Linimassa.id – Pernah dengar Kampung Kulit Lumpia? Ini adalah julukan untuk Kampung Kranggan, yang konsisten menjadi pusat pembuatan kulit lumpia tertua di Kota Semarang.
Sejak lama, lumpia dikenal sebagai salah satu kuliner khas Kota Semarang. Tak heran, penjual lumpia marak ditemukan di Kota Atlas ini.
Ternyata, selain lumpia, Kota Semarang juga memiliki kampung sentra pembuat kulit lumpia yang berdiri sejak 1980-an. Tepatnya di Kampung Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang.
Laman Kompas.com menyebut, sebagian besar warga yang tinggal Gang Kranggan Dalam itu tampak sibuk dengan adonan, wajan, dan kompor pemanas kulit lumpia. Salah satu di antaranya, rumah produksi Kulit Lumpia Bu Lilik.
Di sana mereka mengolah adonan yang terbuat dari tepung terigu, garam, minyak, dan air. Sedangkan tiga orang lainnya sudah bersiap memasak adonan menjadi kulit lumpia.
Rumah produksi itu sudah berdiri sejak tahun 1980-an. Dalam satu hari, bisa memproduksi sekitar 10.000 lembar kulit lumpia.
“Saya sekarang generasi kedua. Kalau di sini, termasuk salah satu yang tertua. Ya syukur, pembeli bisa meningkat seiring berjalannya waktu. Walaupun tidak bisa dipungkiri, saingannya juga semakin banyak,” jelas Desy kepada Kompas.com.
Terdapat dua jenis kulit lumpia yang dijualkan di rumah produksinya itu. Yaitu kulit lumpia berukuran tanggung dan besar.
Untuk kulit lumpia tanggung, tambah Desy, dijual dengan harga Rp 45.000 per seratus lembar. Sedangkan ukuran besar, Rp 60.000 per seratus lembar.
“Banyak langganan, kalau yang di Semarang mungkin ada Lumpia Pandanaran, Lumpia Mbak Lien, Ungaran juga ada, setiap hari pasti ada yang ke sini. Ngirim juga ke Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jombang, Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta,” tutur Desy.
Asal tahu, kulit lumpia yang sempurna harus memiliki tekstur yang halus, tipis, kering, dan tidak gosong. (Hilal)