari, yang melahirkan gaya yang akhirnya dikenal sebagai balet.
Awalnya, bentuk-bentuk awal balet ini ditandai dengan pola, gerakan, dan musik yang rumit, sering kali ditampilkan di istana bangsawan sebagai hiburan selama acara-acara mewah.
2. Pengaruh Prancis dan Istana Louis XIV (Abad ke-17)
Transformasi balet yang sesungguhnya terjadi pada abad ke-17, di bawah pengaruh Raja Louis XIV dari Prancis. Sebagai seorang penari yang bersemangat, Louis XIV mendirikan Académie Royale de Danse pada tahun 1661, yang memformalkan pelatihan dan teknik balet.
Koreografi
Balet menjadi karya tari yang dikoreografi menggunakan teknik meliputi: tarian itu sendiri, mime, akting, dan musik (baik musik orkestra ataupun nyanyian).
Balet dapat ditampilkan sendiri atau sebagai bagian dari sebuah opera. Balet terkenal dengan teknik virtuosonya seperti pointe work, grand pas de deux, dan mengangkat kaki tinggi-tinggi.
Teknik balet banyak yang mirip dengan teknik anggar, barangkali karena keduanya mulai berkembang dalam periode yang sama, dan juga karena keduanya membutuhkan teknik keseimbangan dan pergerakan yang mirip.
Istilah ballo pertama kali digunakan oleh Domenico da Piacenza (dalam De Arte Saltandi et Choreas Ducendi), sehingga karyanya dikenal sebagai balleti atau balli yang kemudian menjadi ballet.
Istilah ballet itu sendiri dicetuskan oleh Balthasar de Beaujoyeulx dalam Ballet Comique de la Royne (1581) yang merupakan ballet comique (drama ballet). Pada tahun yang sama, Fabritio Caroso menerbitkan Il Ballarino, yaitu panduan teknis mengenai menari balet, yang membuat Italia menjadi pusat utama berkembangnya tari balet.
Balet berakar pada acara pertemuan para ningrat Italia pada masa pencerahan. Selanjutnya, balet dikembangkan dalam ballet de cour, yaitu dansa sosial yang dilakukan bersama musik, pidato, berpuisi, nyanyian, dekor, dan kostum oleh para ningrat Prancis.
Balet kemudian berkembang sebagai bentukan seni tersendiri di Prancis pada masa pemerintahan raja Louise XIV yang sangat mencintai seni tari dan bertekad untuk memajukan kualitas seni tari pada masa itu.
Sang raja mendirikan Académie Royale de Danse pada tahun 1661, dan pada tahun yang sama, balet komedi karya Jean-Baptist Lully ditampilkan. Bentuk balet awal berupa sebuah seni panggung di mana adegan-adegannya berupa tarian.
Lully lalu mendalami balet opera dan mendirikan sekolah untuk mendidik penari balet profesional yang berhubungan dengan Académie Royale de Musique. Di sekolah tersebut, sistem pendidikannya berdasarkan tata krama ningrat.
Abad ke-18 merupakan periode di mana standar teknis balet menjadi sangat maju. Pada masa ini pula balet menjadi bentukan seni drama yang serius dan setara dengan opera. Kemajuan ini disebabkan oleh karya penting dari Jean-Georges Noverre yang berjudul Lettres sur la danse et les ballets (1760), yang merintis berkembangnya ballet d’action di mana penari diharuskan mengekspresikan karakter dan menampilkan narasi cerita.
Musik balet itu sendiri berkembang sangat pesat pada masa itu oleh komponis seperti Christopher Gluck. Pada akhir masa itu, opera menjadi terbagi tiga teknik formal yaitu sérieux, demi-caractère dan comique, dan balet turut menjadi bagian di dalam opera sebagai pengantar adegan yang diistilahkan sebagai divertissements.
Abad ke-19 merupakan periode di mana banyak terjadi perubahan sosial. Perubahan ini juga tercermin dalam balet, yang bergeser jauh dari bentukan seni yang sangat ningrat (Balet romantik). Ballerina seperti Marie Taglioni dan Fanny Elssler merintis teknik baru berupa pointe work yang menyebabkan peran ballerina (penari balet wanita) menjadi sangat penting di atas panggung.
Sementara itu, para librettist profesional mulai memasukkan cerita dalam balet, dan guru balet seperti Carlo Blasis mengkodifikasi teknik balet sehingga menjadi teknik dasar yang masih digunakan hingga sekarang.
Balet mengalami penurunan pamor setelah 1850 di kebanyakan negara barat selain Denmark dan Rusia (berkat para master seperti August Bournonville, Jules Perrot, dan Marius Petipa). Sanggar balet Rusia, terutama setelah Perang Dunia II, banyak melakukan tur keliling dunia sehingga menjaga balet tetap hidup di dunia dan banyak dikenal oleh masyarakat umum. (Hilal)